Kebosanan dan kejenuhan di sela-sela hubungan yang telah kamu jalani bersama pasangan, seberapa lama itu, merupakan hal yang wajar. Mengakhiri hubunganmu mungkin bukan keputusan yang tepat jika kamu merasa hubunganmu sedang begitu-gitu saja. Tak perlu khawatir, ada istilah yang menggambarkan situasi ini, yaitu relationship burnout sebuah fenomena yang sangat wajar terjadi, bahkan di antara pasangan dengan hubungan yang sehat.
Secara definisi, relationship burnout biasanya merujuk pada dua individu dalam sebuah hubungan romantis yang secara bertahap merasa lelah, gundah, ataupun pesimis mengenai sang pasangan atau dinamika hubungan mereka. Biasanya, hal ini terjadi setelah pasangan melewati fase honeymoon dan jika dibiarkan dapat menyebabkan ketegangan, kebencian, dan pada akhirnya pengakhiran hubungan. Untuk mengatasi relationship burnout, alangkah baik untuk mengetahui tanda-tandanya terlebih dahulu.
Relationship burnout biasanya dapat mempengaruhi hubungan yang mengelilingi hubungan romantis si pasangan, seperti antara keluarga, pertemanan, maupun hubungan kerja.
Ilustrasi burnout/ Foto: Freepik |
Blame game
Tanda relationship burnout yang paling umum adalah meningkatnya frekuensi pertengkaran yang biasanya berbentuk saling menyalahkan. Hal ini terjadi dikarenakan kedua pasangan saling memproyeksikan masalah mereka kepada satu sama lain dibanding menyelesaikannya secara baik-baik.
Menghindari pembicaraan tentang masa depan
Saat pasangan enggan untuk berpikir atau berdiskusi tentang rencana di waktu yang akan datang seperti rencana liburan singkat ataupun hal yang serius seperti rencana kerja, hal ini mengindikasikan bahwa mereka sedang merasa lelah atau tidak memiliki motivasi untuk membuat komitmen jangka panjang.
Penurunan komunikasi dan quality time
Tanda awal relationship burnout juga dapat terlihat jika adanya penurunan dalam frekuensi komunikasi dan waktu bersama. Karena saat mengalami kejenuhan dalam hubungan, biasanya pasangan malas untuk berbincang, melakukan aktivitas bersama, mengurangi physical intimacy, hingga menjauhi satu sama lain untuk menghindari terjadinya pertengkaran.
Kurangnya motivasi untuk memperbaiki hubungan
Tentunya, semua hubungan pasti memerlukan waktu dan usaha dalam melalui semua problema yang dapat muncul, dimana hal ini membutuhkan banyak pengertian dan pengorbanan untuk membuat hubungan menjadi lebih baik lagi. Namun, bagi yang sedang di tengah-tengah relationship burnout, mungkin merasa tertekan dan cemas untuk berusaha dalam memperbaiki dinamika hubungan asmara mereka.
Ilustrasi jenuh dalam hubungan/ Foto: Freepik |
Pada sisi lain, alasan relationship burnout dapat terjadi pastinya bervariasi antara hubungan satu dan yang lain. Namun, terdapat tiga alasan yang sering menjadi landasan atas kejenuhan yang dirasakan seseorang dalam hubungan mereka.
Yang pertama adalah self-satisfaction atau kepuasan diri. Umum dialami dalam hubungan jangka panjang, seseorang mungkin mengalami kejenuhan karena hubungan mulai terasa biasa saja dan basi. Alasan kedua adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat stres pasangan, seperti kesehatan mental, lingkungan kerja yang tidak sehat, pemutusan kerja mendadak, dan lainnya yang dapat menyebabkan ketegangan berkepanjangan sehingga tak sedikit orang yang merasa terjebak dalam hubungan mereka karena telah berada di puncak kelelahan emosional. Dan yang terakhir adalah energi yang bertolak belakang, misalnya saat satu pasangan merasa mereka lebih effort dalam hubungan.
Sekali lagi, jenuh dalam sebuah hubungan merupakan hal yang wajar. Namun, hal ini tergantung kepada keinginan dan kesediaan kedua pasangan dalam menavigasi dan memperbaiki hubungan mereka. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi fenomena ini adalah dengan menginisiasi percakapan terbuka mengenai perasaan dan ekspektasi kedua pasangan dalam hubungan. Hal ini jadi kerangka dasar dalam menciptakan hubungan menjadi lebih baik. Perbanyak quality time, tapi tak lupa untuk menghargai alone time. Dan yang paling penting adalah untuk bersabar dan percaya dengan usaha yang sama-sama dikeluarkan oleh pasangan, karena melewati fase jenuh dalam sebuah hubungan tidak dapat terwujud secepat kilat.
(HAI/DIR)