Pasti kita semua pernah mengalami situasi dimana kita tiba-tiba saja lupa apa yang ingin kita lakukan atau katakan. Padahal kita sudah setengah jalan untuk menyelesaikan hal tersebut. Pikiran seperti, 'Tadi gue mau ngapain, ya?' pasti pernah terlintas dan tiba-tiba ingatan tersebut kembali lagi setelah selang beberapa menit. Meski terlihat seperti suatu gejala penyakit, tapi tak perlu dikhawatirkan, sebab hal ini merupakan kondisi non-medis yang biasa disebut sebagai Brain Fog.
Menurut Sabrina Romanoff, PsyD-seorang profesor dan psikologi klinis di New York City, menjelaskan Brain Fog adalah gejala yang mengacu pada penggambaran mengenai kerja otak yang lamban dan kabur. Seperti kurangnya kejernihan mental yang dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk mengingat sesuatu. Untuk lebih singkatnya, Brain Fog ini merupakan gejala dari menurunnya fungsi dan kapasitas otak kita. Namun, hal apa saja yang bisa menjadi penyebab dari Brain Fog ini?
Hal-hal yang menjadi faktor dari Brain Fog bisa karena kurang tidur, meningkatnya level stres, depresi, perimenopause, obat-obatan yang dikonsumsi, kondisi hormonal, kurangnya nutrisi seperti vitamin B12, kondisi kesehatan yang kronis hingga infeksi dari Covid-19, SARS, dan H1N1. Sedikit dari kita mungkin tidak mengetahui bahwa Covid-19 dapat menyebabkan peradangan di otak yang dapat mempengaruhi kemampuan neuron otak untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya, sehingga bisa menyebabkan Brain Fog.
Tidak hanya itu, stres, kecemasan serta keharusan untuk mengisolasi diri dalam waktu yang lama akibat Covid-19 juga secara tidak langsung dapat menyebabkan Brain Fog, karena hal-hal tersebut dapat melelahkan otak kita. Meskipun Brain Fog hanyalah sekadar keadaan dimana kita lupa untuk melakukan sesuatu sepersekian menit-bahkan detik, kondisi ini juga meliputi berkurangnya konsentrasi, sering merasa kebingungan, lamban untuk berpikir, pikiran yang kabur, mudah lupa, kehilangan kemampuan untuk berkata-kata hingga lelah mental.
Brain Fog memang terasa hampir sama dengan efek kurang tidur (sleep deprivation) atau stres. Walaupun demikian, kondisi ini tidak sama dengan demensia dan bukanlah sebuah tanda bahwa ada kerusakan struktural pada otak kita. Namun, Brain Fog yang dikatakan tidak berbahaya ini juga sebenarnya dapat mengakibatkan sakit kepala dan juga kelelahan mental, karena alam bawah sadar kita memaksa otak untuk bekerja seperti normal-mengingat yang dilupakan, berusaha untuk fokus, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, risiko Brain Fog ini dapat kita kurangi dengan melakukan beberapa hal. Di antaranya adalah dengan tidur cukup, menjaga agar tubuh selalu terhidrasi, berolahraga yang teratur, makan makanan yang sehat dan bernutrisi, istirahat yang teratur, mencoba untuk meditasi, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol hingga menjaga berat badan yang ideal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak perlu khawatir lagi apabila tiba-tiba kamu mengalami Brain Fog, karena hal ini cukup normal dan jangan memaksakan otak untuk bekerja terlalu keras. Jangan lupa juga beristirahat sejenak, because taking a little break from your hustle bustle is not a crime!