Bertengkar adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah hubungan asmara maupun keluarga. Bertengkar bisa menjadi salah satu tanda hubungan tersebut menyehatkan dan membuat jalinan asmara juga keluarga semakin erat. Namun, beberapa orang yang tengah berkonflik memilih untuk diam dan menghindari konfrontasi secara langsung dengan tujuan agar masalah tidak semakin membesar. Ini disebut dengan silent treatment.
Silent treatment kerap digunakan oleh banyak orang karena dipercaya mampu menyelesaikan masalah lebih baik. Cara ini mungkin pernah kita alami ketika masih kecil dulu, saat orang tua mendiamkan kita selama beberapa waktu karena kita berbuat salah. Tapi alih-alih menyudahi masalah yang ada, cara ini membuat masalah lebih rumit dan ternyata berdampak pada psikis seseorang. Lantas, mengapa silent treatment begitu mempengaruhi mental?
Dilansir Hey Sigmund, Kipling Williams, seorang profesor psikologi di Universitas Purdue yang telah mempelajari pengucilan selama 20 tahun mengatakan, mengucilkan dan mengabaikan orang seperti memberi mereka sikap dingin dan mendiamkan digunakan untuk menghukum atau memanipulasi. Orang mungkin tidak menyadari kerugian emosional atau psikis yang sedang dialami.
Dampak yang Tak Disadari
Dalam kebanyakan kasus, ini terjadi sesekali dan cepat berakhir. Namun, jika seseorang secara berkelanjutan menggunakan silent treatment untuk mempengaruhi atau mengendalikan perilaku seseorang, mereka sedang melakukan kekerasan emosional. Kekerasan emosional adalah serangkaian perilaku dan tindakan yang dimaksudkan untuk mengikis harga diri dan kepercayaan diri seseorang. Seiring waktu, perilaku itu membuat orang lebih bergantung pada pelaku.
Silent treatment adalah ketika satu orang menolak untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Meskipun normal untuk menenangkan diri saat terjadi pertengkaran atau ketika pembicaraan mengarah pada rasa frustasi, namun bila silent treatment sering digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama bisa mengendalikan seseorang.
Tak hanya itu, dampak yang mungkin saja terjadi pada orang yang mengalami kekerasan psikis lewat silent treatment adalah merasa bingung, mudah marah, merasa dikucilkan, putus asa, merasa tidak dicintai, kepercayaan diri rendah, dan mengalami frustasi. Bahkan jika itu berlangsung lama, kamu bisa mengidap penyakit seperti fibromialgia yakni penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri di sekujur tubuh disertai rasa lelah dan gangguan tidur; gangguan makan, sindrom kelelahan kronis, anxiety, PTSD, hingga depresi.
Tanda-tanda Silent Treatment Berubah Jadi Kekerasan
Silent treatment mungkin memiliki manfaat tersendiri bila dilakukan dengan cara yang tepat dan bertujuan baik untuk memperbaiki masalah dengan lebih bijak. Namun, tidak sedikit juga yang tak menyadari bahwa silent treatment bisa berubah menjadi kekerasan. Lalu, bagaimana cara mengetahui silent treatment sudah mengarah pada kekerasan emosional?
Mudah Mengontrol
Pelecehan emosional dilakukan karena adanya keinginan untuk mengendalikan perilaku seseorang. Sering kali, pelaku menggunakan tindakan mereka untuk membuat korban mereka rendah diri atau membuat korban lebih bergantung pada pelaku. Jika seseorang lakukan silent treatment terhadapmu untuk mengendalikan dirimu, artinya mereka melakukan tindak kekerasan.
Misalnya, ada seseorang yang mengatakan bahwa dia tidak akan bicara denganmu sampai kamu meminta maaf, atau dia tidak akan berbicara padamu jika kamu pergi dengan teman-temanmu, artinya mereka memberlakukan silent treatment untuk mengontrol hidupmu.
Manipulasi
Pelaku bisa menggunakan silent treatment untuk memanipulasimu ke dalam tindakan tertentu. Misalnya, mereka akan mendiamkan kamu jika kamu tidak memberikan mereka uang atau tidak mau melakukan hubungan seksual. Itu adalah bagian dari tanda pelecehan emosional.
Menghindari Penyelesaian Masalah
Mengambil ruang ketika sedang bertengkar bukan sesuatu yang salah. Namun, akan menjadi salah ketika seseorang melakukan silent treatment terus-menerus dan tidak menyelesaikan masalah yang ada. Mereka menjadikan silent treatment pelarian untuk menghindari percakapan penting.
Dikucilkan
Manusia adalah makhluk sosial. Membuat seseorang merasa dikucilkan merupakan hukuman yang dinormalisasi selama berabad-abad. Dikucilkan secara tidak langsung sama dengan mengaktifkan area otak yang membuat kita merasa sedang mengalami kekerasan fisik. Jika seseorang melakukan silent treatment untuk membuatmu merasa dikucilkan, mereka artinya sedang melecehkanmu.
***
Selain keempat tanda tersebut, ada tanda lain pelecehan emosional lainnya. Seperti memanggil dengan nama yang mengarah pada penghinaan, mengontrol hidup kamu, gaslighting, mengancam, cemburu buta, menyalahkan kamu atas perilaku mereka, membuatmu merasa tidak enak karena menolak ajakan berhubungan intim, dan terlalu membanjirimu dengan hadiah atau pujian.
Dinamika dalam sebuah hubungan asmara atau keluarga mungkin sedikit banyak mempengaruhi emosionalmu. Oleh sebab itu, membangun komunikasi yang baik antar individu membuat hubungan menjadi lebih sehat. Silent treatment mungkin menjadi salah satu cara tiap orang untuk bersiap menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Tetapi, melakukan silent treatment tanpa tujuan yang jelas dan terjadi selama bertahun-tahun hingga mengganggu psikologimu, artinya cara itu sudah mengarah pada kekerasan emosional. Jadi kamu harus mampu membedakannya, ya!