Inspire | Human Stories

Liza Natalia, Zumba, dan Hal Baik di Sekitarnya

Sabtu, 21 Dec 2024 13:46 WIB
Liza Natalia, Zumba, dan Hal Baik di Sekitarnya
Liza Natalia, Zumba, dan Hal Baik di Sekitarnya/ Foto: CXO Media/Cipta Nugraha
Jakarta -

Ratusan Zumba-lovers riuh bergoyang di halaman depan Istora Senayan, Jakarta (Sabtu, 14/12/24). Sambil mengenakan kostum warna-warni, mereka antusias mengikuti gerakan Liza Natalia, penyanyi dangdut kesohor tanah air sekaligus Brand Ambassador Zumba, yang memimpin langsung gerakan dari atas panggung 23 TAHUN TRANSMEDIA SEMANGAT BARU in Collaboration with Livin' by Mandiri, Powered by Telkomsel, Supported by Pertamina, Laurier, dan Air Alam di Istora Senayan, Jakarta!

Kendati berlangsung di pagi hari, sesi Zumba yang dipimpin Liza ini tetap penuh dengan keseruan; berkat koreografi energik dan hentakan musik yang memantik semangat. Sorak sorai setiap Zumba-lovers bahkan terus menggelegar setiap kali kalimat khas, "Masih kuat? Masih semangat? Mana suaranya?" diteriakkan.

Menurut Liza, panduan aksi atraktif ini merupakan tipikal khas Zumba. Sebuah tarian kebugaran asal benua Amerika, yang penuh dengan semangat dan kesenangan. "Yang juga menarik [dari Zumba], selain efektif untuk menurunkan berat badan adalah mampu meredakan stres. Karena orang ikut kelas atau sesi seperti ini pastinya untuk rilis stres dengan ketemu banyak teman-teman, bisa juga enjoy sambil lagu-lagu hits, pokoknya memberikan kebahagiaan," tutur Liza, kepada CXO Media.

Zumba memang unik. Bentuk modern dari senam aerobik ciptaan Beto Perez ini menjadi perhatian, lantaran gerak-geriknya turut dilatari alunan lagu-lagu yang akrab di telinga. Liza sendiri sering memanfaatkan sederet track viral maupun nostalgik yang diberi ketukan koplo. Di sesi Zumba khusus HUT Ke-23 Transmedia ini, misalnya, Liza menukil sejumlah lagu viral seperti, "APT." milik ROSE & Bruno Mars, "Right Here Waiting" dari Pachanta yang ramai diputar pecinta Zumba, hingga nada-nada dangdut lokal semacam "Rindu Berat" dari Mira Putri.

Liza meyakini, keluwesan akulturatif semacam ini merupakan salah satu faktor yang membuat Zumba semakin hari semakin bisa diterima secara luas, khususnya di Indonesia-terlepas dari irama khas salsa yang pada mulanya mengiringi kemunculan Zumba.

Bugar dan Produktif ala Liza Natalia

Perjalanan Liza Natalia dalam dunia Zumba dimulai sekitar tahun 2011, setelah mendapat rekomendasi dari kerabatnya yang bermukim di Amerika Serikat. Saat itu, Zumba belum populer di Indonesia, tetapi rasa penasaran membawanya mencari tahu lebih jauh. "Liz, kamu tuh harus tahu Zumba itu apa. Cari tahu deh di Jakarta kayaknya belum ada yang bikin," ujarnya, mengutip sang teman.

Liza kemudian menelusuri tapak-tapak Zumba di dalam negeri lewat sebuah studio kecil di bilangan Kemang; mencoba ikut kelas secara langsung lalu mencermati video panduannya. Dari sana, ia langsung merasa bahwa Zumba "Gue banget," sebuah aktivitas yang cocok dengan kepribadian dan kegemarannya sejak usia kecil.

"Aku merasa [Zumba] bukan sekadar passion tapi memang ini sesuatu yang udah biasa aku lakukan. Aku dari SD kelas 5 bahkan udah pernah jadi instruktur," terangnya, yang memang dibesarkan Ibu penggelut olahraga sekaligus pengelola sanggar tari. "Orang memang kebanyakan tahunya Liza Natalia itu penyanyi dangdut, cuma model atau bintang iklan dan sinetron. No, aku tuh memang udah dari kecil jadi instruktur, dan sampe SMP pun masih ikut kompetisi aerobik dan lain sebagainya."

Meski demikian, perjalanan Liza menjadi instruktur tidaklah mudah. "Zaman-zaman aku [training] tahun 2012 lalu, akses Zumba itu masih sulit. Aku bahkan harus berangkat ke Australia dan AS, karena harus ikut training dari Zumba home office-nya Amerika," kenangnya.

Liza bahkan harus bersusah-payah mengumpulkan hingga tujuh sertifikat dari berbagai negara untuk memperdalam keahlian, sekaligus untuk memenuhi syarat membuka studio Zumba-berskala besar di tahun 2013 silam, salah satu pionir pada masanya meski telah tutup secara permanen.

Pada pangkalnya, upaya yang tidak mudah itu nyatanya sama sekali tidak sia-sia, mengingat Zumba merupakan alasan kuat yang membuat Liza tetap bugar dan terus produktif di usia yang hampir menyentuh 50 tahun.

"Aku juga pernah mewakili Indonesia di konvensi Zumba dunia, waktu itu di Orlando, Amerika Serikat. Sebagai Brand Ambassador, aku diundang waktu itu masuk lewat jalur Purple Carpet. Alhamdulillah banget jadi bisa ketemu pelaku Zumba dunia, ketemu banyak artis internasional juga," kisahnya, sumringah.

