Normalnya, pagi adalah waktu yang tepat untuk memulai hari baru dengan penuh semangat. Ditambah kamu sudah tidur cukup setidaknya 6 sampai 8 jam di malam hari, seharusnya energimu telah kembali terisi dan tidak terasa lelah. Namun tidak semua orang senang ketika pagi menjelang, beberapa orang mungkin berjuang untuk bangun dari tempat tidur, bahkan hanya untuk minum segelas air.
Jika kamu merasakan suasana hati yang buruk, mudah tersinggung, atau sangat malas untuk melakukan kegiatan di pagi hari, mungkin saja kamu mengalami kondisi yang disebut dengan morning depression.
Morning depression adalah gejala depresi klinis yang terjadi hanya di pagi hari. Meskipun kondisi ini tidak diakui sebagai suatu gangguan mental atau jiwa, tapi kemungkinan gejala ini adalah salah satu tanda kamu mengalami depresi klinis.
Dilansir WebMD, morning depression bisa menjadi bagian dari variasi suasana hati diurnal mengacu pada fakta bahwa gejala depresi klinis bisa naik dan turun sepanjang hari. Biasanya, kondisi ini lebih buruk pada pagi hari saja, namun membaik pada sore atau malam hari.
Kamu mungkin akan merasa sedih dan kehilangan minat terhadap apapun. Tetapi, yang paling menonjol saat kamu bangun di pagi hari adalah kamu tidak merasakan energi apapun, merasa kesal, sulit bangun dari tempat tidur, dan merasa frustasi karena tidak bisa memulai apapun.
 Ilustrasi depresi di pagi hari/ Foto: Unsplash |
Penyebab Morning Depression
Tidur semestinya membuat tubuh kita beristirahat dan meregenerasi sel-sel yang dapat meningkatkan energi di pagi hari. Namun jika seseorang sama sekali tidak berenergi di pagi hari, kemungkinan ada gangguan di sistem tubuhmu, terutama aktivitas tidur. Selain itu, berikut adalah hal-hal yang mungkin menyebabkan morning depression pada seseorang.
1. Ritme Sirkadian yang Terganggu
Ritme sirkadian adalah jam alami yang ada di setiap tubuh seseorang. Normalnya ritme sirkadian dapat membantu kamu untuk menentukan kapan harus tidur dan kapan harus bangun.
Selain itu, ritme ini juga mengatur detak jantung, suhu tubuh, energi, pikiran, kewaspadaan, dan suasana hati. Jika ritme sirkadianmu terganggu atau tidak normal, kualitas tidurmu pun akan buruk dan kemungkinan kamu mengalami gejala-gejala depresi.
2. Hormon Stres yang Tinggi
Tubuhmu melepaskan zat kimia yang disebut kortisol sebagai respons terhadap situasi fight or flight. Hormon stres meningkatkan detak jantung, pernapasan, tekanan darah, dan gula darah.
Terlalu banyak kortisol bisa dikaitkan dengan kecemasan dan depresi. Biasanya, kadar kortisol melonjak di pagi hari, dan membuat seseorang bisa merasa sedih. Tapi, ketika jadwal tidurmu terganggu, hormon-hormon ini akan berproduksi secara tidak teratur dan menyebabkan ketidakseimbangan yang berujung pada morning depression.
3. Peradangan
Beberapa penelitian telah menemukan bahan kimia penyebab peradangan tingkat tinggi yang disebut interleukin 6 (IL-6) di otak orang dengan depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Tingkat IL-6 naik dan turun pada waktu yang berbeda, tetapi pagi hari adalah periode puncak yang umum. Satu studi menemukan bahwa pada beberapa orang, jumlah IL-6 naik dalam semalam dan mencapai tingkat tertinggi mendekati waktu puncak kortisol.
Morning depression sebenarnya adalah tanda paling mudah melihat apakah kamu mengalami gejala depresi atau tidak. Semakin morning depression yang kamu alami memburuk, sebaiknya kamu segera bicara pada dokter atau pelayanan kesehatan mental untuk memahami kondisi yang sedang dialami.
Selain itu, melakukan kebiasaan baik di pagi hari seperti tidur cukup-tidak berlebihan atau kurang akan membuatmu terbiasa dengan mood yang baik. Lakukan hal-hal yang akan membuat suasana hati lebih senang, misalnya sarapan, menyiram tanaman, atau bermain game. Hindari untuk membuka email kantor atau membuka media sosial saat pertama kali bangun, jagalah mentalmu sendiri dengan menghindari dunia maya sebelum memulai hari.
(DIR/alm)