Banyak orang yang menganggap bahwa kedewasaan datang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Namun, sebuah riset menemukan bahwa tidak semua orang bertumbuh dewasa sesuai dengan bertambah usia. Adapula sebagian dari mereka yang dewasa secara emosional meskipun usianya belum tergolong dewasa. Lalu, apa itu yang dimaksud dengan dewasa secara emosional?
Dewasa secara emosional memiliki arti di mana seseorang mampu untuk mengontrol dirinya dalam memahami dan mengelola emosinya. Mereka juga cenderung tidak menganggap emosi sebagai suatu kelemahan, melainkan sebuah hal yang perlu dihargai dan tidak perlu ditutupi. Mengakui perasaan dan belajar dari masa lalu merupakan sebuah tanda bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan emosional.
Bagian dari dewasa secara emosional atau emotional maturity adalah pemahaman bahwa hal ini adalah sebuah proses yang tidak bisa didapatkan secara instan dan membawa title emotionally mature sepanjang hidup. Untuk memiliki pendewasaan secara emosional membutuhkan usaha dan dedikasi yang berkelanjutan agar dapat tumbuh dalam berbagai tahapan hidup.
Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dewasa secara emosional?
Tanda-tanda ketidakdewasaan emosional
Ketidakdewasaan emosional bermanifestasi dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui beberapa tanda-tandanya, kamu dapat mengetahui apakah ada beberapa aspek yang dapat kamu perbaiki atau tingkatkan agar bisa mencapai emotional maturity.
Tidak mampu mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan
Apakah kamu kerap menghindari perasaan yang dimiliki? Jika iya, mungkin kamu memiliki ketidakdewasaan emosional yang membuat kamu sulit atau lemah dalam mengekspresikan emosi yang dimiliki baik itu emosi positif maupun negatif.
Menyalahkan orang lain
Ketika sesuatu tidak sejalan dengan yang diinginkan atau diharapkan dan insting pertama yang dimiliki adalah menyalahkan orang lain, hal ini mengartikan bahwa kamu tidak mampu untuk introspeksi dan menyadari bahwa kamu juga berpengaruh dalam kegagalan yang dialami.
Tidak mau meminta tolong
Hal ini bisa dikatakan sebagai salah satu indikasi dari ketidakdewasaan emosional ketika kamu tidak mampu untuk menggunakan kemampuan komunikasi kamu untuk meminta pertolongan dari orang lain di saat kamu membutuhkannya. Kamu cenderung takut untuk dianggap insecure atau lemah, sehingga meminta tolong adalah hal yang sulit dilakukan.
Tidak merespon stres dengan baik
Ketika hari yang dijalani dapat membuat kamu tertekan, kamu justru menjadi defensif dan sensitif terhadap orang-orang di sekitar karena ketidakmampuan untuk mengelola stres dengan baik. Padahal, stres yang dialami ini biasanya merupakan sebuah akibat dari penekanan emosi yang terus-menerus dilakukan.
Bagaimana Cara untuk Memperbaiki dan Meraih Emotional Maturity?
Yang paling mendasar dari hal ini adalah belajar untuk mengidentifikasi dan memahami emosi yang dimiliki. Dengan menyadari akan apa yang sedang dirasakan, baik itu sedih, marah, dan malu, hal ini akan membuat kamu menyadari alasan mengapa kamu merasakan hal tersebut. Tidak hanya itu, kamu juga harus mulai untuk tidak merasa malu akan perasaan yang dimiliki, sadar untuk kapan harus merasa buruk tentang diri sendiri dapat memberimu pilihan untuk melakukan perubahan. Melepaskan rasa malu juga membuat kamu bebas untuk mengendalikan tindakan dengan cara sendiri.
Kini kamu sudah memahami apa arti dari kedewasaan emosional atau emotional maturity, kamu bisa belajar untuk berhenti memendam perasaan dan takut akan judgment orang lain. Emotional maturity dapat membantu kamu untuk berkomunikasi lebih baik dengan orang lain dan memiliki hubungan yang lebih sehat dengan mengekspresikan diri secara lebih jelas.
Pahamilah bahwa emosi yang dirasakan olehmu sangat valid dan semakin besar penerimaan kamu terhadap emosi yang dimiliki maka semakin dewasa juga kemampuan kamu dalam mengendalikan emosi. Mungkin akan sulit bagi kamu untuk melakukannya di awal, namun seiring berjalannya waktu semuanya akan menjadi lebih mudah.
(DIP/tim)