Jika kamu sering menghabiskan banyak waktu untuk menyelami berbagai konten menarik di TikTok, pasti kamu seringkali berpapasan dengan konten-konten perihal hubungan romansa atau sekadar content creator yang menceritakan tentang kehidupan cintanya. Tidak sedikit dari kamu juga pasti pernah mendengar istilah delusionship. Mungkin terdengar cukup menyeramkan, namun bisa saja ternyata kamu sedang mengalaminya. Lalu apa itu delusionship dan apa ciri-ciri kamu sedang berada di dalamnya?
Menurut seorang dating coach dari Bumble yang dikutip oleh Vogue, Dr. Caroline West, delusionship adalah sebuah rasa kekaguman yang dimiliki untuk seseorang tanpa memiliki hubungan yang jelas atau bahkan belum pernah bertemu dengan orang tersebut sebelumnya. Dalam delusionship, seseorang kerap berkhayal dan meyakinkan diri mereka bahwa orang yang mereka kagumi tersebut dapat membawa mereka ke hubungan yang menyenangkan dan serius, bahkan hingga ke jenjang yang lebih jauh lagi.
Hal ini tentunya cukup familiar, dan kamu pasti merasa bahwa hal ini bisa saja merujuk pada pemikiran toxic. Tidak perlu khawatir, Dr. Caroline West menyatakan bahwa hal ini tentunya bukanlah suatu hal yang buruk karena untuk membayangkan hubungan dengan seseorang yang potensial sebenarnya sah-sah saja.
Bahkan, Bumble mengatakan bahwa menjadi "delulu" (senang berfantasi tentang hubungan ilusi) bisa menjadi hal yang positif. Hal ini dikarenakan sebanyak 73% dari para Gen Z yang lajang di seluruh dunia menggunakan Bumble dengan optimis dan senang hati karena sudah membayangkan untuk mendapatkan pasangan di kemudian hari.
Ketika membicarakan berkencan, terutama dalam hal kencan online, sudah pasti akan ada hal-hal yang membawamu berfantasi dan meromantisasi seseorang yang baru saja dikenal. Bahkan, ketika sudah mulai memasuki fase flirting, delusionship kerap kali menjadi fase yang akan mengikuti.
Uniknya, bagi sebagian orang, delusionship yang dimiliki ini bisa termanifestasi menjadi sesuatu terus menerus terulang di kepala. Membayangkan seseorang membalas pesan dan berkenalan lebih jauh bisa menjadi sebuah pemikiran yang diyakini bisa termanifestasi menjadi kenyataan. Namun, pastikan untuk tidak berekspektasi terlalu jauh agar tidak jatuh ke dalam kekecewaan.
(DIP/alm)