Sudah satu bulan sejak meletusnya perang antara Hamas dan Israel di Gaza. Hari demi hari berbagai portal berita di seluruh dunia hingga media sosial diisi dengan informasi soal perang yang berkecamuk di Timur Tengah itu. Bahkan tiada hari tanpa berita korban jiwa yang berjatuhan mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Hal ini pun membuat hati kita yang jauh dari konflik merasa sakit dan semakin sedih karena tidak bisa membantu para korban dengan maksimal. Bahkan tidak sedikit juga di antara kamu mungkin merasakan takut dan cemas mengenai perang yang sedang disaksikan lewat pemberitaan dan informasi media sosial.
Meskipun kamu penasaran dengan perkembangan perang Hamas-Israel, kamu juga harus waspada dengan kesehatan mentalmu sendiri. Sebab, terlalu banyak mengonsumsi informasi terkait kasus tersebut, bisa mengganggu kesehatan mentalmu sendiri. Kita pun juga harus bersiap dengan sebuah fenomena terburuk yang dikenal sebagai doomscrolling.
Doomscrolling adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang terus-menerus berselancar di media sosial untuk mencari berita buruk. Dilansir The Conversation, sebuah penelitian menunjukkan bahwa paparan berita buruk dalam waktu singkat bisa meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan yang bertahan lama.
Bahkan orang yang rajin melakukan doomscrolling setiap hari sangat mungkin berisiko mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik, PTSD, OCD, hingga fobia sosial. Berita buruk juga bisa melanggengkan pemikiran negatif yang membuat perasaan tertekan karena tidak mampu berbuat banyak untuk menolong orang-orang tersebut.
Membatasi Informasi soal Perang
Tidak bisa dimungkiri media sosial layaknya lautan lepas yang luas. Kamu bisa menemukan apa saja di sana, apalagi di tengah konflik yang bergejolak antara Hamas-Israel, tidak sulit untuk menemukan gambar atau video korban-korban yang berjatuhan. Meskipun kamu sangat penasaran, tetapi ada baiknya kamu membatasi informasi soal konflik demi kesehatan mentalmu sendiri. Coba cara ini:
1. Mengakui Perasaan
Banyak orang yang mencoba mengabaikan perasaan mereka dengan mengatakan hal-hal seperti "Banyak yang berjuang di sana untuk hidup, bahkan untuk berlindung saja mereka tidak ada. Kenapa saya hanya di sini saja." Walau pasti ada orang yang menderita, hal ini tidak berarti perasaan yang kamu miliki tidak valid.
Tidak masalah kamu punya perasaan yang campur aduk antara bersyukur masih diberikan perlindungan dan sedih karena masih ada orang yang menderita. Mencoba untuk merasionalisasi atau mengabaikan emosi yang dirasakan justru malah membuat kamu semakin emosional.
Oleh sebab itu, ada baiknya kamu mengakui dan menerima perasaan sedih dan marah yang kamu rasakan pada konflik yang terjadi tanpa perlu menghakimi dirimu sendiri. Itu akan mengurangi perasaan negatifmu.
2. Terlibatlah dengan Perasaanmu
Narasi yang muncul di pemberitaan maupun media sosial mungkin akan memicu pengalaman pribadimu tentang perasaan tidak berdaya atau tidak terkendali, perasaan kehilangan, kenangan takut berpisah dari orang-orang tercinta, atau ketidakpastian dalam hidup.
Kamu bisa menulis sebuah jurnal tentang perasaanmu dari hari ke hari atau berbicara dengan teman. Berbicara tentang pikiran yang sedang kamu alami akan mengurangi siklus stres dan bermanfaat untuk mengelola stres jadi lebih baik.
3. Lakukan Semampumu
Kalau kamu merasa tidak bisa membantu banyak orang-orang yang menderita di Palestina, setidaknya kamu bisa melakukan hal-hal praktis yang sedikit banyak bisa mengurangi beban mereka dan beban pikiranmu. Misalnya memberikan sumbangan langsung ke badan amal yang wadahi pemberian bantuan pada warga. Dengan begitu, kesehatan mentalmu dapat membaik karena bisa membantu orang lain.
4. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Kamu mungkin tidak bisa menghindari berita soal perang sama sekali, tetapi pertimbangkan untuk mengendalikan dirimu sendiri untuk melihat berita tersebut. Caranya, hindari sebelum tidur dan di pagi hari karena meningkatkan kewaspadaan di otak-yang meningkatkan stres dan sulit untuk rileks. Kamu juga bisa mengalihkan pikiranmu dari situasi konflik dengan cara menciptakan pola pikir yang lebih positif dan tanggung yang dapat mengatasi kekhawatiran dengan lebih baik.
Meskipun perang Hamas-Israel masih berlangsung hingga saat ini dan korban jiwa yang semakin bertambah, membatasi konsumsi informasi terkait hal tersebut bukan berarti kamu tidak peduli. Tentukan waktu dan kendalimu atas apapun yang kamu saksikan di media sosial atau yang kamu baca di portal berita manapun. Selain itu, pastikan kamu selalu mengonsumsi berita yang jelas asal usulnya dan jangan termakan hoaks!
(DIR/alm)