Beberapa waktu terakhir ini dunia film Indonesia dihebohkan dengan kabar mengenai aksi seorang aktris muda potensial yang dituduh selingkuh dengan seorang pria beristri. Kabar yang langsung menjadi trending topic di Twitter dan Instagram ini dipenuhi oleh berbagai hujatan dan kecaman atas aksi aktris tersebut karena didukung berbagai bukti dari sang mantan istri yang diselingkuhi. Tidak hanya ia saja yang terkena hujatan, tetapi juga sang pria serta orang-orang di sekitarnya, termasuk rencana untuk melakukan boikot film terbaru sang aktris. Hal ini menimbulkan satu pertanyaan dalam topik perselingkuhan yang memang selalu menjadi perhatian masyarakat. Mengapa kita benci perselingkuhan?
Banyak Alasan untuk Selingkuh
Ya, harus diakui bahwa banyak alasan untuk selingkuh. Baik dari hubungan yang sedang tidak baik-baik saja, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dalam relationship, mencari pelampiasan, hingga memang candu dengan selingkuh. Tapi seberapa banyak alasan untuk selingkuh, tetap tidak dibenarkan melakukan hal ini.
Harus diakui bahwa masyarakat Indonesia memang benci hal-hal berbau perselingkuhan. Dari mulai artis dengan pejabat, artis dengan artis, hingga sekarang artis muda yang sedang naik daun, tapi harus mendapatkan masalah ini. Banyak alasan untuk selingkuh, tetapi banyak pula alasan kenapa kita benci perselingkuhan.
Siapa yang Suka Pengkhianatan?
Benar sekali, siapa di sini yang senang untuk dikhianati? Sudah pasti tidak ada yang suka. Itu pula yang membuat pelaku perselingkuhan selalu dihujat dan dibenci karena dinilai menghancurkan hubungan lainnya. Walaupun sama sekali tidak kenal dengan pihak yang berkonflik, kita bisa merasakan rasa sakitnya. Itulah yang akhirnya membuat banyak orang lebih mudah untuk bereaksi dengan kasus ini, baik di kehidupan nyata atau di dunia maya.
Tidak Ada Kata Khilaf
Ketika seseorang ketahuan berselingkuh, alasan seperti khilaf bisa muncul dari mulutnya. Jika kalian belum tahu, dalam KBBI, khilaf memiliki arti keliru; salah (yang tidak disengaja). Artinya sang pelaku mengaku ia tidak sengaja berselingkuh. Padahal, tidak mungkin perselingkuhan itu terjadi secara tidak sengaja. Butuh waktu lama hingga mencapai titik pengakuan bahwa mereka berselingkuh. Apakah dalam jangka waktu, seluruh tindakan terlarang tersebut dilakukan secara tidak sengaja? Dari mulai bertemu secara langsung, chatting yang menjurus ke hubungan asmara, hingga yang lebih dari itu. So, kata "khilaf" malah akan membuat orang semakin tidak percaya terhadap para pelaku perselingkuhan.
Timbul Trust Issue
Efek kasus selingkuh yang besar di masyarakat tidak hanya akan merusak hubungan mereka, tetapi juga masyarakat. Banyak orang yang akhirnya anti untuk menjalin hubungan lagi karena takut diselingkuhi setelah melihat kasus selingkuh tersebut. Timbulnya trust issue yang meluas memang sebaiknya bisa diminimalisir dengan pandangan bahwa "tidak semua orang akan berselingkuh". Tapi tetap saja, pasti akan ada yang merasakan trust issue ini.
Menyakiti Banyak Pihak
Banyak sekali pihak yang pastinya tersakiti karena kasus perselingkuhan. Baik dari orang yang diselingkuhi, anak-anaknya jika memang sudah berkeluarga, hingga orang tua dan kerabat terdekat. Tapi, budaya cancelled yang memiliki dua sisi baik dan buruk ini juga akan menyebar ke yang lain. Termasuk dalam kasus perselingkuhan terbaru sang aktris muda dan pria beristri tersebut. Film terbarunya pun mulai mendapatkan ancaman dari berbagai pihak bahwa tidak akan ditonton dan siap di-cancelled saat sudah dirilis.
Trauma Mendalam
Pada akhirnya, trauma menjadi efek paling negatif dari perselingkuhan, khususnya bagi pihak yang diselingkuhi. Siapa yang merasa biasa saja saat temannya memiliki trauma karena sempat diselingkuhi? Tentu saja tidak ada yang senang. Rasa sakit yang dirasakan bersama-sama inilah yang akhirnya membuat kita benci perselingkuhan.
Semoga kasus selingkuh yang sedang banyak dibahas di dunia maya ini bisa menjadi pengingat kita semua bahwa jangan sekalipun mencoba untuk berselingkuh. Terlalu banyak masalah-masalah lain yang akan muncul, termasuk yang menimpa orang lain di sekitar kita.
(tim/DIR)