Inspire | Love & Relationship

Kenapa Usainya Hubungan Situationship Jauh Lebih Menyakitkan?

Kamis, 26 Sep 2024 18:00 WIB
Kenapa Usainya Hubungan Situationship Jauh Lebih Menyakitkan?
Kenapa Usainya Hubungan Situationship Jauh Lebih Menyakitkan?/Foto: Pexels: Cottonbro
Jakarta -

Situationship merupakan jenis hubungan yang kini dekat dengan banyak orang. Selain tidak melibatkan komitmen dan rencana jangka panjang, situationship juga kerap tidak memiliki konsistensi dalam menjalankannya. Biasanya, situationship juga tidak berlangsung bertahun-tahun, namun mengapa banyak dari mereka yang menjalani situationship seringkali merasa bahwa mengakhiri hubungan dengan pasangan situationship jauh lebih menyakitkan daripada hubungan pacaran?

Situationship yang memang biasanya dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan akhirnya berakhir dengan tiba-tiba tentunya akan lebih menyakitkan, hal ini dikarenakan perbedaan dengan hubungan berkomitmen yang memang dijalani dengan prinsip-prinsip tertentu yang sudah pasti dihadiri dengan berbagai rintangan di dalamnya.

Berbeda juga dengan hubungan pacaran yang saling memiliki hak atas perasaan satu sama lain, berakhirnya hubungan situationship yang tidak memiliki hak istimewa untuk meminta pembicaraan tentang closure justru akan lebih menyakitkan. Karena hubungan situationship yang tidak terdefinisi bahkan mungkin perasaan yang tidak sepenuhnya sama dengan pasangan membuat seseorang yang lepas dari hubungan situationship menjadi lebih berat untuk dipahami, bahkan terkadang ada rasa malu dan bingung.

Hubungan situationship yang kerap tidak dipublikasikan dan dirahasiakan juga bisa membuat seseorang merasa terisolasi dengan lukanya seusai hubungan tersebut kandas. Akan sulit bagi seseorang untuk meluapkan emosinya dengan bercerita kepada keluarga dan teman terdekat secara langsung maupun di media sosial.

Walhasil, kesedihan dan kekecewaan hanya dapat dirasakan sendiri. Bahkan, apabila kesedihan tersebut diceritakan pun, rasa ketakutan untuk dihakimi dan dipermalukan cukup besar. Sehingga, perasaan tersebut hanya bisa diatasi oleh diri sendiri yang justru membuat menjalaninya menjadi lebih berat.

Hubungan situationship yang tidak diikuti dengan komitmen dan prinsip jangka panjang juga membuat mereka yang berada di dalamnya tidak terlalu terbuka bahkan cenderung menggunakan topeng. Ketika seseorang tidak mengenal pasangannya secara mendalam, hal ini justru membuat mereka memproyeksikan kualitas idealisnya kepada pasangannya. Hubungan situationship dapat dikatakan sebagai kisah cinta yang tidak lengkap, sehingga ada kecenderungan untuk menempatkan mereka di atas tumpuan sehingga lebih untuk pulih.

Beratnya perpisahan oleh pasangan dalam situationship memang secara garis besar didasarkan oleh kurangnya pemahaman atas satu sama lain karena tidak adanya proses komitmen yang membawa mereka untuk menjalaninya dengan serius. Sehingga, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab sampai hubungan usai serta kesulitan untuk meluapkan emosi atas hubungan situationship yang seringkali disembunyikan dari orang-orang terdekat.

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS