Aku yang seorang pendiam ini, ternyata hanya bisa mengagumimu dari jauh. Seringkali aku isi waktu luang untuk mencari tahu segala tentangmu. Segala cara aku lakukan untuk mengenalmu, bukan secara langsung, tapi diam-diam saja. Pada akhirnya aku hanyalah pengecut yang ingin ada di dekatmu dalam diam.
Sesungguhnya kita selalu bersama setiap hari, bahkan kalau bisa aku hitung jarak kita hanya lima jengkal. Demi menutupi rasaku yang menggebu, ku lontarkan beberapa canda padamu agar kita tertawa bersama. Namun yang tidak pernah akan kamu sadari, dalam setiap tingkah polahku, cintaku diam-diam tumbuh untukmu.
Dalam diam ini juga, aku berdoa untuk kebahagiaanmu, walaupun nantinya bukan bersamaku. Sedikitpun aku tidak pernah berharap kamu mengucap kata rindu untukku seperti aku yang setiap hari merindukan kamu. Jadi, biarkan aku menikmati wajah manismu dari jauh dalam diam ini.
Lalu, pernahkah kamu menemukan catatan kecil di atas mejamu? Mungkin kamu selalu bertanya, siapa yang mengirimnya. Aku berharap catatan kecil itu bisa membuatmu tersenyum bahagia. Biarlah itu menjadi rahasia, sebab kamu mungkin tidak akan pernah menyadari bahwa sebenarnya akulah yang diam-diam memujamu.
Hei, sadarkah kamu begitu mudahnya kamu dikagumi dan dicintai? Tapi sungguh, aku tidak memintamu menghiraukan rasa yang kupendam ini. Inilah perasaanku yang jadi pemujamu diam-diam.
(DIR/tim)