Semakin bertambahnya usia, rasanya lingkaran pertemanan semakin mengecil. Hanya beberapa orang saja yang bisa kita percaya dan diberikan label teman dekat. Pepatah banyak teman banyak rezeki mungkin masih valid untuk sebagian orang, memiliki banyak teman atau relasi artinya kamu memiliki banyak koneksi, yang mana nantinya akan menguntungkan kamu untuk mendapatkan berbagai informasi seperti pekerjaan, keuangan, peluang usaha, kesehatan, dan lainnya.
Teman yang baik adalah teman yang saling memberi dan menerima, serta senantiasa berada di sisi kita baik dalam keadaan suka maupun duka. Tapi sayangnya, tidak semua teman seperti itu. Terkadang tanpa kamu sadari, ada satu atau beberapa teman di inner circle kamu yang hanya ingin mengambil keuntungan sendiri dengan memanfaatkan kebaikan kita, inilah yang disebut dengan teman racun atau yang biasa kita kenal dengan istilah toxic friendship.
Suzanne Degges-White, Ph.D., seorang konselor psikologi dan salah satu penulis buku "Toxic Friendship: Knowing the Rules and Dealing with the Friends Who Break Them" yang juga menulis artikel di psychologytoday.com menggambarkan, pertemanan yang toxic adalah hubungan pertemanan dengan teman yang beracun. Contohnya, ada teman kamu yang datang hanya ketika ada maunya saja. Lalu ada lagi teman kamu yang berusaha menjauhkan kamu dari teman-temanmu yang lain. Selain itu ada juga teman kamu yang selalu merasa iri, memfitnah orang lain demi menjaga eksklusivitas pertemanan, dan hobi berkompetisi.
Ketika kamu terjebak dalam toxic friendship, kamu akan selalu merasa tidak didukung, di salah pahami, direndahkan, bahkan kamu bisa dilabrak oleh teman kamu sendiri. Menurut Counselor Touche Development Center, Farra Anisa Rahmania, dalam acara Go Out of Toxic Friendship Zone mengatakan, hubungan pertemanan yang buruk adalah ibarat racun yang bisa menghancurkan mental seseorang. Teman toxic ini tidak hanya ada pada mereka yang masih dalam usia remaja saja, kehadiran toxic friendship ini juga kerap terjadi di lingkungan kerja.
Pada konteks toxic friendship di lingkungan kerja, efek yang ditimbulkan orang-orang toxic bisa mengakibatkan masalah yang cukup serius dalam dunia kerja. Misalnya seperti dipecat atau masuk ke dalam daftar hitam perusahaan. Terjebak dalam pertemanan toxic tentunya sangat melelahkan, jenis teman seperti ini sebaiknya dihindari apalagi kalau sudah merugikan. Namun, tentu saja hal itu tidak akan mudah dilakukan apalagi kalau kamu bertemu dengannya setiap hari.
Menghindari Toxic Friendship
Terlalu banyak aura negatif dalam menjalin hubungan pertemanan tentunya bisa membuat kamu merasa tidak nyaman. Mereka akan selalu membawa efek negatif dalam kehidupan kamu, dan bisa membuat kamu stres dan makan hati. Toxic friendship seolah-olah akan menjadi racun yang bisa merusak kebahagiaan dan kesehatan mental kamu.
Sebelum menghindari toxic friendship, ada baiknya kamu mengenal lebih dalam ciri-ciri dari toxic friendship. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa ciri-ciri orang toxic dalam lingkungan pertemanan.
1. Merendahkanmu
Pernahkah kamu meminta saran kepada teman tapi yang kamu malah merasa seperti dihakimi? Atau mungkin curhatan kamu dijadikan bahan bercandaan dengan temanmu yang lainnya. Hal ini cukup sering terjadi, mereka menggunakan curhatan atau masalahmu sebagai topik untuk ditertawakan. Meskipun konteksnya bercanda, kamu yang awalnya berharap mendapatkan solusi, justru akhirnya merasa semakin rendah diri akibat bercandaan pelaku toxic tersebut.
2. Selalu Memanfaatkanmu
Yang ini merupakan ciri umum, teman toxic mendatangimu dan berteman denganmu hanya ketika dia sedang butuh bantuan. Setelah dia menerima bantuanmu, dia akan pergi dan tidak peduli denganmu sama sekali.
