Ketika ada udara dingin menusuk, mendengar sesuatu yang menggelikan, atau sesuatu yang menakutkan, tubuhmu mungkin akan bereaksi seperti tegang dan bulu-bulu yang ada di sekujur tubuh pun ikut berdiri. Sensasi ini dikenal banyak orang sebagai reaksi merinding.
Reaksi ini memang sangat umum dialami oleh semua manusia di dunia ini. Namun apakah kalian tahu bahwa sensasi aneh ini nyatanya masih menyimpan misteri bagi para peneliti dan para ahli kesehatan? Lantas, mengapa kita memiliki reaksi semacam ini?
Dilansir How Stuff Works, Dr. Keith. W. Roach, seorang dokter penyakit dalam dan profesor Kedokteran Klinis di Weill Medical College of Cornell University mengatakan merinding merupakan bagian dari evolusi manusia yang sangat tua. Merinding adalah akibat dari piloereksi, peninggian sementara bulu-bulu atau rambut di permukaan kulit yang terjadi ketika otot-otot piloerector berkontraksi.
Otot-otot kecil ini melekat pada folikel individu di setiap rambut yang muncul. Piloereksi adalah respons sukarela yang diarahkan oleh sistem saraf simpatik-salah satu saraf yang memicu respons melawan atau berlari yang ditimbulkan karena udara dingin, rasa takut, atau pengalaman yang mengejutkan. Jadi reaksi ini akan muncul tiba-tiba tanpa direncanakan oleh kita.
Merinding sebenarnya memiliki dua fungsi yang tidak banyak berguna bagi manusia yang tidak berbulu. Salah satunya adalah untuk membuat kita tetap hangat. Tapi bagi hewan berbulu seperti mamalia dan burung, piloereksi akan menciptakan lapisan udara di bawah bulu hewan yang membantu melindungi tubuh mereka dari suhu dingin. Piloereksi juga berguna ketika hewan merasakan ancaman sudah dekat. Dalam situasi ini, ketika otot piloerektor berkontraksi dan menyebabkan bulu terangkat, ini akan menciptakan penampilan seakan-akan hewan tersebut tampak besar, sehingga membantu mencegah predator mendekat.
Ilustrasi merinding/ Foto: Pexels |
Hubungan Merinding dengan Musik dan Emosi
Manusia juga bisa merinding selama momen pengalaman emosional yang kuat dan apa yang sangat menarik baginya. "Musik dan film adalah beberapa cara untuk merasakan sensasi merinding emosional," ujar Roach.
Dalam sebuah studi pada Januari 2011 yang diterbitkan dalam Biological Psychology, para peneliti mencoba mengukur kedinginan subjektif atau menggigil pada tengkuk punggung, dan piloereksi yang terlihat pada sekelompok sukarelawan saat mereka mendengarkan musik dan menonton film. Hasilnya, lagu Celine Dion My Heart Will Go On ternyata memberikan peringkat rasio dingin di tengkuk belakang sebesar 50 persen dan rasio piloereksi di bagian kulit sementara sebesar 14 persen.
Lantas, mengapa kita merinding setiap mendengar lagu? Mitchell Colver, seorang instruktur topik khusus di Utah State University, melakukan penelitian tentang tipe orang yang mungkin paling mudah merinding. Penelitian yang diterbitkan dalam Psychology of Music edisi Maret 2015 menjadi viral dan membuatnya menjadi salah satu otoritas terkemuka yang membuat 'merinding'.
"Untuk lebih memahami merinding, kamu harus memahami bahwa kamu punya dua otak-otak emosional dan otak berpikir dan mereka merespons secara berbeda terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarmu," ujarnya.
Celine Dion menyanyi/ Foto: FilmMagic |
Otak emosional adalah yang utama. Seperti kelinci di hutan, ia terus-menerus mencari ancaman dan ketika menemukannya, otak memicu reaksi fisiologis otomatis yang dikenal sebagai fight or flight. Sebab memicu respons bertahan hidup, otak emosional langsung aktif ketika merasakan bahaya dan mengesampingkan otak yang berpikir.
"Bagi otak emosionalmu, tidak ada kejutan yang menyenangkan. Jadi, ketika ada suara di lingkungan, termasuk suara musik, otak emosional tidak memprosesnya sebagai musik. Ia mendengar seseorang berteriak, mendengar pekikan biola dalam frekuensi tertentu, dan menganggapnya sebagai suara yang mengancam," ujar Colver.
Harmoni yang tidak terduga atau perubahan volume yang tiba-tiba bisa memicu rasa merinding. Namun, beberapa detik kemudian, otak yang berpikir masuk dan menilai kembali situasi secara kognitif. Ia pun mengenali nada tinggi sebagai musik, menafsirkannya bukan sebuah ancaman dan mematikan otak emosional sehingga kamu pun kembali normal.
Ilustrasi merinding/ Foto: Shutterstock |
Takut atau Senang?
Colver mengatakan ketika kita sebagai manusia secara kognitif menilai kembali sesuatu sebagai keindahan estetis, kita akan merasakan dopamin. Sehingga ada yang mengatakan bahwa merinding itu menyenangkan. Fenomena merinding yang menyenangkan saat mendengarkan musik sebenarnya memiliki namanya sendiri yakni Frisson.
Frisson bermakna 'dingin yang estetik' dalam bahasa Prancis. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai 'orgasme kulit'. "Kita tahu bahwa dopamin membanjiri tempat yang sama di otak ketika orgasme. Jadi, fakta bahwa itu disebut orgasme kulit secara ilmiah tepat. Saya tidak berpikir banyak orang menyadari bahwa kegembiraan dari ketegangan adalah sebuah pelepasan. Dan musik yang bagus akan menciptakan serta menyelesaikan ketegangan psikologis," ujarnya.
Ingat, tidak ada kejutan yang menyenangkan. Merinding yang ditimbulkan akibat sentuhan atau digelitik sering kali melibatkan bagian tubuh yang biasanya tertutup atau terlindungi dan menempatkan kita pada posisi rentan serta memicu respons langsung dari otak emosional. Jadi sebenarnya, reaksi merinding menimbulkan sensasi beragam bagi setiap orang yang merasakannya.
(DIR/HAL)