Belum lama ini, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi kasus pertama penderita monkeypox atau cacar monyet di DKI Jakarta. Dari 22 kasus discarded yang dilaporkan, hanya satu yang terkonfirmasi cacar monyet. Satu pasien terinfeksi cacar monyet tersebut diketahui merupakan pria berusia 27 tahun yang mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, gejala yang dikeluhkan pasien pada 14 Agustus 2022 tersebut antara lain demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan muncul cacar atau ruam di wajah, telapak tangan, kaki, dan sebagian area genital. Meskipun Kemenkes belum menyatakan bahwa monkeypox sebagai darurat kesehatan nasional, tapi tidak ada salahnya untuk mencegahnya. Sebab, cacar monyet merupakan penyakit yang cukup mudah menular.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Matahari Arsy, SpKK dikutip detikHealth, mengatakan cacar monyet mudah menular antar manusia. Bahkan sangat berbahaya bagi ibu hamil. "Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui kulit dengan lapisan yang rusak, selaput lendir (mata, mulut, hidung) ataupun melalui udara yang masuk ke dalam saluran pernapasan (aerogen). Selain itu, virus ini juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke janin melalui darah," paparnya.
Cacar Monyet/ Foto: UCLA |
Untuk itu pencegahan sangat penting dilakukan daripada harus tertular karena sekalinya seseorang tertular cacar monyet, gejalanya cukup menyakitkan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah cacar monyet:
- Menghindari kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi cacar monyet.
- Hindari mengonsumsi daging hewan liar dan daging yang tidak dimasak dengan baik.
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun.
- Menggunakan masker dan sarung tangan saat berkontak langsung dengan penderita cacar monyet.
- Hindari bepergian ke daerah dan negara dengan jumlah kasus cacar monyet yang tinggi.
Lantas, bagaimana jika berkontak langsung dengan penderita?
Bila kamu berkontak langsung dengan pengidap cacar monyet, cobalah untuk mengobservasi dirimu seperti apakah kamu mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, lemas, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, setidaknya 1-2 minggu setelah kontak langsung. Jika kamu mengalami ciri-ciri di atas, dan 2-4 hari setelah mengalami demam, muncul ruam mirip cacar air berisi cairan bening atau nanah yang muncul di sekujur tubuh, segeralah ke rumah sakit terdekat.
Ilustrasi cacar monyet/ Foto: NYTimes |
Terkonfirmasinya satu pasien cacar monyet mungkin membuat kamu merasa panik. Namun pemerintah meyakinkan dengan tetap melakukan protokol kesehatan, serta menjauhi dan tidak berkontak erat dengan pasien, sudah cukup untuk mencegah. Lalu, bagi pasien yang terinfeksi cacar monyet juga harus isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit, dan saat ini belum ada anjuran untuk mengisolasi pasien di ruang khusus.
"Berbeda dengan Covid-19, ini isolasinya tidak harus di ruangan bertekanan negatif. Jadi, rumah sakit dengan surat edaran Dirjen P2P seharusnya punya ruang isolasi. Begitupun di rumah, yang penting terpisah dari keluarga, tidak kontak dengan keluarga," kata Syahril.
Selain itu, dibandingkan dengan Covid-19, cacar monyet pada prinsipnya bisa sembuh sendiri, dengan masa inkubasi 21-28 hari. Pasien terinfeksi cacar monyet bisa sembuh sendiri, dengan catatan tidak ada infeksi tambahan atau super infeksi, dan tidak ada komorbid yang berat.
(DIR/IND)