Siapa pun pasti berharap bisa bertahan lama ketika pacaran dengan seseorang. Namun pada kenyataannya, mempertahankan cinta dan hubungan tidak semudah itu. Akhirnya, hubungan yang hanya menghitung bulan pun harus kandas di tengah jalan. Walau hanya sebentar, kenapa kita masih merasakan sakit yang terasa sampai sekarang ya?
Dikutip Well and Good, terapis hubungan Victoria Riordan, LPCC-S, mengatakan sakit hati yang kamu rasakan saat mengakhiri hubungan—dan berapa lama perasaan itu bertahan dalam dirimu—tidak bergantung pada lamanya hubungan itu dijalani. Sementara, terapis hubungan Melissa Divaris Thompson, LMFT, mengatakan hubungan jangka pendek seringkali berakhir pada fase honeymoon.
Hal ini berarti kamu sebenarnya tidak mempunyai banyak informasi tentang orang tersebut serta kekurangan dan keunikannya untuk benar-benar membentuk persepsi apakah hubungan itu akan mampu berhasil dalam jangka panjang. Kurangnya informasi ini bisa membuatmu sangat sulit untuk merekonsiliasi perpisahan setelah pacaran yang singkat, akhirnya pikiranmu pun berkecamuk pada berbagai kemungkinan.
"Mereka mulai menaruh harapan dan menyematkan harapan pada hubungan tersebut sedemikian rupa, sehingga fantasinya bahkan lebih banyak dari kenyataan yang ada. Saat kamu bersama seseorang dalam jangka waktu lama, kamu tahu kesalahannya dan dapat mempunyai pandangan yang netral dibandingkan pertama kali berkencan dengan seseorang dan menganggap orang tersebut luar biasa," kata Thompson.
Riordan pun menambahkan, rasa sakit itu muncul karena kegembiraan yang berdasarkan harapan itu muncul, namun belum sepenuhnya terwujud. Saat kamu menjalani hubungan tersebut, kamu mungkin sudah membayangkan seperti apa kamu akan menjalani berbagai hal dengannya, dan tentu ketika hubungan tersebut tidak berjalan sesuai keinginanmu rasanya sangat mengecewakan. Perasaan sakit hati yang muncul itu wajar dan normal untuk dirasakan.
Mengakui adalah Obatnya
Kamu mungkin masih belum terima bila perasaan cinta untuk dia harus berakhir secepat itu. Namun, Thompson menyarankan untuk mengatasi perasaan sakit hati tersebut dengan merasakan perasaanmu dan mengakuinya. Penyesalan hanya akan memicu siklus kritik diri yang bisa mengganggu kemampuanmu untuk hidup di masa depan. Cara mengubahnya adalah fokus dengan hubungan yang apa adanya.
"Jika kita mengharapkan setiap hubungan berubah menjadi cinta seumur hidup, kita akan kecewa dan ketika kita dengan mudah terhanyut oleh setiap hubungan, di situlah kita berkecil hati dan mulai menganggap kencan sebagai hal yang melelahkan, bukan sebuah kebahagiaan dan petualangan," kata Riordan.
Lalu, cara lainnya untuk membantu dirimu sendiri agar tidak terjebak dalam kehaluan adalah dengan mencoba melakukan segala sesuatunya secara perlahan dan bertahap ketika mengenal seseorang. Berkencan dan bertemu orang lain adalah bagian dari menemukan apa yang kamu inginkan. Maka, kamu pasti akan menjalin hubungan yang belum sepenuhnya kamu sadari.
Nah kalau kamu sering berhadapan dengan rasa sakit karena hubungan jangka pendek dan selalu murung, pakar hubungan Jess Carbino, PhD, merekomendasikan untuk menetapkan beberapa batasan untuk melindungi hatimu. Misalnya mengatur jarak kencan dengan seseorang yang baru daripada menjadwalkan beberapa kencan dalam seminggu. Jujur pada diri sendiri dan orang lain tentang apa yang kamu cari juga bisa membantu kamu agar tidak terbawa arus.
"Jika sesuatu hubungan tidak pernah didefinisikan, orang akan memiliki kapasitas untuk percaya bahwa hubungan tersebut bisa mengarah ke arah mana pun, dan ambiguitas bisa menyebabkan [delusi] yang bisa jadi masalah," kata Dr. Carbino.
Yuk, jangan terjebak dengan patah hati terus-menerus. Kamu mungkin masih mengingat hal-hal indah yang kalian lewati bersama, namun ketika itu berakhir, biarlah berakhir. Sebab, hubungan tersebut adalah bagian dari perjalananmu mendapatkan cinta sejati.
(DIR/alm)