Zaman sekarang, kita mungkin sudah sulit membedakan mana orang yang punya niat tulus untuk berteman, mana yang hanya punya niat terselubung alias fake. Oleh sebab itu, memilih-milih teman bahkan sahabat adalah sebuah keharusan dilakukan pada saat ini.
Sekalipun kamu sudah lama menjalin pertemanan dengan seseorang, namun tidak menutup kemungkinan ia bisa menjadi teman yang fake. Teman palsu ini biasanya akan datang kepadamu ketika itu hanya menguntungkan baginya saja. Sementara orang yang benar-benar tulus untuk berteman adalah yang bisa menjadi sumber dukungan emosional dan praktis yang berharga.
Sayangnya, tidak banyak yang menyadari bahwa pertemanan itu bisa mempengaruhi mental seseorang. Ketika mempunyai teman baik, tentu kesehatan mental kita jadi lebih sehat, sedangkan orang yang stay dengan teman palsu akan sulit merasakan kenyamanan dan bahkan menimbulkan gangguan mental seperti kecemasan hingga depresi.
Cara Mengetahui Siapa Teman-teman Palsumu
Banyaknya "topeng" yang digunakan oleh orang saat ini, membuat kita pasti sulit mengetahui siapa yang termasuk teman yang fake maupun tidak. Nah agar kamu tidak terjebak dengan orang toksik semacam ini, begini cara mengetahui siapa teman fake kamu, seperti dikutip Very Well Mind.
1. Inkonsistensi
Teman palsu cenderung ada saat mereka membutuhkan sesuatu, tapi tidak saat kamu membutuhkan sesuatu. Mereka mungkin menghilang atau membuat alasan pada saat kamu membutuhkan mereka.
2. Keberpihakan
Kalau temanmu sudah menunjukkan keberpihakannya terhadap teman yang lain, bisa saja dia bukan teman sejati. Lalu, kalau percakapan kalian hanya sebatas tentang kehidupannya, pendapatnya, atau dirinya sendiri, artinya dia tidak tertarik sama kamu.
3. Tidak bisa diandalkan
Mereka mungkin tidak bisa diandalkan dan jarang menepati janjinya kepadamu. Kamu mungkin akan merasa sulit untuk mengandalkan mereka dalam hal apapun. Misalnya mereka mungkin membuat rencana denganmu dan terlihat mendukung kamu, tapi di menit-menit terakhir, ia bisa saja membatalkan janji dan tidak mengacuhkan perasaanmu.
4. Berkhianat
Kesetiaan bukan hanya tentang kekasih, tapi juga teman perlu menjadi seseorang yang setia. Jika mereka berani untuk menceritakan rahasiamu tanpa izin, membicarakan hal buruk di belakangmu, dan menyebarkan rumor tidak mendasar tentang kamu, artinya dia sudah mengkhianati pertemanan kalian.
5. Tidak menghormatimu
Teman fake mungkin akan mengabaikan, meremehkan, mengejek, atau mudah untuk mempermalukanmu di depan orang lain. Lalu kemudian setelah tindakannya itu, mereka menyebutnya dengan "candaan", padahal itu adalah tanda dia tidak bisa menghargai kamu sebagai temannya.
6. Perilaku yang menyakitkan
Mereka mungkin menyangkal kamu dengan mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakiti kamu, namun mengklaim kalau mereka sedang membantu kamu. Misalnya mereka mengomentari pakaianmu jelek hari ini, dan semua yang dikatakannya jujur juga berusaha membantumu. Padahal, itu adalah tindakan yang menyakitkan hati.
7. Cemburuan
Teman yang fake mungkin akan merasa terancam dengan kesuksesan yang sudah kamu raih. Alih-alih menyamati kamu dan merasa bangga kepadamu, ia justru meremehkan dan memandang pencapaianmu bukan apa-apa.
8. Bersyarat
Apapun hubungannya, give and take adalah sesuatu cara yang sehat agar kamu tidak terjebak dalam "cinta yang sepihak". Kalau hanya kamu yang memberikan apa yang mereka butuhkan, sedangkan kamu tidak diberikan apapun olehnya, mungkin saja karena mereka cuma ada maunya berteman dengan kamu.
9. Memanipulasi
Kalau kamu punya teman yang menggunakan rasa bersalahmu kepadanya, memanipulasi, dan memeras perasaanmu, itu bukan seseorang yang pantas disebut teman. Mereka dengan mudah menyakitimu tentu bukan teman sejati.
10. Tidak punya batasan
Dalam artikel sebelumnya, berteman pun harus punya batasan sekecil apapun. Jika seseorang sudah melanggar batasanmu seperti ikut campur dalam ruang pribadi, privasi, bahkan emosionalmu, itu adalah ciri-ciri teman yang fake.
Alasan Kenapa Ada Teman yang Fake
Pada dasarnya setiap orang itu baik, namun ada hal-hal yang mungkin mengubah jalan pikiran dan keputusannya hingga menjadi orang yang buruk seperti teman fake. Seseorang yang disebut teman fake ini nyatanya bisa mempunyai alasan tertentu sampai membuatnya seperti itu lho.
Misalnya saja ia tumbuh di keluarga yang melanggengkan keegoisan diri. Orang yang egois dan hanya berfokus pada diri sendiri saja mungkin memanfaatkan seseorang untuk mencapai tujuannya tanpa memikirkan kesejahteraan orang lain. Ada juga orang yang berjuang dengan harga diri rendah menggunakan persahabatan palsu sebagai cara meningkatkan kepercayaan diri itu.
Selain itu, masalah kesehatan mental juga bisa membuat seseorang menjadi teman yang fake, narsisme salah satunya. Orang narsistik cenderung mempunyai harga diri yang berlebihan, kurangnya empati terhadap orang lain, dan kemauan untuk memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka.
Selanjutnya, orang dengan kecenderungan psikopat mungkin merupakan teman palsu. Psikopati ditandai dengan kurangnya empati, perilaku manipulatif, dan pengabaian terhadap hak dan perasaan orang lain. Dan yang terakhir adalah trauma masa kecil yang belum usai.
Pengalaman sulit di masa kanak-kanak juga bisa berperan. Orang tersebut bisa saja mengalami masa-masa sulit semasa anak-anak dan tidak pernah melampaui pola pikir untuk bertahan hidup. Namun terlepas dari alasan orang tersebut bersikap "fake" seberat apapun alasannya-bukan jadi alasan kamu membiarkan diri sendiri dimanfaatkan, ya.
(DIR/alm)