Jika sebelumnya kita pernah membahas perihal daddy issues, kali ini ada istilah lain yang juga mendeskripsikan kondisi mental seseorang sebagai hasil dari hubungan renggang dengan ibunya, yaitu mommy issues. Mommy issues dapat berarti banyak hal yang berbeda, tetapi biasanya mengacu pada masalah pribadi yang berasal dari hubungan yang dimiliki dengan ibu saat bertumbuh dewasa.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa ibu adalah sosok yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang, terlebih lagi ketika sedang bertumbuh besar. Jika seorang ibu melukai hati, memanipulasi hingga gagal memberikan dukungan emosional, tentu hal ini akan memberikan efek samping psikologis pada sang anak hingga kehidupan dewasanya. Perihal mommy issues ini dapat menghasilkan sifat protektif dalam hubungan romansa yang berlebihan layaknya dinamika ibu dan anak.
Penting untuk diingat bahwa istilah mommy issues ini adalah sebuah konsep pemikiran dan kondisi mental seseorang yang terbentuk dari masa kecil, dimana seseorang masih dibawah pengaruh dan perhatian orang tua dan sosok ibu dalam kasus ini merupakan peran utamanya. Menurut psikolog klinis Nicole Beurkens, Ph.D., mommy issues dapat muncul secara berbeda pada setiap orang. Namun, berikut ini adalah contoh perilaku umum yang biasanya mengindikasikan seseorang dengan mommy issues.
Ilustrasi mommy issues/ Foto: Pexels |
Sangat bergantung
Salah satu tanda yang mengindikasikan potensi seseorang memiliki mommy issues adalah ketergantungannya pada pasangannya di dalam hubungan romansa. Ketika seseorang bertumbuh di keluarga yang tidak penuh dengan kasih sayang dan perhatian, terlebih lagi dari sosok ibunya, ia akan memiliki kecenderungan untuk sangat melekat dengan orang lain di dalam hidup mereka untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dipenuhi oleh ibu mereka.
Bersikap menuntut atau kritis
Menurut Nicole Beurkens, Ph.D., indikasi lain yang dapat ditampilkan dari seseorang yang memiliki mommy issues, terutama pada wanita, adalah perilaku menuntut, kritis atau mengendalikan. Pada dasarnya, jika seorang wanita memiliki seorang ibu yang menunjukkan kualitas-kualitas ini saat tumbuh dewasa, dia mungkin mencerminkan ini dan menampilkannya di masa dewasa. Perilaku-perilaku ini pun juga ia tunjukkan kepada orang-orang di sekitarnya, baik pada pasangannya, anak-anaknya, atau dengan teman dan rekan kerja.
Masalah penyampaian kasih sayang
Perihal kasih sayang pun dapat menjadi suatu hal yang rumit ketika seseorang memiliki mommy issues. Seseorang dapat menunjukkan perilaku berlebihan dalam mengungkapkan kasih sayang atau memiliki kesulitan untuk menunjukkannya sama sekali. Hal ini dikarenakan pengalaman yang diberikan oleh sosok ibu yang tertutup secara emosional juga dapat membuat sang anak memiliki kesulitan untuk mengungkapkan kasih sayang.
Mommy issues memang dapat muncul di dalam hubungan romansa orang dewasa, namun hal ini pun tergantung pada bagaimana seseorang meresponsnya, menginternalisasi, atau beradaptasi karenanya. Namun secara umum, Beurkens mengatakan bahwa bagaimana sosok ibu memperlakukan seseorang dapat mempengaruhi bagaimana ia memperlakukan orang lain.
Dalam sebuah penelitian yang mengamati orang tua yang memiliki pengalaman tidak menyenangkan ketika berada di masa anak-anak dan berhasil memutuskan siklus ini kepada anaknya, mereka memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan ini menunjukkan bagaimana mereka mampu mengatasi mommy issues di masa lampaunya.
Ilustrasi mommy issues/ Foto: Pexels |
Membangun dukungan emosional
Orang-orang yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik oleh orang tuanya dan berhasil memutuskan siklus agar tidak diteruskan ke anaknya biasanya memiliki orang lain yang mendukungnya secara emosional. Dengan memiliki dukungan emosional, baik itu dengan teman dekat atau komunitas yang memiliki cerita sama, seseorang dapat dengan mudah mengetahui apa yang harus ia lakukan dan tidak dilanjutkan demi memutuskan siklus mommy issues ini.
Kesadaran akan masa lalu
Setiap orang yang berhasil memutuskan siklus antargenerasi ini memiliki kesadaran akan pengalaman masa lalu mereka. Mereka juga memiliki sejumlah dendam dan amarah tersendiri mengenai apa yang pernah terjadi dengan mereka, namun mereka menyadari bahwa apa yang mereka rasakan adalah perasaan yang valid namun dengan merealisasikan kemarahan dan dendamnya, hal itu hanya akan membuat generasi selanjutnya memiliki pengalaman yang sama dengan apa yang mereka miliki sebelumnya.
Partisipasi dalam terapi
Orang-orang yang pulih dari masalah trauma pada masa lalunya kerap menjalani psikoterapi. Hal ini dipercaya dapat membantu mereka untuk mengidentifikasi akar dari permasalahan kondisi yang mereka alami kini, merenungkannya, dan memberikan mereka jalan keluar atau pemahaman tentang bagaimana cara mencegah hal tersebut terjadi pada antargenerasi.
Mommy issues dapat memiliki dampak jangka panjang yang sangat merugikan. Sangat dapat dimengerti jika dibutuhkan banyak waktu untuk mengatasi perselisihan mental yang dialami sebagai seorang anak atau remaja. Bersabarlah dengan diri sendiri dan selesaikan masalah ini sehingga siklus hubungan yang tidak sehat dalam keluarga pun dapat berhenti.
(DIP/DIR)