Jika diibaratkan, Zumba di hidup Liza Natalia seumpama kebutuhan mendasar, seperti halnya makan atau minum. "Karena Zumba ini memang bisa membuat tubuh terus aktif menjaga stamina, kebugaran, atau bahkan mencukupi pekerjaan. Ya kayak aku gini, mengerjakan sesuatu yang sangat sehat, dan semoga bisa berkah juga buat orang lain," tambah Liza

"Zumba itu juga nggak cuma senang-senang. Dari sini kan kita juga bisa berjejaring. Bahkan kalau diseriusin, akhirnya Zumba-lovers juga bisa mendapat manfaat, malah bisa juga menghasilkan pundi-pundi," ungkapnya, menyimpulkan bagaimana Zumba telah menjadi bagian penting untuk hidupnya dan banyak orang lain.

IRAMA ZUMBA DI INDONESIA

Secara langsung maupun tidak, Liza cukup berperan dalam riuh-rendah Zumba di tanah air. Menurut catatannya, member aktif Zumba di Indonesia secara administratif mencapai ribuan orang, dengan peserta aktif mingguan di seluruh daerah mencapai 150.000 orang.

"Kenapa Zumba jadi sangat besar di Indonesia, ya mungkin alhamdulillah-nya karena itu tadi. Zumba-lovers yang tadinya cuma ikut-ikutan akhirnya bisa mendapatkan manfaat, bikin sehat badan, dan dapat teman-teman baru, banyak yang bisa ikut mengajar untuk komunitas mereka, sampai menghasilkan pundi-pundi," jelas Liza.

Untuk kedepannya, Liza sendiri punya mimpi untuk bisa memandu Zumba dengan peserta terbanyak di Indonesia, sekaligus dunia. Hal ini menjadi perlu, karena menurutnya, potensi Indonesia untuk menjadi negara strategis Zumba begitu lebar untuk membuka peluang pariwisata. Bersama para instruktur lain, Liza bahkan pernah memimpin sesi Zumba yang diikuti hingga 18 ribu orang-pada momen Hari Olahraga Nasional yang dirayakan di Bangka Belitung.

"Yang terakhir mencetak rekor dunia Zumba itu kalo nggak salah di Argentina, sekitar 20.000 orang. Aku udah pernah 18.000, tapi bukan event Zumba murni," tuturnya, yang sempat terlibat proyek Zumba dengan total 25.000 peserta di Palu, Sulawesi, meski harus gagal di detik akhir karena musibah besar. "Maunya sih kedepan bisa terwujud ya, dengan lebih banyak dukungan. Soalnya kan ini, akan jadi hal yang lebih positif lagi buat banyak orang, kayak pemerintah, bukan buat Zumba-lovers aja."

Terlepas dari mimpi besarnya, Liza merasa iklim Zumba di Indonesia yang memiliki banyak potensi, juga masih punya beberapa PR untuk diselesaikan bersama. Sebab dari amatannya, pertumbuhan Zumba di tanah air malah mengarah pada persaingan yang negatif, cenderung tidak sehat. Padahal dari sudut pandangnya, Zumba yang ia perjuangkan harus bisa nyaman untuk dinikmati banyak orang, keluarga, tanpa batasan.

"Harusnya kita sesama pelaku Zumba itu bisa saling bantu, support, dan rangkulan, jangan malah meninggikan ego satu sama lain, apalagi saling menjatuhkan, jago-jagoan. Zumba itu menyenangkan dan mempersatukan. Makanya, setiap figur instruktur harus punya perilaku yang pantas, dan sadar bahwa ia adalah panutan. Jadi semoga jangan ada lagi yang bersikap arogan dan lebih bisa membuat peserta lebih nyaman."

Sebagai Brand Ambassador Zumba untuk Indonesia, situasi tersebut merupakan salah satu kekhawatiran Liza, yang ingin senam modern ini terus eksis di Indonesia. Sehingga, di masa datang, Zumba dapat digemari dan dinikmati generasi selanjutnya sebagai sumber kebahagiaan

"Kadang aku suka mikir sebenarnya, 'Kapan ya gue pensiun joget-joget Zumba gini, umur berapa ya?' kalo lagi capek. Tapi berhubung sampai umur mau 50 tahun ini aku alhamdulillah masih merasa dapat manfaat dari Zumba, kayak investasi buatku, daripada mikir kapan berhenti aku lebih pengen orang juga bisa merasakan happy yang sama, berkah yang sama. Makanya Zumba ini nggak boleh jadi negatif, dan generasi selanjutnya harus tahu juga manfaatnya," tandas Liza.

"Aku cuma mau pesan. Buat yang mau mulai, coba aja dulu ikuti kelas yang paling dekat dari rumah. Jangan takut-takut. Zumba tuh seru. Kamu bisa pakai baju yang kamu banget dan nyaman. Yang penting cobain dulu, tapi jangan sekali. Coba ikut beberapa sesi dari beberapa tempat, nanti tinggal compare aja mana yang paling nyaman buat kamu."

Intinya, bagi Liza, Zumba itu super-happy. Apalagi, di Indonesia sendiri banyak event-event Zumba seru yang bisa diikuti setiap weekend. "Semoga nanti pelan-pelan, kalau udah niat, jatuh cinta, dan kebiasaan, Zumba juga bisa jadi berkah buat kamu kalau memang mau ikut training, lalu serius jadi instruktur, sehingga bisa lebih membawa banyak berkah untuk semua orang," tutupnya.

[Gambas:Instagram]

(RIA/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS