Inspire | Love & Relationship

Hal-hal yang Perlu Kamu Siapkan Biar Nggak Takut Menikah

Senin, 02 Sep 2024 19:00 WIB
Hal-hal yang Perlu Kamu Siapkan Biar Nggak Takut Menikah
Foto: Unsplash
Jakarta -

Akhir-akhir ini TikTok dan Instagram diramaikan oleh tren video "marriage is scary". Tren video yang lebih banyak diikuti oleh para anak muda ini membagikan pemikiran mereka tentang pernikahan di masa ini. Salah satu alasan tren ini ramai diikuti adalah karena banyaknya pemberitaan perihal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, hingga isu orang tua   daddy issues dan mommy issues   ketakutan mereka terhadap pernikahan pun semakin menjadi

Tak bisa dimungkiri, pernikahan adalah keputusan yang tidak mudah untuk diambil. Ada banyak faktor yang perlu disiapkan oleh setiap individunya, seperti mental, fisik, finansial, dan emosional. Tidak ayal rasa takut itu muncul dari dalam diri dan hal-hal eksternal seperti pemberitaan tentang pernikahan-pernikahan yang gagal di media sosial.

Tapi apakah pernikahan memang semenakutkan itu?

Persiapkan Diri dari Segala Sisi

Narasi "marriage is scary" memengaruhi persepsi anak muda terhadap pernikahan. Ditambah banyaknya pemberitaan di media sosial dan mungkin pengalaman pribadi membuat pemikiran mereka pada pernikahan menjadi buruk. Kedepannya bisa berimbas pada menurunnya angka pernikahan dan juga penduduk. Seperti yang terjadi di beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang.

Oleh sebab itu menikah bukan ajang untuk berlomba-lomba sampai ke finish duluan, tetapi perihal kesiapan dalam segala hal. Haikal, seorang pekerja media sekaligus seorang ayah muda mengatakan yang perlu dipersiapkan untuk menuju ke arah pernikahan adalah mental dan juga kesiapan dari masing-masing individu itu masing-masing.

"Untuk menjalankan bahtera rumah tangga kan membutuhkan pemikiran yang matang dari kedua orang yang akan berkomitmen untuk bersama selamanya kan. Dalam suka dan duka dalam hal apapun itu awalnya harus disepakati bersama dulu, agar kedepannya itu kita bisa sama-sama tahu dan mengantisipasi keadaan yang tidak terduga saat menjalankan rumah tangga," kata Haikal kepada CXO Media saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (2/9).

Senada dengan Haikal, Echa, pria yang telah berumah tangga selama 4 tahun ini mengungkapkan yang harus dipersiapkan seseorang sebelum menikah adalah komunikasi yang baik dengan pasangan, mengenal lebih dalam karakter dan sifat pasangan, dan juga saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebab pada akhirnya, menikah adalah perihal kerjasama dengan pasangan sebagai tim.

"Kalau dari experience gue sendiri, setelah menikah itu banyak hal baru yang gue temuin di pasangan gue begitu juga sebaliknya, ya udah jadi bagaimana kita memahami itu semua dan saling bekerjasama biar bisa membina keluarga ini ya," kata Echa.

Mereka pun tak menampik bahwa ketakutan itu dirasakan ketika akan menikah, terutama bagi seorang pria yang dianggap mempunyai tanggung jawab lebih besar dalam rumah tangga. Echa mengakui bahwa sebelum menikah dirinya dilingkupi ketidaktahuan seperti apa pernikahan itu.

"Waktu sebelum menikah, ketakutan gue justru lebih ke acara pernikahan itu sendiri. Seperti gue bisa gak ya bikin pesta, sewa gedung, bayar vendor segala macem, ternyata intinya tuh bukan itu. Ternyata menikah itu tidak perlu dipestain, sebenarnya fokus yang harus dijalani adalah bagaimana mental dan peran masing-masing," kata pria yang bekerja sebagai produser di salah satu media di Jakarta ini.

Sementara Haikal justru beranggapan bahwa ketakutan orang terhadap pernikahan itu karena mereka berpikir terlalu jauh dan memikirkan yang buruk-buruknya saja. Padahal masa depan yang mereka jalani tidak selalu buruk, sebab Haikal percaya kalau menikah itu adalah rezeki dari Tuhan.

"Menurut gue, orang yang takut menikah itu, dia berpikir terlalu dalam dan mikir yang jelek-jeleknya aja. Intinya kalau lo ikhlas dalam menjalankan bahtera rumah tangga, itu pasti ada jalannya dikasih oleh Tuhan. Jadi menikah itu tidak semenakutkan itu sih. kalau kita tidak terlalu kritis untuk memikirkan kedepannya yang buruk-buruk aja. Lagipula rumah tangga kan kerjasama dengan pasangan," jelasnya.

Meyakinkan Diri Sendiri Lebih Penting

Tren media sosial "marriage is scary" memang banyak bisa mempengaruhi anak-anak muda saat ini. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang tidak yakin dengan esensi pernikahan itu sendiri.

Dezky, seorang pekerja yang berkantor di Mampang Prapatan mengaku bahwa dirinya baru saja mengambil langkah besar dengan melamar kekasihnya beberapa waktu lalu. Dia mengatakan sebelumnya dia percaya bahwa menikah itu cukup menakutkan. Tetapi dengan keyakinannya terhadap pasangan, Dezky pun siap berkomitmen.

"Sebenarnya, sampai hari ini gue juga masih takut buat menikah sih. Tapi alasan gue berani melangkah itu, karena gue merasa pasangan gue yang sekarang itu membuat gue merasa sangat disayang gitu sampai di titik di mana gue berpikir gak ada yang bisa nerima gue dibanding dia," ujar Dezky kepada CXO Media.

Dia pun sempat berpikir bahwa menikah itu hanya tentang soal uang atau finansial saja. Namun Dezky mengakui bahwa pemikiran itu salah, justru komitmenlah yang membuat dia yakin melangkah untuk ke jenjang bernama pernikahan itu sendiri.

"Secara mental, jujur aja gue juga bukan orang yang siap-siap banget, tapi kalau bareng dia gue siap-siap aja karena kami punya pemikiran yang sama perihal menikah," ungkapnya.

Terlepas setuju atau tidak mengenai pendapat narasumber, keyakinan soal pernikahan itu adalah hak masing-masing individu. Tak salah jika memikirkan bahwa pernikahan itu punya tanggung jawab yang cukup berat sebab ada banyak esensi dari pernikahan yang tidak setiap pasangan bisa melaluinya.

Tetapi sangat disayangkan jika pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan hanya penuh dengan sesuatu yang buruk. Tidak ada pernikahan yang sempurna. Setiap hubungan tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak ada yang 100 persen baik atau 100 persen sempurna.

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS