Di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, media sosial sudah bisa dibilang sebagai salah satu kebutuhan dan gaya hidup baru untuk banyak orang. Media sosial sudah layaknya seperti oksigen yang dibutuhkan manusia untuk bernafas--sebagian dari kita pasti sering mengakses media sosial melalui berbagai platform yang tersedia seperti Facebook, Twitter, TikTok, atau Instagram.
Tidak hanya sebagai sumber informasi, media sosial juga dijadikan sebagai sarana hiburan untuk banyak orang. Saat ini sebanyak 3,96 miliar manusia di dunia yang mengakses media sosial setiap harinya dengan rata-rata menghabiskan waktu selama 144 menit. Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh dscout, kebanyakan orang sering menyentuh layar smartphone mereka sebanyak rata-rata 2.617 kali dalam sehari. Bahkan untuk heavy user bisa mencapai 5.427 kali dalam sehari. Sungguh angka yang tidak pernah kita sadari kalau sesering itu kita menyentuh layar smartphone kita.
Menggunakan smartphone tentunya sangat wajar, apalagi di tengah-tengah tuntutan zaman yang serba dinamis. Segala fitur yang ada dalam smartphone dapat memudahkan kita dalam beraktivitas sehari-hari. Bahkan di masa sekarang ini rasanya mustahil untuk tidak menggunakan smartphone untuk bekerja, berbelanja, atau bahkan belajar melalui layar smartphone. Namun, yang menjadi masalah adalah, ketika kita menggunakan smartphone hanya untuk bermain media sosial dengan waktu yang lama dan mengganggu kegiatan kita sehari-hari.
Penggunaan media sosial yang terlalu aktif dapat mengganggu kesehatan mental penggunanya. Media sosial juga dapat menurunkan produktivitas, sebuah penelitian dalam Journal of Applied Social Psychology menemukan. Ketika kita sedang bekerja, tanpa sadar kita masih sering melihat layar smartphone untuk sekedar melihat dan memeriksa jumlah like dan komentar terbaru dalam media sosial kita. Dalam jurnal tersebut juga ditemukan data bahwa karyawan setidaknya menghabiskan waktu kurang lebih 2,35 jam per hari mengakses media sosial mereka di tempat kerja.
Dampak buruk penggunaan media sosial yang terus-menerus lainnya adalah adanya peningkatan risiko depresi, insomnia, citra diri (body image) yang buruk, penurunan kepercayaan diri, gangguan kecemasan dan gangguan makan, bahkan menyakiti diri sendiri (self harm). Semua risiko ini diduga kuat muncul sebagai wujud nyata dari kecenderungan alam bawah sadar kita yang suka membandingkan diri dengan kehidupan orang lain sehingga tidak bisa menikmati hidup. Teori ini juga pernah dijelaskan dalam studi yang berjudul Online Social Networking and Mental Health yang dimuat dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.
Tanda Sudah Harus Break Dari Media Sosial
Perlu diketahui, media sosial bisa menjadi pedang bermata dua yang dapat memberi hal positif dan negatif. Hal ini karena media sosial sering dikaitkan dengan cyberbullying, perbandingan sosial, dan fenomena lain yang dapat menyebabkan kerusakan mental seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa kamu sudah harus break dari media sosial.
1. Tidak Lagi Menyenangkan
Media sosial dibuat untuk menjadi medium yang menyenangkan agar kita bisa terhubung dengan keluarga dan teman. Kalau kamu merasa media sosial bukan lagi menjadi sumber kegembiraan dalam hidup kamu, itu jadi pertanda kalau kamu sudah harus mulai break dari media sosial.
2. Mulai Membandingkan Diri Dengan Orang Lain
Kalau kamu mulai merasa tidak cukup baik, tidak cukup cantik atau ganteng, atau tidak cukup sukses saat mengkonsumsi yang kamu lihat di media sosial, kamu sudah harus mempertimbangkan untuk beristirahat dari media sosial. Hal ini bisa membuat kamu merasa rendah diri dan dapat mengganggu kesehatan mental kamu.
3. Merasa Tertinggal Kalau Tidak Online
Kamu perlu berhenti sejenak dari media sosial kalau kamu sering merasa tertinggal dan merasa resah kalau kamu tidak online (FOMO: Fear of missing out). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan mental kamu, dan merupakan salah satu dampak kalau kamu terlalu banyak bermain media sosial.
4. Mengganggu Waktu Tidur
Melihat smartphone sebelum tidur dapat mengganggu tidur karena membuat pikiran tetap aktif dan terjaga. Blue light dari smartphone bisa menekan hormon melatonin yang merupakan hormon yang bertanggung jawab untuk mengendalikan tidur. Kamu pasti sudah tahu dong apa dampaknya kalau kamu kurang tidur?
5. Mengganggu Produktivitas
Kalau media sosial sudah membuat produktivitasmu terganggu, ini sudah menjadi red flag kalau kamu sudah benar-benar harus istirahat dari media sosial. Kamu harus mencoba untuk beristirahat sejenak dari keramaian media sosial dan menata kembali ritme kerjamu dan menjadi lebih produktif.
Beristirahat Dari Media Sosial
Keharusan untuk beristirahat dari media sosial mungkin terasa menyulitkan karena kecemasan tertinggal informasi dan update terbaru, betul bukan wahai kamu para pekerja kreatif yang mencari sumber inspirasi dari media sosial?
Waktu yang digunakan saat beristirahat dari media sosial juga bisa kita manfaatkan untuk melakukan banyak hal yang tidak kalah menarik, misalnya menjalani hobi atau menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang-orang terdekat. Selain itu, beristirahat dari media sosial tidak harus dilakukan dengan mematikan smartphone atau memutus jaringan internet. Agar lebih efektif, berikut beberapa tips yang dikutip dari berbagai sumber untuk beristirahat dari media sosial.
1. Matikan Notifikasi Media Sosial
Hal ini penting untuk kamu lakukan agar tidak terdistraksi oleh media sosial. Bunyi notifikasi yang terus-menerus juga dapat membuat kamu lebih sering untuk memeriksa smartphone.
2. Letakkan Smartphone Jauh Dari Tempat Tidur Saat Malam Hari
Ini dapat membantu kamu untuk menghindari keinginan untuk scrolling di media sosial kalau tidak bisa tidur. Hal ini juga meningkatkan kesehatan dan memerangi efek samping negatif lainnya dari penggunaan media sosial yang berlebihan.
3. Hari Bebas Media Sosial
Jadwalkan satu hari khusus untuk benar-benar beristirahat dari media sosial. Lakukan secara berkala, bisa di akhir pekan, atau ketika kamu sedang menjalani cuti.
4. Hapus Media Sosial
Ini merupakan langkah paling extreme untuk beristirahat dari media sosial. Dengan cara ini, kita tidak terus-menerus terpaku dengan kehidupan dunia maya di platform media sosial.
Walaupun terdengar mudah, kebiasaan ini sebenarnya cukup sulit, terlebih untuk kamu yang sudah kecanduan. Maka dari itu, kamu harus benar-benar berkomitmen untuk beristirahat sejenak dari media sosial. Sah-sah saja untuk bermain media sosial, tetapi harus tetap dalam batas koridor yang wajar.
Pada saat kamu beristirahat dari media sosial, awalnya mungkin kamu akan merasa gelisah dan terus-menerus mengecek notification tab di smartphone kamu. Namun, kalau kamu berhasil melewati ini semua, bukan tidak mungkin kamu bisa memiliki kualitas hidup yang jauh lebih baik.