Belum lama ini, publik dunia maya dihebohkan dengan potret sebuah surat edaran tak biasa dari universitas di Aceh. Surat tersebut berisikan tentang keluhan dosen soal beberapa mahasiswa yang bau badan dan membuat kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi terganggu. Selain itu, isi surat tersebut juga disertai imbauan kepada seluruh mahasiswa untuk lebih memperhatikan kebersihan diri dan cara-cara untuk menghilangkan bau badan.
Sontak hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen. Ada yang beranggapan bahwa para mahasiswa yang bersangkutan menjalani gaya hidup yang kurang bersih, sehingga bau badan mereka mengganggu orang lain. Sementara di kalangan mahasiswa sendiri tindakan menyebar surat pemberitahuan tersebut dianggap kekonyolan dan malah mempermalukan mahasiswa di depan masyarakat.
Terlepas dari itu semua, bau badan yang tidak sedap memang bisa mengganggu orang lain. Namun kebanyakan orang segan untuk memberitahukan orang yang bersangkutan secara langsung karena dapat menyinggung perasaan. Saat beranjak remaja, saya pun sempat bermasalah dengan bau badan yang tidak sedap. Bahkan ibu saya pun mengeluhkan bau badan yang saya alami sangat mengganggu penciuman beliau.
Ibu saya pun pernah memberitahu saya bahwa orang yang mengalami bau badan yang tidak sedap bisa jadi karena keturunan, menular dari orang lain, dan karena makan-makanan sembarangan. Ia pun sempat menakut-nakuti saya kalau bau badan yang tidak sedap ini akan bertahan seumur hidup jika saya tidak mau berubah. Perkataan ibu pun membuat saya percaya selama beberapa tahun dan sempat membuat saya sedih juga takut.
Tapi nyatanya, bau badan tak sedap tidak akan bertahan seumur hidup kok. Mengubah gaya hidup dan memakai produk-produk yang mengandung antiperspiran akan mengurangi bau badan. Faktanya, keringat kita tidak berbau, tetapi ketika bakteri di kulit bercampur dengan keringat, inilah yang menyebabkan bau tidak sedap.
Bau yang dihasilkan pun bermacam-macam seperti manis, asam, atau tajam seperti bawang. Ternyata, ada dua jenis kelenjar keringat dalam tubuh, yaitu ekrin dan apokrin. Dari keduanya, kelenjar apokrin yang bertanggung jawab menjadi kelenjar untuk menghasilkan bau badan.
Penyebab Bau Badan
Dilansir Cleveland Clinic, bau badan terjadi ketika bakteri di kulit bersentuhan dengan keringat. Kulit kita secara alami ditutup dengan bakteri. Saat kita berkeringat, air, garam, dan lemak bercampur dengan bakteri ini dan bisa menimbulkan bau tak sedap.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain seperti apa yang kamu makan, hormon tubuhmu, atau obat-obatan yang kamu konsumsi. Selain itu, kelainan kesehatan seperti hiperhidrosis bisa membuat seseorang berkeringat secara berlebihan, sangat rentan mengalami bau badan. Faktor lainnya yang memicu bau badan bisa karena olahraga yang berlebihan, stres atau cemas, cuaca panas, obesitas, dan genetika.
Makanan yang kamu konsumsi pun bisa turut andil menyebabkan masalah bau badan. Mulai dari terlalu banyak makan bawang putih, kubis, brokoli, kembang kol, daging merah, kafein, makanan pedas, dan juga monosodium glutamat (MSG). Jadi cobalah untuk mengubah pola makanmu dan kurangi makanan tersebut.
Produk Antiperspiran dan Kebersihan Diri
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh pihak kampus di Aceh tersebut tidak sepenuhnya salah. Imbauan tentang menjaga kebersihan diri dan memakai produk antiperspiran pun telah benar dilakukan. Namun sayangnya, masih banyak orang percaya bahwa deodoran dapat menyebabkan kanker. Padahal sejatinya, produk itulah yang bisa jadi solusi dari permasalahan bau badanmu selama ini.
Kebersihan diri pun penting kamu lakukan untuk mengurangi bau badan yang kurang sedap tersebut. Seperti mandi dua kali sehari, mencuci pakaian secara teratur, hindari pakaian yang ketat, dan cobalah untuk mengurangi stresmu dengan mencari hal yang membuatmu senang.
Tapi setelah kamu melakukan semuanya namun kamu masih mengalami bau badan, ada kemungkinan hal ini dipicu oleh penyakit-penyakit tertentu. Seperti diabetes, asam urat, mati haid, tiroid yang terlalu aktif, penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit menular lainnya. Oleh sebab itu, jika kamu sudah melakukan pencegahan, menggunakan produk-produk yang mengandung antiperspiran, dan mengubah gaya hidup jadi lebih sehat, tetapi tetap bau badan, ada baiknya segera konsultasikan hal ini ke dokter. Bisa saja ada hal lain yang melatarbelakangi masalah bau badanmu.
(DIR/tim)