Inspire | Human Stories

Mengenal Han Kang, Penulis asal Korea Selatan yang Sabet Nobel Sastra 2024

Selasa, 15 Oct 2024 17:14 WIB
Mengenal Han Kang, Penulis asal Korea Selatan yang Sabet Nobel Sastra 2024
Foto: Getty Images
Jakarta -

Beberapa belas tahun ke belakang, Korea Selatan semakin menunjukkan 'taring'-nya dalam bidang sastra. Entah berapa penulis yang telah mendapatkan berbagai penghargaan dalam bidang sastra di dunia internasional. Kini giliran Han Kang, seorang penulis asal Gwangju, Korea Selatan yang berhasil memenangkan Nobel Sastra 2024 berkat karyanya yang berjudul The Vegetarian (2017).

Dalam sejarah penganugerahan Nobel sastra yakni selama 117 tahun, dari 121 pemenang, Kang adalah perempuan ke-18 yang menerima hadiah tersebut. Karya tersebut merupakan kreasi yang paling berpengaruh dalam keputusan Akademi Swedia untuk menganugerahinya hadiah Nobel Sastra 2024.

Komite tersebut menyebut bahwa keputusan mereka memberikan hadiah ini karena gaya puitis dan eksperimentalnya telah menjadikan Kang seorang inovator dalam sastra dan prosa kontemporer di era modern. Sebelumnya, ia juga telah menerima penghargaan Booker Internasional pada 2016 lalu, serta beberapa penghargaan nasional dan internasional terkemuka termasuk Prix Medicis Etranger pada 2023 untuk novelnya Impossible Goodbyes.

Dilansir dari The Guardian, Kang merupakan orang Korea Selatan pertama yang memenangkan hadiah Nobel Sastra ini. Penulis Korea Selatan, Kim Sung-il pun mengakui bahwa novelis Korea Selatan yang harus mendapatkan hadiah Nobel itu haruslah Han Kang.

Karya-karya Kang seringkali mengangkat trauma sejarah. Misalnya novelnya berjudul Human Acts (2014) berkisah tentang pemberontakan Gwangju pada Mei 1980, sementara novelnya yang terbit tahun 2021    yang akan diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul We Do Not Part pada Februari tahun depan   mengulas pemberontakan Jeju tahun 1948-49.

"Begitu mendengar berita tentang kemenangan Han Kang dalam hadiah Nobel, saya teringat akan dedikasinya dalam menulis novel yang mengangkat tema kelompok terpinggirkan dan terdiskriminasi," kata penulis Korea Selatan Jeon Heyjin.

Dia pun menambahkan wilayah Honam dan Gwangju dikenal sama-sama mengalami diskriminasi dan prasangka, menanggung kekejaman kediktatoran, dan memainkan peran historis penting dalam mempertahankan demokrasi di Korea selama masa-masa sulit.

"Saya yakin bahwa, seperti Kim Dae-jung, Han Kang juga mewakili rasa sakit dan diskriminasi sejarah Korea modern melalui karyanya sekaligus menunjukkan keberanian bagi kita semua untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik," ujarnya.

.The Vegetarian karya Han Kang/ Foto: American Book Store

The Vegetarian, Buku yang Mengantarnya Memenangkan Nobel

Setelah 10 buku yang diterbitkannya, The Vegetarian adalah buku yang mengantarkannya mendapatkan penghargaan bergengsi itu. Diterbitkan pada 2007, The Vegetarian telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan di Inggris pada 2015 dan Amerika Serikat pada 2016.

Melansir The Conversations, topik ini cukup menarik perhatian masyarakat dunia karena pada masa itu bertepatan dengan booming-nya orang-orang beralih ke vegetarianisme dan veganisme, terutama di Inggris. Buku ini merenungkan dampak dari seorang vegetarian ketika semua orang di sekitarnya adalah pemakan daging.

Novel ini pun mengisahkan perjuangan seorang protagonis bernama Yeong-hye yang berusaha untuk mempertahankan agensi tubuh sebagai respons terhadap rasa jijik suaminya atas keputusannya, ketertarikan seksual terhadap saudara ipar, dan tindakan kekerasan ayahnya yang mencekokinya dengan daging babi.

Buku ini bukan sekadar sulitnya menjadi seorang vegetarian di tengah pemakan daging, tetapi menambah wawasan tentang kontrol patriarki atas tubuh perempuan, dan telah digambarkan sebagai pemberontakan anti-kapitalis dan ekofeminis. The Vegetarian mempunyai struktur tiga bagian dan perspektif naratif, serta perubahan suara dan sudut pandang pencerita di setiap bagian.

Yeong-hye bukanlah menjadi narator orang pertama yang menceritakan tentang otoritas tubuhnya. Sehingga panitia menjadikan poin ini sebagai nilai plus. Panitia menyatakan bahwa keputusan mereka dimotivasi oleh komitmen Kang untuk menyampaikan "perangkat aturan yang tak terlihat" dan "kerapuhan hidup manusia" melalui "kesadaran unik tentang hubungan antara tubuh dan jiwa".

Usai pemberitaan penobatannya sebagai penerima Nobel Sastra 2024 tersebar di Korea Selatan, antrean pelanggan mulai membludak di toko-toko buku. Bahkan beberapa toko daring harus tutup karena tidak lagi menerima pemesanan novel karya Han Kang itu. Jaringan toko buku terbesar di negara itu, Kyobo Book Centre, mengatakan penjualan buku-buku Han meningkat pesat pada hari Jumat, dan stok buku langsung terjual habis

Kang pun mengaku kaget dan bahkan awalnya menanggapi berita itu adalah sebuah scam. Namun ia sangat berterima kasih kepada pembaca dan panitia yang memilihnya sebagai peraih Nobel Sastra pada tahun ini.

"Saya sangat terkejut saat pertama kali mendengar kabar tentang penghargaan tersebut. Saat panggilan telepon berakhir, perlahan-lahan saya kembali menyadari kenyataan dan mulai merasa emosional. Terima kasih banyak telah memilih saya sebagai pemenang. Gelombang besar ucapan selamat hangat yang disampaikan kepada saya sepanjang hari juga mengejutkan. Dari lubuk hati saya, terima kasih," ungkapnya seperti dikutip dari Reuters.

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS