Ada banyak kata yang sering saya ucapkan sendiri di depan kaca setiap pagi sebelum pergi ke kantor. Misalnya seperti "Hari ini lo cantik banget!" atau "Yuk, hari ini bisa!", dan banyak kata-kata berbeda setiap harinya saya lontarkan kepada diri sendiri. Tak hanya itu, saya pun sering kali menegur diri sendiri ketika melakukan kesalahan yang berulang atau sekadar lupa akan sesuatu. Semua itu saya ucapkan kepada diri sendiri dan membuatnya sebagai percakapan sehari-hari yang lumrah.
Mungkin hampir sebagian besar orang pernah berbicara kepada diri sendiri dalam keadaan genting untuk menambah semangat, atau hanya untuk menghibur diri di kala sedih. Tapi sebagian orang justru melihat berbicara pada diri sendiri adalah sebuah kelainan mental seperti skizofrenia, yang membuat kita harus mencari seorang profesional untuk menanganinya. Lantas, seberapa normalnya kita berbicara pada diri sendiri dan kenapa kita menyukainya?
Berbicara dengan diri sendiri adalah normal
Sebenarnya kita telah melakukan kebiasaan ini sekitar usia dua dan tiga tahun. Lalu, pada usia lima tahun, anak-anak menjadi lebih tertutup tentang pembicaraan mereka sendiri. Mereka masih berbicara pada diri sendiri, tetapi cenderung lebih singkat, tenang, atau menganggapnya sesuatu yang pribadi agar orang lain tidak mendengarnya.
Dilansir WebMD, menurut sebuah penelitian, 96 persen orang dewasa mengatakan bahwa mereka memiliki dialog internal, sementara berbicara dengan suara lantang adalah hal yang kurang umum yakni hanya 25 persen saja yang melakukannya. Mungkin ada beberapa stigma yang kerap kamu dengar ketika berbicara di depan umum, tetapi melakukannya sesekali ternyata dapat membantumu untuk memahami dunia sekitar.
Dialog batin biasanya terdengar mirip dengan cara kamu berbicara pada orang lain. Pembicaraan semacam ini bisa terjadi dengan tenang di dalam kepala atau diucapkan dengan lantang. Meskipun pada akhirnya tidak setiap hari, kebanyakan dari kita akan berbicara pada diri sendiri setidaknya sesekali.
Ada beberapa jenis cara yang bisa kamu gunakan untuk berbicara pada diri sendiri, self-talk internal bisa saja positif atau negatif, tetapi bisa juga berbeda dalam hal tujuan yang dimaksudkan.
- Pembicaraan diri yang positif dan negatif
Berbicara pada diri sendiri dengan cara positif mungkin melibatkan penyampaian penegasan diri atau pernyataan yang dirancang untuk membantu kita tetap termotivasi dan terinspirasi. Sementara, berbicara pada diri sendiri secara negatif sering berpusat pada pernyataan yang mengkritik diri atau menyalahkan.
- Pembicaraan mandiri instruksional
Bentuk pembicaraan ini berbentuk seperti mengarahkan diri untuk melakukan beberapa langkah-langkah. Misalnya saat kamu harus memecahkan masalah atau melakukan suatu tugas.
- Pembicaraan diri yang memotivasi
Jenis pidato ini difokuskan pada pemberian dorongan untuk melakukan suatu tugas. Misalnya kamu memuji dan menyelamati diri sendiri karena upayamu menyelesaikannya hingga mencapai keberhasilan.
Saat pembicaraan pada diri berubah tak normal
Berbicara pada diri sendiri sebenarnya baik untuk kesehatan mental, sebab ini dinilai sebagai taktik pemecahan masalah yang sehat. Ada penelitian yang menunjukkan ketika orang membicarakan apa yang baru saja mereka alami, mereka cenderung belajar darinya dan mencoba memahaminya. Self-talk juga bisa membantu kamu untuk membuat keputusan dengan lebih mudah dan memotivasimu untuk melakukan hal-hal tertunda.
Meskipun baik untuk kesehatan, pembicaraan pada diri sendiri bisa berubah menjadi tidak normal. Ya, self-talk tidak selalu merupakan kekuatan positif. Jika kamu terlibat dalam self-talk negatif yang terus menerus itu bisa merusak kepercayaan diri, harga diri, dan kesejahteraan mentalmu. Kadang-kadang kamu mungkin menemukan diri terlibat dalam self-talk yang berpusat pada perenungan, atau terus menerus berbicara tentang pikiran sedih, negatif, dan gelap dalam waktu yang sama. Jenis self-talk ini mungkin merupakan tanda depresi.
Lalu kamu bisa saja mendengar suara-suara atau mengalami halusinasi lain, kemungkinan kamu mengalami kondisi psikosis seperti skizofrenia, bipolar disorder, atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Hal ini dialami sebagai akibat dari halusinasi pendengaran. Jika sudah begini, artinya berbicara pada diri sendiri adalah suatu ciri-ciri masalah mental. Bila kamu mengalami self-talk yang sangat negatif, sulit dikendalikan, atau disertai dengan halusinasi pendengaran atau visual, kamu harus berbicara dengan dokter atau terapis, ya!