Tiada hal di dunia yang benar-benar mustahil untuk dilakukan, termasuk, mewujudkan kalimat klise "I want to make the world a better place before I die"—yang entah dituliskan secara serius atau sebatas agar terlihat keren, oleh seorang konten kreator di bio Instagram. Nyatanya, itulah hal yang tengah dipertanggungjawabkan oleh MrBeast, seorang YouTuber populer asal Amerika Serikat, yang pada Sabtu, 28 Januari lalu mengunggah konten filantropi berjudul "1,000 Blind People See For The First Time".
Dalam videonya, MrBeast merealisasikan bantuan bagi seribu penyandang disabilitas netra dari berbagai negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Jamaika, Brazil, Kenya, Vietnam, hingga Indonesia, berupa tindakan operasi katarak secara gratis.
Tak henti di situ, pria bernama lahir Jimmy Donaldson tersebut turut memuat reaksi penuh haru dari partisipan penyembuhan katarak setelah menjalani operasi, sampai menghadiahkan donasi sebesar $10.000 kepada partisipan program, satu unit Tesla, hingga beasiswa senilai $50.000.
MrBeast x dr. Jeffrey Levenson x SEE International
Program penyembuhan katarak dari MrBeast sukses terlaksana berkat kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian soal kesehatan mata. Dalam hal ini, dr. Jeffrey Levenson, dokter ahli mata dan bedah asal Florida, Amerika Serikat, menjadi porosnya yang utama.
Di konten unggahan MrBeast, dr. Levenson memaparkan. "Separuh dari total pengidap kebutaan di dunia adalah orang-orang yang hanya membutuhkan operasi (katarak) selama 10 menit." Oleh sebab itu, dirinya terus konsisten membantu pergerakan penyembuhan katarak, seperti aktif menjadi koordinator "Gift of Sight", penyedia operasi katarak gratis di AS.
Menariknya, latar kontribusi Levenson di berbagai program penyembuhan katarak cukup bernilai personal, karena sang dokter pernah mengidap penyakit serupa. "Berhari-hari hingga beberapa minggu setelah menjalani operasi katarak, saya merasa sangat terpukau dengan betapa indahnya dunia saat memiliki pandangan yang cerah dan jelas,"
Pada pangkalnya, segudang pengalaman Levenson tersebut berhasil mendukung kerja filantropinya bersama MrBeast, meskipun pernah hampir tidak terlaksana sama sekali. "Sebelumnya saya tidak pernah mendengar tentang MrBeast," kata Levenson, kepada CNN. "Makanya, waktu dihubungi (tim MrBeast) saya hampir menyudahinya di tengah perbincangan. Namun syukurnya, saya tidak terburu-buru menyudahi panggilan."
Dimulai dari menghimpun pasien-pasien katarak yang tersebar di berbagai klinik dan homeless shelter yang berada di sekitar Jacksonville, Florida, ambisi mulia Donaldson x Levenson ini sempat terhalang oleh biaya operasi yang lumayan tinggi. Untungnya, Levenson berhasil melibatkan SEE International, organisasi nirlaba khusus kesehatan mata dunia sekaligus tempatnya bekerja, sebagai penyokong utama.
Sepak Terjang Seorang MrBe(a)st
Melalui unggahan di kanal media sosial MrBeast, Jimmy Donaldson dan dr. Levenson telah sukses menyalurkan bantuan operasi katarak bagi 1.000 penyandang disabilitas netra dari seluruh dunia, dengan impresi audiens yang apresiatif.
Konten yang menyembuhkan mata dari seribu orang di dunia ini bahkan telah disaksikan oleh puluhan juta pasang mata. Sampai Rabu, 1 Februari 2023, "1,000 Blind People See For The First Time" sudah menorehkan 70 juta penonton di YouTube, dan kemungkinan puluhan juta view lainnya di lintas platform.
Sampai pada titik ini, jika kita melihat kiprah MrBeast secara lebih meluas, rasanya MrBeast memang layak diberikan dua acungan jempol. Bahkan, sebagai seorang YouTuber, MrBeast sendiri layak didapuk sebagai Raja YouTube yang dermawan, dengan jumlah 131 juta subscriber (per Rabu 01/02/23).
Walau demikian, aksi filantropis dari MrBeast ini tidak bersifat sebagai strategi yang oportunis, apalagi sekadar mencari-cari sensasi. Sebab secara trajectory, ketimbang mengandalkan rumus poverty porn yang laris dimanfaatkan YouTuber lainnya—termasuk di Indonesia, MrBeast terbilang konsisten memproduksi program organik, yang berisi tantangan/aksi berhadiah, juga inisiatif amal yang bermanfaat.
Di samping itu, jauh sebelum program operasi gratis bagi 1000 pengidap kataraknya viral, aksi filantropi lain dari MrBeast juga pernah menjadi perbincangan utama. Salah satunya adalah kampanye TeamTrees di tahun 2019 lalu, yang menghimpun total $20 juta untuk misi penanaman 20 juta pohon.
Meskipun aksi-aksi MrBeast berdampak nyata, meluas, dan penuh manfaat, dirinya sendiri tidak otomatis bebas dari komentar-komentar nyinyir di media sosial. Misalnya, tudingan-tudingan liar soal MrBeast yang, "hanya menghimpun dan menyalurkan uang, demi keuntungan pribadi."
Sebagai penyeimbang, saya sendiri lebih suka memandang MrBeast dan kontennya sebagai pembuat konten, influencer, atau bahkan, manusia yang bijak. Sebab dalam koridornya, MrBeast yang saat ini memiliki setumpuk modal berupa eksposur dan akses dana, telah berhasilnya menyalurkannya ke jalur baik dan benar, yakni untuk kepentingan bersama.
Lebih jauh lagi, "bola" yang saat ini terus didistribusikan MrBeast secara individual justru bernilai bak kritik keras terhadap pengambil kebijakan utama, dalam hal ini, fungsi organisasi dunia atau negara, sebagai penjamin hak hidup masyarakat, yang—bisa dibilang—gagal memenuhi hak krusial seperti akses kesehatan.
Sebagaimana yang diungkapkan dr. Levenson, "Jika MrBeast bisa mengawali langkah ini, maka pemerintah harus lebih bekerja dengan pergerakan privat yang mengedepankan kemaslahatan bersama, seperti mengatasi setengah dari kebutaan di dunia."
(RIA/DIR)