"Lo berdua mirip deh, jangan-jangan jodoh?"
Perkataan seperti itu memang sudah tidak asing lagi kita dengar. Mitosnya, banyak yang menganggap bahwa paras dua orang yang hampir identik biasanya merupakan sebuah tanda bahwa mereka berdua adalah jodoh. Bahkan, banyak juga kita temukan selebriti papan atas yang terlihat seperti kembar ketika bersanding dengan pasangannya. Salah satu contohnya adalah supermodel Barbara Palvin dan kekasihnya Dylan Sprouse yang sudah menjalin hubungan kurang lebih selama 4 tahun.
Tidak hanya itu, orang-orang yang memiliki hubungan jangka panjang pun mulai terlihat mirip satu sama lain dari waktu ke waktu setelah beberapa dekade, dan hal ini pun pernah dijadikan sebagai eksperimen ilmiah yang dilakukan pada 1980-an. Namun, bagaimana dengan faktanya, ya? Apakah benar dua orang yang terlihat mirip dengan yang lainnya dapat menandakan bahwa mereka adalah jodohnya?
Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya mengenai doppelganger, kemungkinan kita memiliki kembaran di berbagai belahan penjuru dunia memang merupakan hal yang mungkin saja terjadi. Hal ini dikarenakan terdapat lebih dari 7 miliar orang yang membuat paling tidak ada 7 sampai 9 orang bisa memiliki paras yang mirip atau bahkan identik dengan kita.
Meskipun belum ada penelitian ekstensif mengenai topik ini, geneticist Arthur Beaudet, M.D. mengatakan bahwa mungkin saja orang asing dapat memiliki DNA sebanyak sepupu dengan kita terlebih lagi apabila kita berada di area yang hampir sama karena kita semua pasti memiliki hubungan dengan orang lain di generasi-generasi sebelumnya. Adapun teori keseluruhan tentang tujuh orang yang mirip dengan kita, Beaudet mengatakan itu bahwa hal ini sangatlah mungkin. Terlebih lagi, untuk orang-orang yang berasal dari wilayah berpenduduk tinggi seperti China, ia mengatakan bahwa jumlah tersebut mungkin dapat lebih tinggi.
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa kemiripan kita dengan seseorang yang menandakan jodoh adalah mitos belaka. Hal ini dikarenakan memiliki wujud fisik yang mirip dengan orang lain adalah hal umum yang sudah diketahui banyak orang, namun hal ini tidak menjadi patokan bahwa kemiripan adalah tanda jodoh. Meskipun demikian, seperti yang sudah disebutkan secara singkat sebelumnya, banyak riset yang meneliti kemiripan sebuah pasangan yang sudah menjalin hubungan lama atau dalam beberapa dekade.
Beberapa tahun yang lalu, para peneliti di University of Michigan memutuskan untuk meneliti mengapa pasangan menikah yang tumbuh dewasa bersama cenderung terlihat seperti satu sama lain dari waktu ke waktu. Mereka menganalisis foto-foto pasangan pengantin baru heteroseksual yang berkulit putih, dan foto mereka di 25 tahun kemudian. Mereka menemukan bahwa pasangan itu tumbuh menjadi mirip. Teori yang mereka simpulkan dalam hal ini adalah perasaan emosional yang mereka jalin dan bagi selama bertahun-tahun menyebabkan mereka terpengaruh dengan ekspresi satu sama lain. Tidak hanya itu, pasangan cenderung mulai terlihat sama karena mereka biasanya menempati lingkungan yang sama, terlibat dalam aktivitas yang sama, dan makan makanan yang sama.