Apa rahasia memiliki kulit glowing dan sehat? Bagi banyak orang, rutinitas skin care mungkin menjadi jawabannya. Berbagai produk skin care pun laku keras di pasaran, mulai dari cleanser, hydrating toner, serum, hingga moisturizer. Dengan banyaknya produk skin care masa kini, rasanya sulit membayangkan masa di mana belum ada produk kecantikan semutakhir sekarang apalagi, di era sebelum abad ke-21. Sejarawan seni Erin Griffey ternyata memiliki rasa penasaran yang sama.
Ketika mempelajari budaya kecantikan Eropa di era renaisans, Erin Griffey menemukan bahwa banyak beauty recipes dari abad 16 hingga 18 memiliki bahan-bahan yang sama dengan produk kecantikan masa kini. Memang, gambaran kecantikan ideal banyak bermunculan dalam karya seni era renaisans, contohnya seperti lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci yang masyhur.
Standar kecantikan di era Renaisans/ Foto: Italian Culture |
Maka tidak heran apabila renaisans dikenal sebagai era yang mengawali industri kecantikan. Ada banyak ramuan kecantikan yang dikembangkan, seperti untuk menghilangkan kerutan, menghilangkan flek, hingga untuk mengecat rambut. Perkembangan ramuan kecantikan di era renaisans nyatanya berdampak terhadap perkembangan kosmetik dan skin care masa kini. Misalnya, air mawar yang menjadi andalan raja dan permaisuri pada masa Kekaisaran Romawi kini lazim digunakan sebagai hydrating mist.
Berangkat dari hal tersebut, Erin Griffey bersama dengan timnya di University of Auckland, New Zealand, memutuskan untuk memulai proyek penelitian bernama The Beautiful Chemistry Project. Dalam penelitian ini, mereka mencoba untuk menciptakan ulang dan menganalisa berbagai beauty recipes dari era renaisans menggunakan pendekatan sejarah dan sains. Salah satu resep yang mereka coba adalah bunga rosemary yang direbus dalam anggur putih.
Resep tersebut berjudul "A far bella faccia" yang apabila diterjemahkan artinya "untuk membuat wajah menjadi cantik". Resep tersebut ditulis oleh Alessio Piemontese yang diterbitkan di Venice tahun 1555. Dalam resep tersebut, tidak ada panduan detail mengenai cara pembuatan ramuannya ataupun khasiatnya. Yang tertulis hanyalah "Ambil bunga rosemary dan rebus bunganya dalam anggur putih. Gunakan air rebusannya untuk mencuci muka dan minum juga airnya. Ini akan membuat wajah menjadi cantik dan nafas menjadi segar."
Rosemary/ Foto: Freepik |
Erin dan timnya tahu bahwa mereka tidak akan bisa membuat ramuan yang sama persis seperti di era tersebut. Tapi, mereka mencoba bereksperimen dengan resep tersebut untuk menghasilkan berbagai ramuan. Bunga rosemary direbus dalam 3 gelas kaca bulat yang masing-masing diisi dengan cairan berbeda: sweet white wine, dry white wine, dan air yang berisi etanol atau aqua vitae. Ketiga ramuan ini menghasilkan berbagai senyawa kimia yang lazim ditemui di produk kosmetik masa kini, seperti soothing camphor, eucalyptol, dan linalool. Sehingga, air rebusan rosemary ini memiliki fungsi yang serupa dengan hydrating skin toner.
Tak hanya bunga rosemary, mereka juga bereksperimen dengan kemenyan bubuk (myrrh powder) dan putih telur. Melalui eksperimen ini, ditemukan bahwa kemenyan bisa mengeluarkan protein dari putih telur sedangkan putih telur mengeluarkan resin dan gula dari kemenyan. Kombinasi antara kemenyan dan putih telur ini menghasilkan senyawa serum yang memiliki antiseptik dan menstimulasi pertumbuhan kolagen.
Penelitian ini merupakan terobosan yang memberi gambaran bagaimana bahan dasar alami bekerja untuk mempercantik kulit dan menyehatkannya. Eksperimen ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa praktik kecantikan (dan juga standar kecantikan) di era modern sangat dipengaruhi oleh era renaisans.
(ANL/DIR)