Interest | Wellness

Tak Selamanya Jus Detox Baik untuk Kesehatanmu

Minggu, 23 Feb 2025 15:00 WIB
Tak Selamanya Jus Detox Baik untuk Kesehatanmu
Ilustrasi jus detox/Foto: Freepik
Jakarta -

Sadar akan pola hidup sehat tidak ada salahnya. Namun ingatnya sesuatu yang berlebihan juga tidak terlalu baik. Diet saja dianjurkan ada cheating-nya, itu pun harus diperhatikan perihal porsi dan jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Jus detox yang terdiri dari campuran buah dan sayur misalnya, dipercaya sebagai super food yang mudah dan menyehatkan tubuh. Tapi siapa sangka, si paling super ini justru menimbulkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak seharusnya dan jarak waktu berdekatan. Lho kok bisa?

Jus detox memang dipercaya bisa membersihkan perut dan usus yang telah dipenuhi lemak atau sisa tepung yang kita konsumsi setiap hari. Bukan hanya itu, minuman ini juga dipercaya bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Tapi siapa sangka, menurut studi terbaru menunjukkan kalau cuma mengonsumsi jus detox ini selama tiga hari berturut-turut bisa memicu perubahan negatif pada bakteri usus dan mulut yang terkait dengan peradangan dan penurunan kognitif.

Dikutip Everyday Health, dalam studi tersebut menemukan kalau pola makan yang hanya mengonsumsi jus detox selama tiga hari meningkatkan jumlah bakteri yang terkait dengan permeabilitas usus atau yang lebih dikenal usus bocor dan kondisi peradangan, sehingga meningkatkan kekhawatiran pembersihan jangka panjang.

"Seberapa cepat dan signifikannya perubahan mikrobioma oral. Hanya dalam waktu tiga hari, kami mengamati perubahan nyata pada bakteri yang diketahui tumbuh subur pada gula sederhana dan menyebabkan peradangan," ungkap salah satu penulis senior, Melinda Ring, MD, seorang dokter di Northwestern Medicine dan direktur Osher Center for Integrative Health di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago.

Jus Meningkatkan Bakteri 'Jahat' di Mulut

Jus itu mempengaruhi susunan mikrobioma oral    mikroba "baik" dan "jahat" di mulut. Saat menilai mikrobioma oral, para ilmuwan menemukan penurunan bakteri Firmicutes yang bermanfaat dan peningkatan Proteobacteria, kelompok bakteri yang terkait dengan peradangan.

"Mikrobioma oral merupakan garis depan paparan mikroba pada tubuh, yang berperan penting dalam penguraian makanan dan interaksi dengan sistem imun. Perubahan pada mikrobioma oral dapat berdampak berjenjang ke seluruh tubuh," kata Dr. Ring.

Bakteri berbahaya di mulut dapat berpindah ke usus, menyebabkan ketidakseimbangan dan peradangan di sana, katanya.

"Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mulut yang buruk terkait dengan penyakit sistemik, termasuk penyakit jantung , diabetes, dan kondisi radang usus. Hubungan antara mikrobioma mulut dan usus menunjukkan bahwa menjaga kesehatan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan pencernaan dan sistemik secara keseluruhan," kata Ring.

Oleh sebab itu, konsumsinya juga harus berhati-hati apalagi dikonsumsi dalam jangka panjang. Jus detox ini memang bisa melengkapi asupan buah dan sayur, kurangnya serat dalam detoksifikasi 'hanya jus' bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam mikrobioma dan meningkatkan peradangan.

"Daripada mengonsumsi jus, saya sarankan untuk mengonsumsi makanan utuh yang kaya serat, atau jika Anda suka membuat jus, pertimbangkan untuk mencampurnya daripada membuat jus untuk mempertahankan serat. Bagi mereka yang mencari manfaat "pembersihan", berfokus pada makanan utuh yang kaya serat, hidrasi , dan meminimalkan gula tambahan dapat menjadi cara yang lebih efektif dan berkelanjutan," katanya.

Minum Jus Detox Secukupnya

Serat memang menciptakan mikrobioma yang sehat, minum jus selama tiga hari kemungkinan tidak akan merugikan kesehatan secara keseluruhan. Sebab di beberapa situasi jus bisa membantu seseorang melengkapi kebutuhan seratnya.

"Misalnya, diet jus segar sementara mungkin bermanfaat bagi penderita penyumbatan tinja, gangguan autoimun, atau kondisi kulit yang memerlukan bolus besar [dosis tunggal] vitamin dan mineral. Atau seseorang yang baru saja menyelesaikan kemoterapi dan kurang nafsu makan serta merasa kesulitan untuk mengonsumsi cukup nutrisi yang dapat diberikan oleh jus," kata Jacquelin Danielle (JD) Fryer, RD , ahli diet-nutrisi kinerja di Banner Sports Medicine High Performance Center di Scottsdale, Arizona.

Tanpa serat, bakteri yang menyukai gula dapat berkembang biak. Menurut para penulis, kandungan gula yang tinggi dalam jus dapat memicu pertumbuhan bakteri yang berbahaya. Serat juga membantu memperlambat pencernaan dan penyerapan gula.

(DIR/DIR)

Author

Dian Rosalina

Description
Have experience be a journalist at least 6 years now, And i'm a new wife.
NEW RELEASE
CXO SPECIALS