Olimpiade 2024 yang akan diadakan di Paris pada 26 Juli 2024 mendatang akan terasa berbeda dari gelaran Olimpiade di tahun-tahun sebelumnya. Olimpiade Paris 2024 baru saja membuat sejarah dengan mencapai kesetaraan gender penuh di setiap cabang olahraganya. Artinya, atlet perempuan dan laki-laki yang bertanding berjumlah sama banyaknya.
Tonggak sejarah itu telah menjadi standar bagi seluruh Olimpiade. Ini membuktikan bahwa infrastruktur seputar olahraga perempuan telah berkembang dengan dramatis. Mengutip UN Women, kini ada 50% atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 merupakan perempuan. Belum lagi 70% penonton olahraga perempuan adalah perempuan dan 16% liputan media perihal olahraga di tahun 2022 juga fokus kepada olahraga perempuan.
Perjalanan Panjang Kesetaraan Gender dalam Olahraga
International Olympic Committee (IOC) selama ini bertahun-tahun telah memperjuangkan kesetaraan gender dalam setiap perhelatan Olimpiade. Misalnya mendorong Olympic Movement untuk terus meningkatkan jumlah atlet perempuan di Olimpiade sejak Olimpiade Paris 1900. Dan sekarang, dengan terwujudnya kesetaraan gender di Olimpiade Paris 2024 hari ini, bukan sesuatu yang instan.
Di Olimpiade Paris 1900, hanya 2,2% peserta perempuan yang bisa berkompetisi di perhelatan olahraga terbesar itu. Jumlah tersebut meningkat secara bertahap sejak Olimpiade Los Angeles 1984 yaitu sebesar 23%; 44% di London 2012, dan 48% di Tokyo 2020.
"Kami menantikan Olimpiade Paris 2024, di mana kita akan melihat hasil dari upaya besar yang dilakukan oleh Gerakan Olimpiade dan para pelopor perempuan menjadi kenyataan. Ini menjadi bentuk kontribusi kami untuk dunia yang lebih setara gender," imbuh Presiden IOC, Thomas Bach dikutip dari Olympics.com
Inisiatif lainnya yang dilakukan oleh International Sports Federations (IFs) dan National Olympic Committees (NOCs) lewat membuka kesempatan yang sama kepada atlet perempuan maupun laki-laki untuk menjadi bagian dari berbagai cabang olahraga di Olimpiade. Seperti di Olimpiade Paris 2024 ini, 28 dari 32 cabang olahraga bisa diikuti oleh perempuan dan laki-laki, dan jadwal pertandingan di Paris akan terdiri dari 152 pertandingan perempuan, 157 pertandingan pria, dan 20 pertandingan campuran.
Artinya, lebih dari separuh pertandingan yang ditandingkan dalam Olimpiade Paris 2024 terbuka untuk atlet perempuan. IOC pun telah mengambil langkah penting untuk meningkatkan visibilitas atlet perempuan di Olimpiade. Sejak Tokyo 2020, setiap tim telah didorong untuk mempunyai satu atlet perempuan dan satu atlet laki-laki yang membawa bendera negara mereka bersama pada Upacara Pembukaan.
Di saat yang sama, IOC juga mendorong NOC untuk menyertakan minimal satu atlet perempuan dan satu atlet laki-laki dalam delegasi mereka. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memastikan cabang olahraga perempuan dan laki-laki dijadwalkan secara adil selama 16 hari Olimpiade berlangsung.
Peluang yang Sama untuk Atlet Perempuan
Komitmen ini bukan hanya ucapan belaka. Saat Olimpiade Paris 2024, maraton perempuan akan menjadi puncak acara untuk penutupan Olimpiade, yang selama bertahun-tahun diisi oleh penampilan maraton pria. Sehingga, Paris akan menjadi momen tepat untuk Olympic Movement.
IOC juga memastikan untuk terus melakukan perubahan dengan mengatasi kesenjangan gender yang masih ada dalam olahraga terutama bagi perempuan-baik anak-anak perempuan yang ingin mengakses olahraga di tingkat dasar, pelatih perempuan yang ingin mencapai tingkat elit, atau perempuan yang ingin mencapai posisi manajerial.
"Komitmen kami untuk memajukan kesetaraan gender tidak berakhir di Paris, Kami akan terus membuka jalan bagi perempuan dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memajukan kesetaraan gender di area tanggung jawab mereka. IOC akan terus memimpin dan menggunakan kekuatan olahraga untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih setara dan inklusif," ungkap Bach.
Semoga dengan perubahan signifikan di Olimpiade Paris 2024 dapat menjadi awal yang baik untuk para perempuan bisa berkontribusi lebih untuk mengembangkan dirinya dan dilihat sebagai potensi besar, terutama di bidang olahraga. Dengan begitu, perempuan pun bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai cita-cita mereka.
(DIR/tim)