Interest | Wellness

Mengenal Body Positivity dan Body Neutrality

Senin, 09 Sep 2024 18:30 WIB
Mengenal Body Positivity dan Body Neutrality
Mengenal Body Positivity dan Body Neutrality/Foto: Pexels: RDNE
Jakarta -

Menerima tubuh kita apa adanya bukanlah hal yang mudah. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat memicu emosi negatif dan bahkan berkontribusi pada gangguan makan (eating disorder). Banyak orang merasa tidak puas dengan tubuh mereka, baik saat bercermin, mengenakan pakaian tertentu, atau berbelanja pakaian. Dua pendekatan yang bisa membantu adalah body positivity dan body neutrality.

Apa Itu Body Positivity?

Body positivity adalah pandangan positif terhadap tubuh kita, terlepas dari bentuk, ukuran, atau atribut lainnya. Pendekatan ini menekankan untuk mencintai tubuh kita, meskipun tidak sempurna menurut standar masyarakat. Contohnya, saat bercermin, kita bisa mengatakan hal-hal positif tentang tubuh kita, seperti "Aku suka kakiku karena terlihat cantik dengan celana ini," atau "Walaupun perutku tidak rata, aku tetap terlihat menarik."

Apa Itu Body Neutrality?

Di sisi lain, body neutrality lebih fokus pada penerimaan tubuh tanpa harus selalu mencintainya. Pendekatan ini menekankan apa yang bisa dilakukan tubuh kita, bukan hanya bagaimana tampilannya. Misalnya, kita bisa berkata, "Tubuhku hebat karena memungkinkanku melakukan hal-hal yang kusuka," atau "Tubuhku luar biasa karena telah memberiku banyak rezeki atas kemampuannya dalam bekerja."

Sejarah Body Positivity dan Body Neutrality

Gerakan body positivity dimulai pada tahun 1960-an sebagai bentuk aktivisme melawan stigma negatif terhadap berat badan. Gerakan ini menekankan bahwa setiap orang berhak mendapatkan rasa hormat dan perlakuan yang adil, terlepas dari bentuk atau ukuran tubuhnya. Namun, meskipun memiliki tujuan yang baik, body positivity kadang terfokus hanya pada penampilan dan terkadang membuat tekanan untuk selalu mencintai tubuh, sesuatu yang tidak realistis bagi sebagian orang.

Untuk mengatasi kelemahan ini, lahirlah body neutrality sekitar tahun 2015. Pendekatan ini memberikan perspektif bahwa kita lebih dari sekadar tubuh serta fokus pada kemampuan tubuh dan menghargai apa yang tubuh bisa lakukan.

Menggabungkan body positivity dan body neutrality dapat memberikan keuntungan. Body positivity membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi pikiran negatif, sedangkan body neutrality berguna saat kita merasa sulit untuk bersikap positif. Dengan body neutrality, kita tidak perlu memaksa diri untuk mencintai tubuh setiap waktu, cukup dengan menerima dan menghargainya.

Saat bangun di pagi hari, tanyakan pada diri kita pendekatan mana yang sesuai dengan perasaan kita pada hari itu. Jika kita ingin fokus pada body positivity, coba temukan hal-hal yang kita sukai dari penampilan dan ucapkan dengan lantang. Jika kita lebih memilih body neutrality, fokuslah pada kemampuan tubuh yang sudah membawa kita pada hari ini.

Meskipun mungkin tidak realistis untuk mencintai tubuh setiap saat, kita tetap bisa menghargainya atas apa yang bisa dilakukannya. Cobalah mencintai diri sendiri ketika memungkinkan dan terimalah tubuh kita saat mencintainya terasa sulit. Kedua pendekatan ini sama-sama berharga dan dapat membantu kita lebih nyaman dengan tubuh kita apa adanya.

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS