Setiap orang punya tipe pasangannya masing-masing. Namun yang paling sering dicari adalah orang yang humoris dan juga romantis. Romantis yang kerap dinarasikan sebagai berbagai tindakan yang merepresentasikan hubungan bak negeri dongeng. Misalnya seperti memberikan service terbaik untuk pasangan lewat perhatian dan tindakan.
Sayangnya, orang yang romantis lebih banyak berakhir menimbun kekecewaan dan sakit hati karena pasangannya tidak membalas seperti apa yang telah mereka lakukan. Tidak jarang, mereka suka terjebak dengan toxic relationship karena mudah dimanfaatkan. Tapi, salahkah menjadi seseorang yang romantis?
Romantisme yang Berubah Putus Asa
Sebenarnya tidak ada yang salah menjadi orang yang romantis, memberikan hal terbaik untuk pasangan lewat tindakan maupun perkataan. Namun, bila tak bisa lagi membedakan antara kenyataan dan fantasi percintaan negeri dongeng, hal ini sudah berubah menjadi keputusasaan.
"Orang-orang romantis yang putus asa memakai 'kacamata merah muda' karena keinginan mereka untuk mencintai dan dicintai. Hal ini menyebabkan mereka hanya melihat fantasi ketika menjalin hubungan, bukan kenyataan," kata Sabrina Romanoff, PsyD, psikolog klinis dan profesor di Yeshiva University dikutip dari Very Well Mind.
Orang yang romantis kerap mencari pasangan berdasarkan rasa cintanya dan menawarkan hubungan positif penuh harapan, tetapi itu juga bisa berarti mereka mudah terluka dan kecewa sebab tak sesuai harapan. Sisi positifnya, menjadi seseorang romantis yang putus asa bisa membantu karena mudah membuka diri terhadap cinta yang baru.
Dr. Romanoff mengatakan meskipun patah hati dan mengalami kesakitan di masa lalu, orang-orang romantis yang putus asa bisa melihat kebaikan orang lain dan percaya pada potensi mereka. Di sisi lain, memiliki ekspektasi menjalin hubungan seperti di dunia dongeng yang tidak realistis dan tidak sehat, pada akhirnya sulit untuk dipertahankan.
Sebuah penelitian menunjukkan kalau ekspektasi yang tidak realistis bisa membahayakan kesejahteraan mentalmu dan menurunkan kepuasan pada sebuah hubungan yang sedang dijalani. Meskipun sikap positif terhadap hubungan sangat membantu, penting untuk bisa melihat dinamika hubungan dengan cara yang tidak memproyeksikan pandangan, emosi, atau idealisasi yang tidak realistis di dalamnya.
Kenali Kalau Kamu Salah Satunya
Berikut ini adalah beberapa tanda yang bisa menunjukkan kalau kamu adalah seseorang yang romantis atau justru romantic hopeless. Mari kenali tanda-tandanya.
1. Cinta Harus Seperti di Dongeng
Kalau kamu adalah romantic hopeless, kemungkinan besar kamu suka dengan kisah komedi romantis atau cinta seperti di negeri dongeng yang punya alur bertemu pasangan tampan/cantik, jatuh cinta, dan hidup bahagia selamanya. Kamu mungkin punya fantasi kebahagiaan tentang itu harus selamanya dan berkeinginan menemukan pasangan yang sesuai dengan fantasimu.
2. Mudah Jatuh Cinta
Saat kamu mulai berkencan dengan seseorang, alih-alih mengambil pendekatan berkencan yang lambat dan hati-hati, kamu cenderung mudah jatuh cinta dan menerima. Misalnya, kamu mungkin berfantasi tentang masa depan yang panjang dengan seseorang yang baru beberapa kali bertemu.
"Atau mungkin kamu menghabiskan banyak waktu memikirkan orang tersebut, mengingat kembali semua yang mereka katakan, dan memperkirakan masa depan semuanya menciptakan rasa kedekatan yang salah dan perasaan intens terhadap orang tersebut," ungkap Dr. Romanoff.
3. Mengidealkan Pasangan
Kamu tipikal orang yang mencari belahan jiwa dan merasa setiap orang yang kamu temui adalah orangnya. Hal ini mungkin menyebabkan kamu mengidealkan pasanganmu dengan cara yang tidak sesuai dengan pengalamanmu yang sebenarnya. tetapi membantu kamu mengatasi kualitas negatifnya.
4. Selalu Banyak Memberi Saat Menjalin Hubungan
Kamu mungkin menginvestasikan perasaan dengan cara memberikan apa yang bisa kamu berikan kepada pasangan walaupun sebenarnya kamu sendiri kesulitan. Kamu bisa saja menghabiskan banyak uang, waktu, dan energi emosional untuk mendapatkan perhatian dan cintanya. Namun, yang tidak kamu sadari sebenarnya ini hanya sepihak saja kalau dia tidak memberikan sama banyaknya dengan apa yang kamu berikan.
5. Mengabaikan Red Flag
Red flag adalah tanda peringatan kalau pasanganmu mungkin bukan orang yang tepat untuk kamu. Penting bagi kamu untuk memperhatikan tanda-tanda ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan di masa depan. Kamu yang seorang romantic hopeless cenderung mengabaikan red flag dan menutup mata dari ketidaksempurnaan orang tersebut sehingga kamu masih punya fantasi dongeng.
Menjadi seseorang yang romantis untuk pasangan memang tidak ada salahnya, bahkan bisa membuat hubungan lebih manis saat dijalani. Namun, kamu juga harus punya batasan pada diri sendiri, sampai di mana romantisme tersebut normal kamu lakukan dan tidak. Perlu diingat, hubungan cinta yang sempurna bak kisah-kisah romantis di film atau drama itu tidak ada, namun menjalani hubungan yang seimbang antara perasaan dan logika akan menciptakan cinta yang sehat.
(DIR/tim)