Beberapa bulan belakangan cuaca di daerah-daerah Indonesia menunjukkan peningkatan dan tidak ada tanda-tanda hujan. Padahal kalau dihitung dalam kalender musim, Oktober masuk ke dalam musim hujan, namun yang terjadi justru cuaca semakin panas.
Sebagai warga di negara tropis, cuaca panas sudah menjadi 'makanan' sehari-hari untuk kita, tetapi bila terlalu ekstrem tubuh pun bisa mengalami gangguan kesehatan. Apalagi tubuh sebenarnya hanya punya sedikit toleransi kenaikan panas, naik 3 derajat saja, itu bisa mengancam nyawa seseorang.
Meski begitu, memang mau tidak mau kita mesti terbiasa dengan cuaca panas seperti ini. Caranya adalah dengan melatih tubuh untuk mencegah lonjakan temperatur tubuh ketika kita aktif bergerak di cuaca panas. Adapun strategi pre cooling atau pendinginan sebelum beraktivitas bisa membantu seperti minum minuman dingin, walau sifatnya sementara saja.
Manfaat Aklimasi Panas
Strategi yang lebih 'manjur' untuk melatih tubuh kala cuaca panas bisa dicontoh dari cara atlet-atlet. Atlet yang menerapkan protokol kesehatan sederhana sebelum berkompetisi di tengah panas rata-rata mempunyai performa lebih baik. Risiko cedera akibat panas pun lebih kecil.
Adalah latihan aklimasi panas (heat acclimation) yang kerap dilakukan oleh para atlet. Sebenarnya latihan ini pertama kali dibuat untuk pekerja tambah emas di bawah tanah pada 1940an. Mereka kerap terpapar temperatur lingkungan melebihi 50 derajat celsius dengan kelembaban hampir 100 persen.
Teknik ini yang dikenal sebagai terapi panas atau heat therapy bukan cuma terkait toleransi panas, melainkan juga seputar perbaikan kesehatan kardiovaskular. Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari latihan ini seperti:
- Terapi panas bisa menurunkan resting body temperature (suhu tubuh saat beristirahat), sehingga menyediakan cadangan lebih besar saat suhu tubuh inti kita naik sebelum heat stroke terjadi.
- Meningkatkan laju keringat yang mengoptimalkan potensi kehilangan panas melalui evaporasi, sehingga mengurangi kenaikan suhu tubuh kita.
- Meningkatkan volume plasma kita (bagian cair dalam darah) yang menurunkan tekanan kardiovaskular akibat kenaikan suhu inti, sekaligus memperbesar cadangan plasma guna mengendalikan laju keringat.
Selain ketiga manfaat itu, persepsi kenyamanan kita terhadap cuaca panas juga membaik, misalnya bisa menjaga kandungan garam, metabolisme, dan efek anti peradangan.
Latihan Heat Acclimation
Kamu bisa melakukan aklimasi parsial di rumah dan yang kamu butuhkan hanyalah bak mandi. Caranya, siapkan air bersuhu 40 derajat, setelah kamu berolahraga yang cukup berat, suhu tubuh kamu akan melewati ambang batas keringat, masuklah ke bak mandi tersebut selama 40 menit, menurut sebuah studi.
Studi tersebut menjelaskan bahwa mandi air panas hingga ke leher, hingga 40 menit setelah olahraga rutin, bisa menjadi aklimasi panas yang praktis dan ekonomis menghilangkan kebutuhan akan peningkatan beban latihan, akses ke ruang lingkungan atau berpindah ke iklim panas.
Sayangnya, manfaat latihan ini juga tidak berlangsung terlalu lama. Sebagian besar bertahan sekitar sepekan setelah paparan panas terakhir. Setelah itu, sekitar 75 persen manfaatnya akan hilang jika selama tiga minggu kamu tidak terpapar panas apapun.
Strategi untuk menghindari paparan panas berlebihan tetap menjadi hal terpenting, terutama bagi mereka yang lebih rentan terhadap cedera terkait panas, termasuk orang lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi penyakit tertentu seperti diabetes atau jantung.
Jadi yang bisa kita lakukan untuk melatih tubuh di tengah panasnya cuaca Indonesia, adalah menggabungkan metode aklimasi panas dengan strategi pencegahan seperti tidak berlama-lama berada di bawah sinar matahari dan tetap menjaga hidrasi agar tubuh tetap dingin.
(DIR/tim)