Tahun baru, menyandang status baru dari in relationship jadi single, memang rasanya menyebalkan. Apalagi putus dari mantan pacar saat sedang sayang-sayangnya. Tapi yang namanya hidup harus tetap berlanjut, bukan?
Harus diakui, tidak mudah untuk melupakan mantan pacar dan kisah cinta yang sudah dijalani selama ini. Tetapi, bagaimana pun juga kamu harus bisa menerima kenyataan pahit, kamu memang butuh melupakan mantan pacar dan mulai move on. Lantas, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melupakan mantan pacar?
Waktu yang Dibutuhkan Melupakan Mantan
Buat kamu yang pertama kali pacaran, fase putus cinta bisa jadi 'pukulan keras' dan mengalami kesedihan mendalam. Tapi untuk mendapatkan cinta yang nyata, fase ini harus kamu lewati dengan lapang dada. Hal pertama yang harus kamu pahami saat melupakan mantan adalah bagaimana rasanya menjalani fase tersebut.
"Hal pertama yang tidak bisa kamu ubah adalah waktu. Kamu hanya perlu menunggu sampai kamu tidak memiliki emosi yang kuat ketika kamu memikirkannya untuk menemukan sesuatu yang mengingatkanmu pada mantanmu. Ketika kamu bisa melihatnya tanpa memihak, maka kamu telah melewati elemen waktu," kata psikologi klinis Dr. Linda Blair seperti dikutip Refinery29.
Jadi berapa lama melupakan mantan yang masih kamu sayangi itu? Menurut para ahli, hal ini tergantung pada banyak faktor, termasuk apakah ini hubungan serius pertama kamu, lama kamu menjalani pacaran, apakah kamu berada di satu lingkaran sosial, dan berapa banyak kebiasaan yang telah kalian bentuk bersama.
"Itu semua tergantung pada intensitas hubungan itu berlangsung dan putusnya hubungan. Ini seperti kesedihan dan secara umum, sebagian besar kerugian membutuhkan waktu satu tahun untuk diselesaikan," ujar Dr. Blair.
Beri Dirimu Ruang untuk Refleksi Diri
Saat emosi yang kuat seperti rasa malu muncul, itu akan menghalangi upaya emosional yang sebenarnya dilakukan, sehingga membuat banyak orang merasa terjebak dalam perjalanan move on mereka. Kalau kamu bilang, kamu tidak bisa move, konselor hubungan, Jennifer Warwick justru mengatakan sebaliknya, bahwa tidak bisa move on itu hampir mustahil.
"Mungkin terasa sangat sulit untuk move on dan merasa bahagia lagi, tapi itu akan terjadi jika kamu memberi dirimu waktu dan ruang," ujarnya. Untuk mencapai tahap ini, sebagian orang mungkin memerlukan psikolog, namun itu kalau kamu benar-benar tidak bisa menghadapinya dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Tapi kalau itu masih bisa membuatmu melakukan kegiatan sehari-hari, perjalanan move on diri sendiri adalah yang paling masuk akal. Baik Warwick maupun Dr. Blair berpendapat bahwa menuliskan segala sesuatunya adalah langkah awal yang bagus.
"Buatlah jurnal segala perasaanmu tentang hubungan tersebut dalam urutan apapun, lalu baca ulang dan coba susun dalam urutan yang masuk akal. Hidup hanya masuk akal jika direnungkan dan ketika kita mengatur peristiwa dan perasaan, kita bisa tenang. Sebab otak kita bisa rileks ketika menemukan makna. Jadi ditata dulu, keluarkan, lalu buang setelahnya," kata Dr. Blair.
Nah, tangis-tangisnya udah, tidak nafsu makannya sudah, sekarang waktunya merefleksi diri sendiri. Ia menekankan pentingnya memiliki jaringan dukungan yang kuat untuk membantumu dalam fase move on.
Dr. Blair mengatakan ada karakteristik kepribadian tertentu yang mungkin membuat perbedaan. Jika kamu cenderung impulsif dan ekstrovert, atau kamu cenderung tidak melihat lebih dalam, kemungkinan besar kamu akan terlalu cepat move on sebelum benar-benar sembuh.
"Sebagai perbandingan, introvert memiliki kelebihan dalam hal ini. Mereka merasa nyaman berada bersama diri mereka sendiri, sehingga mereka lebih cenderung bisa menemukan waktu untuk refleksi diri," ujarnya.
Kalau kamu kesulitan berdamai dengan putus hubungan ini, perasaan malu bisa jadi hambatan utama untuk mengendalikan emosi kamu. Tapi Dr. Blair meyakinkan sekali lagi, tidak ada kata gagal dari move on. Pada akhirnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melupakan seseorang, jawabannya adalah tergantung dari kamu.
Semakin kamu 'memanjakan' perasaan sedih, semakin kamu susah untuk move on. Mungkin ada saat-saat di mana kamu kesulitan dalam proses move on tersebut. Namun kamu membutuhkan tenaga dan nafas sejenak untuk memulai dirimu yang baru dan belajar dari kesalahan yang lalu. Kita semua butuh proses untuk menjadi manusia yang lebih baik agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama.
(DIR/DIR)