Aplikasi dating menjadi bagian penting dalam keseharianku. Yang awalnya cuma dibuka saat senggang, kini menjadi kewajiban dari jam ke jam. Semua ini aku lakukan dalam satu misi pribadi: mencari yang baru setelah meninggalkan yang lama.
Swipe left, swipe right sudah menjadi gerakan otomatis dari jempol tangan kananku. Aku tidak perlu lagi melihat deskripsi yang ditulis oleh barisan cewek di sana. Setidaknya lihat foto dulu, baru melihat informasi selengkapnya. Semua bagaikan mesin yang sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan apa yang aku mau.
Kulihat profilmu dengan foto yang menarik. Ternyata deskripsimu juga membuatku terpanggil. Sekarang aku telah memilih kamu menjadi salah satu yang terpilih. Untuk menjadikanmu teman cerita dari hari ke hari.
Chemistry yang lahir membuat kita akhirnya bertemu di pusat keramaian anak muda. Melihat fisikmu secara langsung memang jadi pengalaman berbeda. Tapi mendengar suaramu jauh lebih indah dari yang dibayangkan.
Aku merasa kita bisa berjalan terus ke babak selanjutnya. Tapi aku tidak tahu denganmu sendiri. Usaha untuk mencari jawaban atas perasaanku telah berbuah hasil. Hasilnya memang tidak sesuai karena kita selesai di titik ini berdasarkan alasan yang harus kuterima.
Swipe left, swipe right kembali menjadi gerakan jempol tangan kananku. Aku kembali masuk ke dalam siklus yang sama. Untuk menjawab misi pribadiku atas kesenangan yang belum terlihat ujungnya.
(tim/alm)