Ketika kamu merasa lelah dan mengantuk, kamu pasti secara refleks akan membuka mulut lebar-lebar sambil mengambil dan membuang napas. Hal itu kita sebut sebagai menguap. Namun anehnya, ketika kita melihat orang lain menguap, kamu juga secara refleks ikut menguap, padahal mungkin saja tubuh kamu tidak sedang dalam keadaan lelah pada saat itu. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga hewan. Kamu juga pasti pernah melihat anabul kesayanganmu menguap kemudian diikuti oleh anabul yang satunya. Kok bisa, ya?
Kenapa kita menguap?
Alasan kita menguap sempat menjadi misteri yang ruwet karena belum ada konsensus ilmiah yang disetujui pada masa itu. Sebuah teori yang paling populer dikemukakan oleh Douglas Parham—seorang speech scientist di Wichita State University. Ia menyebutkan bahwa menguap adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh tubuh untuk mengambil oksigen dalam jumlah yang besar—lebih besar daripada ketika kita menarik napas yang dalam. Teori tersebut juga menyatakan bahwa ketika tubuh kita lelah, tanpa disadari kita berhenti mengambil napas yang dalam sehingga terjadi penumpukan karbondioksida pada tubuh. Ketika menguap, kita mengerutkan otot-otot pada wajah dan menyalurkan sel-sel darah yang penuh oksigen ke otak.
Namun, teori tersebut dibantah kebenarannya. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh science.org dengan Andrew Gallup, seorang pakar evolusi biologi. Melansir Gallup, ada berbagai penelitian yang sudah dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa bernapas dan menguap dikendalikan oleh dua macam mekanisme yang berbeda. Hal ini dibuktikan oleh adanya mamalia laut yang menguap saat sedang berada di bawah permukaan air.
Menguap itu biasanya dipicu oleh berbagai variabel dan perubahan secara neurofisiologi, biasanya ketika adanya perubahan kondisi, seperti dari keadaan tidur ke bangun. Riset menemukan bahwa ketika kita menguap, terjadi rangsangan pada lapisan luar otak yang berfungsi untuk meningkatkan kesadaran kita. Menguap juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan suhu otak.
Kenapa bisa menular?
Menguap dapat menular pada makhluk hidup yang bersifat sosial, seperti manusia. Namun, tidak semua orang akan ikut menguap juga, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan variabel. Karena menguap biasanya berbarengan dengan saat transisi aktivitas, perilaku ini telah menjadi sesuatu yang dilakukan secara berkelompok secara kompak.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, menguap merupakan perilaku yang berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan seseorang. Ketika salah seorang individu yang sedang kurang waspada menguap, maka orang berikutnya yang berada di dekatnya akan ikut menguap sebagai bentuk reaksi dari perilaku orang tersebut. Dengan demikian, kewaspadaan kelompok orang tersebut akan mengalami peningkatan.