Interest | Wellness

Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Mungkin Kamu Mengidap Onychophagia

Rabu, 26 Jun 2024 16:18 WIB
Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Mungkin Kamu Mengidap Onychophagia
Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Mungkin Kamu Mengidap Onychophagia/ Foto: Precinbe/Getty Images
Jakarta -

Pernah melihat karakter kartun yang sedang ketakutan? Biasanya, mereka mulai menggigit kuku dengan cepat sambil gemetar. Sekilas, menggigit kuku memang refleks yang normal saat seseorang sedang dalam kondisi khawatir atau gugup. Tetapi, di luar alasan tersebut, tidak sedikit yang melakukan kebiasaan ini karena hanya merasa bosan atau sekadar untuk mendapatkan kepuasan tersendiri, tanpa didasari alasan yang jelas. Dalam dunia psikologi, kebiasaan ini dinamakan onychophagia...

Onychophagia dianggap sebagai gangguan kebiasaan oral yang patologis, biasanya ditandai dengan kebiasaan menggigit kuku yang kronis dan tidak terkendali hingga dapat merusak kesehatan kuku dan jaringan yang mengelilinginya. Sama halnya seperti kebiasaan menggigit bibir, onychophagia dikategorikan sebagai repetitive behaviour disorder yang menjadi bagian dari Other Specified Obsessive-Compulsive and Related Disorder, atau salah satu kategori OCD.

Onychophagia, Kebiasaan Menggigit Kuku

Melansir Psychology Today, ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki tendensi untuk melakukan hal ini, di antaranya ialah kecemasan, stress, malu akan tampilan kuku, ketakutan akan orang lain yang jijik saat melihat kondisi kuku, hingga faktor sosial seperti hubungan keluarga atau pertemanan yang tidak harmonis yang menyebabkan penarikan diri dari lingkaran sosial tersebut dengan sengaja.

Menurut penelitian, tujuan paling umum di balik kebiasaan ini ialah untuk mengurangi rasa kecemasan, gugup, bosan, kesepian, bahkan lapar. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa orang yang memiliki sifat sangat perfeksionis juga cenderung memiliki kebiasaan ini dan menggigit kuku sebagai alat pelampiasan untuk meluapkan frustrasinya.

Dampak kebiasaan menggigit kuku ini bervariasi mulai dari kuku yang rusak, infeksi kulit, infeksi jamur, hingga masalah mulut dan gigi. Pengidap onychophagia juga berisiko mengalami infeksi saluran pencernaan jika ada kuku yang tidak sengaja tertelan. Sebab, tangan dan kuku kita seringkali membawa virus atau bakteri yang berbahaya bagi tubuh.

Jika kamu hanya melakukan ini sesekali, kamu tidak perlu khawatir. Kebiasaan menggigit kuku ini memang dimulai saat kecil, lalu intensitasnya akan bertambah seiring masa remaja dan umumnya akan berhenti saat seseorang sudah menginjak umur 30 tahun.

Tetapi, kalau kamu memiliki tendensi yang tidak terkendali untuk menggigit kukumu terus menerus, maka mulailah ambil langkah awal untuk mengurangi frekuensinya melalui serangkaian aktivitas yang akan menghambatmu untuk menggigit kuku seperti memotong kuku, menggunakan kuteks, atau mengenakan sarung tangan. Selain langkah di atas, kamu juga bisa mengidentifikasi trigger dari tendensi dalam menggigit kuku dan menggantinya ke kebiasaan yang lebih sehat, seperti berinteraksi dengan stress ball atau fidget toy.

(HAI/alm)

Author

Hani Indita

NEW RELEASE
CXO SPECIALS