Bukan menjadi hal yang aneh lagi apabila kita melihat segelintir video manifestasi akan suatu hal, baik itu mengenai seseorang maupun material di halaman FYP TikTok. Manifestasi ini dilakukan di dalam pikiran dengan meyakini bahwa suatu hal yang diinginkan akan menjadi suatu kenyataan.
Anehnya lagi, banyak yang memberikan testimoni bahwa manifestasi yang dilakukan kerap berhasil dan apa yang diinginkan dan diyakini akan terjadi benar-benar hadir di dalam kehidupannya. Meskipun demikian, banyak pula yang tidak percaya akan perihal manifestasi ini karena dianggap mustahil. Lalu, seperti apa manifestasi menurut pandangan psikologi?
Manifestasi Menurut Pandangan Psikologi
Secara umum, manifestasi adalah sebuah pola pikir untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Seringkali orang mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih besar ke dalam hidup mereka, bersama dengan hal-hal lain seperti karier yang sukses dan hubungan yang langgeng. Manifestasi dimulai dengan mengubah cara berpikir tentang peluang-peluang yang ada di dalam hidung dan memvisualisasikan pikiran atau impian tersebut sambil mengharapkan hal-hal tersebut benar-benar akan menjadi kenyataan di dalam hidup.
Praktik manifestasi sering dianggap mustahil dan bahkan dianggap sebagai pseudoscience. Istilah pseudoscience itu sendiri adalah sebuah keyakinan yang dianggap didasari oleh sebuah metode ilmiah, padahal nyatanya tidak. Bahkan yang menjadi kekhawatiran para psikolog adalah fakta bahwa manifestasi ini hanya dapat membawa seseorang dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, anxiety disorder atau diagnosis kesehatan mental lainnya ke titik di mana ia memandang negatif akan dirinya sendiri.
Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Carol Dweck, Ph.d.--seorang psikolog dan penulis Mindset: The New Psychology of Success menunjukkan bahwa memiliki pola pikir "yakin" dapat berdampak positif pada cara seseorang menjalani hidup secara umum. Ia mengajarkan bahwa seseorang dapat tumbuh dan beradaptasi serta mempelajari keterampilan baru untuk mencapai keberhasilan yang ingin didapatkan. Ia juga mengajarkan bahwa memiliki mindset layaknya sedang bermanifestasi dapat membuat seseorang lebih tangguh menghadapi kesulitan dan adaptif terhadap tantangan.
Manifestasi juga dapat dikatakan sebuah bentuk ekspektasi. Ekspektasi ini apabila direkam terus-menerus dalam otak dan mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkannya, alhasila bisa menjadi sebuah kenyataan. Hal ini adalah sebuah proses alami, di mana keyakinan tersebut secara tidak sadar akan mengubah persepsi tentang diri sendiri dan sekitar. Sebagai contoh, apabila seseorang memanifestasi untuk memiliki lingkungan yang sehat dan dapat menuntunnya ke arah self-development yang lebih baik, maka secara sadar atau tidak sadar, seseorang akan menganalisa sekitarnya untuk mencari tahu apakah ia harus berusaha meninggalkan lingkungannya untuk mencapai ekspektasi yang dimilikinya.
Namun, bagaimana dengan orang-orang yang bermanifestasi dalam diam tanpa melakukan aksi apapun? Ya tentu saja hal ini tidak akan membuahkan hasil. Manifestasi yang tidak dibarengi oleh semangat dan aksi untuk mencapai ekspektasi tersebut sudah pasti tidak akan membawa kamu kemana-mana. Dengan tidak melakukan apa-apa, manifestasi tersebut hanya akan menjadi sebuah angan-angan semata.
(DIP/DIR)