Pernahkah kamu berada dalam situasi di mana memilih dan memesan menu makanan di restoran saja terasa sulit serta membingungkan? Tenang, kamu tidak sendiri. Dikutip News 18, menurut sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh jaringan restoran Inggris, Prezzo, menemukan bahwa Gen Z menderita sindrom yang dikenal sebagai "menu anxiety".
Menu anxiety merupakan salah satu bentuk stres yang dipicu oleh perasaan tidak nyaman saat melihat menu makanan di restoran. Prezzo melakukan survei lebih dari 2.000 pengunjung mengenai kenyamanan mereka saat bersantap di luar. Gen Z adalah demografi yang melaporkan menu anxiety cukup tinggi, yakni 34 persen.
Mereka mengaku kalau tidak bisa duduk sendiri untuk memesan makanan. Para Gen Z ini meminta orang lain yang datang bersama mereka untuk berbicara dengan pelayan dan memesankan makanan atas nama mereka. CEO Prezzo, Dean Challenger, mengatakan walaupun orang suka makan di luar, di saat yang bersamaan situasi di mana harus memilih dan memesan membuat sebagian orang stres.
Adapun faktor yang mempengaruhinya antara lain seperti kekhawatiran responden karena tidak menemukan menu yang mereka sukai atau kemudian menyesali apa yang mereka pesan. Beberapa di antaranya-sekitar 40 persen konsumen Gen Z-bahkan menyatakan kalau mereka tidak akan pergi makan, kalau tidak tahu menunya.
"Tekanan eksternal memiliki dampak yang signifikan terhadap cara Gen Z berinteraksi dengan makanan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih mungkin merasakan tekanan untuk makan dengan cara tertentu untuk menunjukkan bahwa mereka sehat (60%), peduli terhadap lingkungan (51%), dan peduli terhadap isu-isu politik tertentu (48%)," kata Jimmy Szczepanek, direktur pelaksana pangan di Ketchum seperti dikutip The Food Institute.
Arus Informasi Digital Jadi Penyebabnya
Pakar komunikasi, Cedar Roach, mengatakan Gen Z adalah generasi yang sepenuhnya berinteraksi melalui media digital. Arus informasi yang mereka dapatkan bagaikan tsunami yang tidak berhenti setiap harinya. Ditambah, mereka senang menonton rekomendasi makanan yang ditampilkan oleh para influencer dan ingin makanan mereka terlihat cantik di media sosial.
"Akibatnya, Gen Z menderita apa yang disebut sebagai 'decision fatigue' dan sebagai akibatnya sekitar 48% merasa cemas sepanjang waktu. Jadi, menu anxiety hanyalah manifestasi dari decision fatigue yang dialami oleh Gen Z secara keseluruhan," ujarnya.
Ia pun mencoba memberikan saran bagaimana Gen Z bisa mengatasi menu anxiety ini. Roach menyarankan agar beberapa restoran membatasi pilihan menu mereka dengan deskripsi yang singkat dan memberikan visualisasi yang lebih banyak serta interaktif.
Ditambah lagi, sebagai generasi yang melek digital, Gen Z terkenal mempunyai rentang perhatian yang rendah sehingga melihat menu yang menarik secara visual adalah hal yang penting dan berpotensi membuat mereka terhindar dari menu anxiety. Sementara untuk kita sendiri, sebaiknya memang mengambil beberapa waktu dan tidak usah terburu-buru untuk menentukan pilihan makanan yang akan dipesan.
Mengatasi menu anxiety pada diri sendiri bisa juga dilakukan dengan mempersempit pilihan makanan, dengan menentukan kategori atau jenis hidangan yang kamu sukai. Kalau masih sulit, cari saja menu spesial yang ada di restoran tersebut. Ingat, ini hanyalah memilih menu makanan bukan sebuah keputusan yang akan mempengaruhi keseluruhan hidupmu.
Yuk, lebih tenang dan bijak ketika memilih menu makanan apa yang akan kamu pilih, serta membuatmu senang!
(alm)