Insight | Science

Kenapa Kucing Bisa Berwarna Oranye?

Senin, 09 Dec 2024 18:00 WIB
Kenapa Kucing Bisa Berwarna Oranye?
Kucing oranye Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Siapa sih yang tidak kenal dengan karakter Garfield? Kucing oranye yang menggemaskan sekaligus menyebalkan. Terlepas dari karakter kucing yang diciptakan oleh Jim Davis tersebut, warna oranye pada kucing sebenarnya cukup unik.

Pada binatang mamalia lain, warna ini kerap disebut warna coklat atau coklat kemerahan. Tapi tidak dengan kucing oranye ini. Kucing benar-benar mengeluarkan warna oranye seperti halnya kulit jeruk. Bukan kucing kecokelatan, cokelat kemerahan, atau cokelat; benar-benar oranye.

Ada dua makalah yang baru saja diterbitkan di bioRxiv    salah satu repositori pra-publikasi paling populer menjelaskan genetika di balik kucing oranye. Salah satunya berasal dari lab Greg Barsh di Universitas Stanford California dan lainnya berasal dari lab Hiroyuki Sasaki di Universitas Kyushu, Jepang.

Lantas apa yang membuat warna kucing menjadi oranye ya?

Dua Pigmen Mamalia Berpadu Unik di Tubuh Kucing

Melansir Live Science, mamalia hanya punya dua pigmen yaitu eumelanin (coklat tua, kehitaman) dan pheomelanin (kekuningan, kemerahan, atau jingga). Orang berambut merah hanya menghasilkan pheomelanin, sedangkan orang berkulit gelap terutama menghasilkan eumelanin.

Semua warna kulit dan rambut lainnya berada di antara keduanya, berkat sekitar 700 gen yang mengatur pigmentasi pada hewan. Pada primata, kuda, hewan pengerat, anjing, sapi, dan banyak hewan lainnya, produksi melanin dan keputusan untuk memproduksi eumelanin atau pheomelanin berada di tangan protein membran yang disebut MC1R.

Protein ini mengendalikan sel-sel kulit yang dikenal sebagai melanosit yang melepaskan melanin, nah kalau hormon perangsang melanosit dilepaskan, melanosit akan mulai memproduksi eumelanin. Jika antagonis, seperti protein pensinyalan agouti atau beta-defensin pada anjing, ikut berperan, produksi eumelanin gelap berhenti, dan melanosit menghasilkan pheomelanin oranye sebagai gantinya.

Tapi uniknya, kucing berbeda dengan mamalia lainnya. Produksi eumelanin atau pheomelanin pada kucing tidak dikontrol oleh MC1R. Sebaliknya produksi tersebut berada di lokus-yang hingga kini tidak diketahui gennya-yang disebut oranye. Lokus adalah lokal fisik dalam genom yang efeknya diketahui, misalnya bulu hitam atau oranye, tetapi tidak diketahui detail urutan DNA yang tepat maupun gen yang dimilikinya.

Lokus oranye pada kucing dapat muncul dalam dua versi: varian 'O' yang mendukung produksi pheomelanin (oranye), dan varian 'o' yang bertanggung jawab untuk memproduksi eumelanin (hitam). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah lokus oranye berada pada kromosom X. Kucing betina adalah XX dan kucing jantan adalah XY, seperti semua mamalia lainnya.

Seperti halnya semua mamalia betina, semua sel selama perkembangan akan secara acak menonaktifkan satu dari dua salinan kromosom X. Kucing betina Oo - yang membawa varian O pada satu kromosom X dan varian o pada kromosom lainnya - akan menghasilkan area tubuh mereka yang berwarna oranye (di area tempat mereka menonaktifkan alel 'o') dan area lain yang berwarna hitam (saat menonaktifkan alel 'O').

Kalau kamu lihat kucing bicolor (hitam/oranye) atau tricolor (hitam/oranye/putih) kemungkinan kucing tersebut adalah betina sebab pola pigmentasinya cukup unik. Kucing jantan berwarna oranye atau hitam, mereka hanya memiliki satu kromosom X. Sehingga mereka tidak memiliki dua warna atau tiga warna, kecuali mereka membawa perubahan kromosom yang setara dengan sindrom Klinefelter pada manusia, di mana kucing jantang dilahirkan dengan kromosom X tambahan.

Oleh sebab itu, kucing betina bisa mempunyai pola mozaik unik yang sangat disukai oleh pecinta kucing. Kalau terjadi bersamaan dengan mutasi lain yang mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi melanosit (menghasilkan bercak putih, tanpa pigmentasi), maka akan muncul kucing tricolor, yang umumnya dikenal sebagai calico.

Setiap calico bersifat unik, karena inaktivasi salah satu kromosom X di setiap sel pigmen terjadi secara acak selama perkembangan. Semakin awal inaktivasi ini terjadi selama perkembangan, semakin besar bintik yang dihasilkan. Semakin lambat inaktivasi terjadi, semakin kecil bintiknya.

Sayangnya hingga sekarang para ilmuwan belum memecahkan misteri gen mana yang tersembunyi di balik lokus oranye pada kucing. Penelitian terbaru Barsh dan Sasaki telah mengidentifikasi bahwa itu bukanlah homolog MC1R pada kucing, tetapi homolog yang berbeda: gen Arhgap36. Kucing jantan dengan bulu oranye, serta bintik oranye pada kucing calico, membawa mutasi pada gen ini yang menghalangi produksi eumelanin dan memungkinkan produksi pheomelanin.

Terlepas apapun bulu kucing, dia adalah tetap makhluk yang menggemaskan, unik, dan punya berbagai macam kepribadian sesuai dengan bulunya. Apa warna kucing kesayanganmu?

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS