Sebagai seorang pemilik kucing, saya senang memperhatikan tingkah polah hewan peliharaan saya itu. Pernah suatu waktu saya panik mencari si makhluk berbulu itu ketika ia dipanggil tak juga muncul. Saya pun mencarinya ke seluruh rumah, bahkan sampai ke sudut yang masih bisa saya jangkau.
Beberapa menit tak kunjung muncul meski dipanggil berkali-kali, saya pun berinisiatif untuk mencarinya ke celah-celah sempit dekat lemari. Benar saja, si makhluk berbulu itu berada di sela-selanya, sedang menikmati waktunya di celah sempit lemari saya. Perilakunya ini membuat saya bertanya-tanya, apakah kucing sebenarnya sebuah benda cair? Mengingat tubuhnya yang mudah menyesuaikan dengan wadah sempit sekali pun.
Ilustrasi kucing dalam kotak/ Foto: Freepik |
Pemikiran ini ternyata pernah diteliti oleh seorang fisikawan asal Prancis, Marc-Antoine Fardin dalam penelitiannya di tahun 2014 dan bahkan memenangkan penghargaan Nobel Ig, sebuah parodi penghargaan yang diberikan kepada ilmuwan yang memberikan kontribusi signifikan di dunia sains, seperti kimia, fisika, dan biologi. Tapi penghargaan ini tidak diberikan berdasarkan hasil pemikiran penerimanya, tapi bagaimana penelitian tersebut membuat orang 'tertawa'.
Fardin meneliti apakah kucing adalah sebuah benda padat dan cair secara bersamaan. Mungkin bagi kamu, penelitian ini terdengar 'nyeleneh' tapi Fardin dengan serius menghitung bagaimana dan mengapa kucing dari berbagai usia bisa mempertahankan bentuk yang tidak biasa dengan rumus serta teorema yang ada. Penelitian ini pun bertujuan agar dasar-dasar kompleks bidang studi memungkinkan peneliti lainnya mempertanyakan pertanyaan baru dan memajukan pengetahuan di bidang mereka.
Lantas, apa yang membuat kucing bisa berubah bentuk layaknya benda cair?
Ilustrasi kucing/ Foto: Freepik |
Dilansir Inverse, anatomi kucing adalah alasan mengapa kucing bisa 'berubah' bentuk. "Kucing pada umumnya sangat fleksibel, dan sebagian besar berkaitan dengan struktur tulang selangka mereka yang sangat berbeda dari kita," kata Mikel Delgado, seorang doktor dari School of Veterinary Medicine di UC Davis.
"Mereka hanya dilekatkan oleh otot, bukan tulang, yang memungkinkan bertambahnya fleksibilitas kucing yang sudah mengesankan. Misalnya di tulang belakang mereka. Ini berarti jika kepala mereka pas, mungkin yang lain juga bisa, itu sebabnya beberapa kucing bisa masuk ke bawah pintu atau jendela yang retak."
Delgado menambahkan fleksibilitas memungkinkan kucing untuk mengakses mangsa yang sulit ditangkap yang bersembunyi di tempat sempit atau melarikan diri dari pemangsa. "Itu juga yang membuat mereka bisa melompat, memanjat, dan berlari cepat," tutupnya.