Terlepas dari ibadah keagamaan dan tradisi keluarga yang dijalankan saat Natal, bagi sebagian orang definisi Natal adalah libur akhir tahun yang penuh dengan kegembiraan. Tak ada yang lebih nyaman dari menonton film Natal selagi berbaring di sofa dan berbalut selimut sambil sesekali menyeruput teh atau cokelat panas.
Rasanya, liburan tak akan lengkap tanpa film-film Natal yang menghibur. Mulai dari film drama komedi keluarga seperti Home Alone, hingga film romcom modern seperti Last Christmas, film bertema Natal selalu bisa membuat suasana liburan semakin menyenangkan dan penuh dengan kehangatan.
Meski selalu digemari, tapi film Natal sebenarnya sangat jarang diputar di bioskop atau bahkan memuncaki box office. Film yang bertemakan hari raya lebih sering ditayangkan di stasiun televisi atau layanan streaming, dan film-film ini memang dibuat untuk satu tujuan: menghibur penonton. Kalau berbicara soal kualitas, film Natal jelas tidak akan bisa dibandingkan dengan film-film box office karya sineas ternama.
Sebagian besar film Natal memiliki cerita yang tertebak, dengan plot yang klise dan dialog yang cheesy. Misalnya, film romcom bertema Natal hampir semuanya memiliki premis sejenis, yaitu mengenai seorang gadis kota yang pergi berlibur ke pedesaan dan akhirnya jatuh hati dengan warga lokal.
Meski film Natal memiliki cerita yang mudah tertebak dan dipenuhi dengan adegan cheesy, tetap saja kita semua tetap menontonnya dengan senang hati. Melansir Psychology Today, kegemaran kita terhadap film Natal disebabkan oleh alasan psikologis, sebab film Natal bisa meningkatkan mood dan menghilangkan stres. Mengapa demikian?
Membangkitkan nostalgia
Harus diakui, meski film Natal banyak yang cheesy, tapi film Natal selalu bisa membangkitkan rasa sentimentil, bahkan membuat kita meneteskan air mata. Film natal selalu berupaya untuk mengangkat nilai-nilai cinta kasih, entah itu melalui makna keluarga, makna persahabatan, atau makna percintaan. Menggambarkan momen sentimentil bersama orang terdekat, film Natal mampu membangkitkan nostalgia terhadap masa kecil kita di mana semuanya terasa mudah, sederhana, dan dipenuhi keceriaan. Oleh karena itu, setiap kali kita menonton film Natal kita akan merasa seperti kembali menjadi anak kecil.
Menyediakan escape
Memiliki cerita yang tertebak justru adalah daya tarik utama dari film Natal, dan yang terpenting kita semua tahu bahwa karakter dalam film Natal akan memiliki akhir yang bahagia. Meski apa yang terjadi di film Natal rasanya too good to be true, tapi hal ini membuat film Natal menjadi alat yang efektif untuk melupakan segala permasalahan di kehidupan nyata. Ketika kita menonton film Natal, kita akan masuk ke dalam cerita yang penuh dengan kehangatan dan penuh dengan nilai-nilai kasih sayang. Momen liburan adalah waktunya untuk kabur sejenak dari realita, dan menonton film Natal dengan plot dan karakter yang tak realistis adalah cara terbaik untuk kabur dari realita.
Ajang untuk bonding bersama keluarga dan teman
Menonton film Natal pada akhirnya telah menjadi tradisi yang tak boleh dilewatkan di musim liburan. Kebanyakan film Natal pun bersifat family-friendly, sehingga film Natal sangat cocok untuk ditonton bersama dengan keluarga atau kerabat dekat. Menonton film Natal terasa nyaman bukan hanya karena kita menikmati filmnya, tapi karena kita tahu kita bisa memiliki quality time bersama keluarga dengan menyaksikannya bersama-sama. Dengan menonton film Natal secara bersama-sama, maka koneksi kita dengan yang lain akan semakin terasa kuat dan momen Natal semakin terasa membahagiakan.
Pada akhirnya, yang membuat kita menyukai film Natal adalah bagaimana film-film tersebut merepresentasikan berbagai perasaan dan pengalaman yang identik dengan Hari Natal kehangatan, kebersamaan, dan kebahagiaan. Mungkin saja kita tidak akan berhenti menyukai film Natal, karena bagaimanapun juga film-film ini mampu mengingatkan kita mengenai segala hal baik yang datang di saat Natal.
(ANL/DIR)