Indonesia menjadi negara paling malas berjalan kaki sedunia. Fakta ini tidak dilebih-lebihkan, dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Stanford University Amerika Serikat. Ditemukan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya berjalan 3.513 langkah setiap harinya. Ironisnya, jumlah langkah kaki yang disarankan untuk kesehatan manusia adalah 5.000 langkah per hari. Posisi ini tidak jauh dari Malaysia dan Filipina, di mana kedua negara ini memiliki pola aktivitas yang hampir sama dengan Indonesia. Walaupun Indonesia tidak berada di posisi tertinggi dalam tingkat obesitas, akibat dari malas gerak, salah satunya jalan kaki, dapat berakibat buruk pada kesehatan. Salah satunya, obesitas.
Kenapa orang Indonesia tergolong malas jalan kaki?
Studi di atas menemukan juga bahwa tata kota berpengaruh besar pada aktivitas jalan kaki. Kota-kota besar lain di luar Indonesia yang memiliki fasilitas bagi pejalan kaki yang memadai, seperti New York dan Singapura, cenderung memiliki lebih banyak jumlah orang yang melakukan aktivitas fisik. Jika dikaitkan, infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Fasilitas umum dan pejalan kaki di kota-kota di Indonesia yang belum sepenuhnya merata dan memadai dapat berakibat pada warganya yang berujung malas jalan kaki. Fakta bahwa kondisi trotoar dan pedestrian di hampir seluruh wilayah di Indonesia yang tidak nyaman dan memadai untuk pejalan kaki pun diakui oleh perwakilan dari Kementerian Perhubungan. Trotoar sering kali beralih fungsi menjadi tempat berjualan, parkir, dan juga jalan untuk sepeda motor melintas. Hal ini juga mengakibatkan orang semakin enggan untuk berjalan kaki, dan lebih memilih menggunakan transportasi pribadi.
Bahaya Obesitas
Bayangkan, kita sudah duduk berjam-jam di kantor seharian, pulang ke rumah menggunakan transportasi pribadi, lalu sampai rumah kita rebahan sambil nonton TV sampai tidur. Aktivitas gerak fisik kita bisa tergolong sangat minim, apalagi jika kita jarang berolahraga secara rutin di tengah kesibukan tersebut. Jalan kaki sebenarnya menjadi solusi mudah untuk membuat tubuh kita tetap bergerak. Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang mendukung pola hidup sehat. Dengan banyak berjalan kaki, otomatis fisik kita juga bergerak. Kurangnya pergerakan fisik ini dapat menimbulkan obesitas, apalagi jika disertai pola makan yang tidak sehat. Menurut penelitian Stanford University di atas, Indonesia menempati posisi menengah dalam daftar kesenjangan aktivitas. Hal ini menandakan semakin besar kesenjangan aktivitas di suatu negara, semakin besar juga tingkat obesitasnya. Dalam daftar penduduk obesitas, Indonesia berada di peringkat 17.
Obesitas merupakan penumpukan lemak tubuh yang dapat menimbulkan risiko kesehatan serius seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Selain itu, obesitas dapat menimbulkan masalah psikologis seperti berkurangnya rasa percaya diri hingga berujung depresi. Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni gaya hidup yang tidak sehat, mencakup pola makan yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula. Penyebab lainnya adalah karena jarang berolahraga fisik ataupun bergerak.
Dilansir dari laman Kemenkes, temuan kesenjangan aktivitas ini mencerminkan kondisi nyata di Indonesia. Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) tahun 2016 menunjukkan lebih dari 40 juta orang atau sekitar 20,7% penduduk dewasa berusia di atas 18 tahun mengalami obesitas. Meski Indonesia bukan negara dengan populasi obesitas terbanyak di dunia, fakta ini mencerminkan peningkatan jumlah obesitas dan pergantian tren penyakit. Dahulu, kebanyakan dominasi penyakit adalah penyakit menular seperti TBC, tapi tren tersebut berangsur-angsur berubah menjadi obesitas, akibat kurang gerak dan pola makan.
Padahal jalan kaki merupakan olahraga yang paling mudah dilakukan dan tergolong ringan. Jika dilakukan secara rutin, memberikan manfaat yang banyak untuk kesehatan. Manfaatnya selain menurunkan berat badan, dapat juga menjaga kesehatan jantung, dan menurunkan kolesterol. Tak hanya itu, jalan kaki bisa mencegah stres, osteoporosis, dan diabetes tipe 2, serta meningkatkan imun. Jadi, dengan manfaat yang segudang, sebenarnya kita perlu memanfaatkan jalan kaki sebagai olahraga yang mudah dan tidak mengeluarkan biaya.