3. Ingin Dipahami Tanpa Memahami
Lewat sikap-sikap yang ditunjukkan, kamu harus selalu memahami temanmu. Kamu duluan yang harus menghubunginya, menanyakan kabar, bahkan sampai memahami semua kekurangan dalam dirinya. Lagi-lagi, orang toxic tidak akan peduli denganmu.
4. Memanipulasi dan Mengkritik
Temanmu gak akan mau kalah, dia ingin kamu menuruti kemauannya. Dia akan selalu memberikan kritikan negatif atau sarkasme terhadap penampilan atau perbuatanmu. Dan dia juga akan memanipulasi mu untuk selalu mengikuti apa yang dia mau.
Dampak Toxic Friendship
Kondisi lingkungan pertemanan dapat berpengaruh besar pada tumbuh kembang seseorang, terutama ketika mereka memasuki usia remaja. Usia dimana sebuah pertemanan adalah segalanya dan kamu mungkin sanggup melakukan apapun atas nama pertemanan.
Dalam usia remaja, seseorang mungkin bisa menjadi sangat kuat dan rapuh dalam waktu yang bersamaan. Berada dalam lingkungan toxic friendship dapat membuat seseorang mendapatkan depresi berat, krisis kepercayaan, dan menjadi introvert.
Hal ini tentu mampu membuat seseorang mendapatkan tekanan sosial dari teman toxic-nya. Kamu bisa saja di-bully, dijauhi temanmu yang lain, dan berujung pada depresi berat yang akan mempengaruhi segala aspek kehidupanmu.
Farra Anisa Rahmania memberikan kita penjelasan lebih dalam dari dampak toxic friendship terhadap kehidupan kita.
1. Muncul Rasa Cemas Dan Sedih
Ketika terjebak dalam hubungan pertemanan yang toxic, kamu akan merasa cemas dan sedih. Biasanya ini terjadi pada perempuan yang suka berantem dan berkonflik.
2. Meragukan Diri Sendiri
Kamu bisa meragukan diri kamu sendiri ketika berada dalam toxic friendship. Misalnya, ada teman kamu yang manipulatif. Manipulasi adalah cara seseorang untuk mempengaruhi emosi dan mental orang lain. Dan manipulasi bisa dengan mudah mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
3. Hilangnya Kepercayaan
Terjebak dalam toxic friendship bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan. Ujung-ujungnya, seseorang akan mengalami trust issue. Mulai dari takut dibicarakan orang lain di belakang, takut tidak dihargai, dan sebagainya.
4. Merasa Dimanfaatkan
Farra Anisa juga bilang, bahwa seseorang yang pernah menjadi korban dari toxic friendship akan merasa dimanfaatkan. Bahkan seseorang bisa saja merasa bahwa hubungan yang dijalaninya hanya sebelah pihak yang berusaha dan bekerja sama.
5. Tidak Menjadi Diri Sendiri
Terjebak di dalam hubungan toxic friendship akan menjadikan seseorang merasa bahwa apapun yang dijalani, dia tidak akan bisa menjadi diri sendiri. Padahal, menjadi diri sendiri itu sangat penting ketika sedang berhubungan dengan orang lain.
Menghadapi Toxic Friendship
Dalam sebuah lingkaran pertemanan, mungkin ada kalanya kamu merasa temanmu kini sudah semakin toxic. Akan tetapi, kamu tidak mampu memutuskan untuk pergi meninggalkan lingkaran toxic friendship ini. Kamu memilih untuk tetap tinggal dan bertahan dalam circle yang beracun ini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sebagian besar alasannya adalah karena kamu sudah bersahabat sejak lama, atau kamu masih berharap temanmu bisa berubah.
Kalau kamu masih ingin mencoba bertahan, kamu bisa membicarakan hal ini perlahan dengan temanmu. Bicaralah ketika situasi sedang baik, coba ungkapkan isi hatimu tentang hubungan pertemanan kalian yang semakin tidak sehat ini. Kalau sudah mencoba tapi masih tetap gagal, atau justru malah memperparah situasi, maka saat itulah kamu harus menyerah dan memutuskan untuk pergi jika sudah lelah dengan toxic friendship.
Hubungan antar teman memang terasa lebih menyenangkan, tapi jangan sampai kamu terlena dalam kenyamanan dan keseruan ketika bersama teman. Ingat, toxic friendship bisa berpengaruh terhadap mental dan fisikmu. Percayalah, tidak semua teman itu akan membawa dampak yang selalu positif. Ada kalanya kamu perlu mengurangi berinteraksi dengan teman yang membawa pengaruh buruk.