Bagi para perempuan, menjalani siklus menstruasi bukanlah suatu hal yang nyaman untuk dilalui. Bahkan, sangat banyak stigma dan mitos beredar mengenai hal seputar menstruasi yang membuat para perempuan merasa terkekang karenanya. Salah satu mitos yang sering kita ketahui seputar menstruasi adalah perihal sanitary pads atau pembalut.
Penggunaan sanitary pads atau pembalut di Indonesia adalah hal yang paling umum. Dibandingkan dengan menstrual cups, tampon dan yang lainnya, sebanyak 95 persen perempuan di Indonesia menggunakan pembalut sekali pakai. Meskipun demikian, mitos-mitos yang beredar mengenai penggunaan pembalut sampai saat ini masih ramai diperdebatkan oleh semua kalangan. Berikut ini adalah beberapa mitos seputar pembalut yang perlu diketahui kebenarannya.
Ilustrasi pembalut/ Foto: Freepik |
Pembalut dapat menyebabkan kanker serviks
Banyak yang mengatakan bahwa penggunaan pembalut harian sekali pakai dapat menyebabkan kanker serviks. Hal ini diklaim karena adanya penggunaan bahan kimia dan pewangi buatan dalam pembuatan pembalut yang dapat menyebabkan penyakit, virus bahkan kanker. Padahal faktanya, hal ini sangatlah tidak benar. Kanker serviks secara umum disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV sejauh ini hanya diketahui diakibatkan oleh sekitar 13 jenis virus yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sehingga, mitos pembalut dapat menyebabkan kanker serviks adalah hal yang salah.
Scented pads lebih baik dan dapat mengurangi bau darah
Hingga saat ini, banyak perempuan yang memilih untuk menggunakan pembalut yang memiliki wewangian tertentu untuk mengurangi bau amis akibat menstruasi. Padahal, penggunaan wewangian pada pembalut adalah hal yang tidak begitu disarankan.
Memisahkan sampah pembalut agar tidak tertular kanker
Mitosnya, sampah pembalut yang dibuang sembarangan adalah hal yang dilarang karena apabila tersentuh diklaim dapat menyebabkan kanker. Padahal, hal yang satu ini sangatlah tidak masuk akal karena kanker pada dasarnya disebabkan oleh mutasi sel kanker yang mengganas dan dipicu oleh faktor genetik atau pola makan yang buruk. Lagipula, kanker bukanlah jenis penyakti yang dapat tertular, apalagi melalui sentuhan. Meskipun demikian, membuang pembalut memang tidak boleh sembarangan dan harus pada tempatnya.
Ilustrasi pembalut/ Foto: Freepik |
Tidak mencuci pembalut dapat digentayangi setan
Hal yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kamu, kan? Pasalnya, banyak yang mengatakan bahwa pembalut yang sudah dipakai harus dicuci hingga bersih sebelum dibuang, karena apabila tidak mitosnya kamu akan digentayangi hantu karena bau anyir dari pembalut yang dibuang. Padahal faktaya, mencuci pembalut adalah hal yang tidak begitu disarankan, hal ini dikarenakan pembalut yang sekali pakai seharusnya memang langsung dibuang saja dan tidak perlu dicuci lagi karena pada beberapa pembalut yang menggunakan gel sebagai penampung cairan apabila dicuci dapat hancur dan justru malah membuat aliran pembuangan air menjadi mampet.
Nah, itulah beberapa mitos mengenai sanitary pads atau pembalut sekali pakai yang kini masih beredar. Penting bagi kamu untuk memilah mana klaim yang benar dan mana yang salah mengenai hal yang satu ini. Namun, yang paling penting adalah kamu harus selalu menjaga kebersihan dan rajin mengganti pembalut ketika sedang beraktivitas, terutama apabila kamu memasuki heavy flow cycle dalam periode menstruasimu.
(DIP/DIR)