Berkat kemampuan akting yang patut diacungi jempol, nama Lutesha semakin sering terdengar dalam jagat perfilman tanah air. Aktris kelahiran tahun 1994 ini semakin dikenal secara luas setelah ia membintangi film layar lebar pertamanya, My Generation (2017). Fast forward beberapa tahun, karier Lutesha sebagai aktris menjadi semakin gemilang. Prestasi tersebut dibuktikan salah satunya dengan berperan sebagai Farah dalam film Penyalin Cahaya. Penyalin Cahaya sendiri memborong banyak penghargaan di Festival Film Indonesia 2021, dan akting Lutesha berhasil menarik perhatian dan pujian dari penonton.
Selain keberagaman dari segi genre film, karakter yang diperankan olehnya juga sangat dinamis. Lutesha pernah berperan sebagai primadona sekolah di film Bebas (2019), sebagai anak indigo di film horor Keramat 2 (2022), hingga sebagai pembunuh bayaran di film action-comedy The Big 4 (2022). Sebentar lagi, tepatnya tanggal 2 Februari 2023, film layar lebar yang dibintanginya juga akan tayang di bioskop, yaitu sekuel dari Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini (2019) yang berjudul Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang.
Mengenal Lutesha
Di usianya yang masih terbilang muda, Lutesha berhasil membangun portfolio karier yang solid. CXO Media berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan sosok Lutesha. Kami berbincang mengenai berbagai hal, mulai dari kecintaannya terhadap filmmaking hingga mimpi terpendam yang belum tercapai.
Apakah dari dulu bercita-cita jadi aktris?
Nggak, nggak punya cita-cita buat jadi aktris, jadi kecemplung sih di industri ini. Waktu itu diberi kesempatan pas casting, terus dapat film layar lebar pertama. Terus aku bilang, ya why not untuk mencoba sesuatu yang baru. Terus tiba-tiba tawaran masuk lagi, masuk lagi, akhirnya kecemplung.
Apa yang membuatmu memutuskan untuk berkecimpung di industri perfilman?
Sebenarnya kan aku pas film yang pertama, kedua, dan ketiga itu masih sembari ngantor. Waktu itu sempat mikir "apa gue ganti karier aja kali ya", soalnya karier sebagai aktris belum terlalu established dan ada banyak ups and downs-nya, secara pendapatan juga tidak stabil. Terus aku juga sempat mikir, "apa aku balik aja ya ke kerja kantoran". Tapi waktu itu pasangan aku bilang "Te, banyak banget orang yang ingin ada di posisi kamu. Kamu tuh langsung jadi aktris film layar lebar, udah kerjasama dengan sutradara yang well-known. Kayaknya lo nggak bisa mundur deh, a lot of people are dying to be in your position. Jadi lo tuh beruntung banget, lo jangan menyia-nyiakan kesempatan ini."
Apakah ada sosok atau karya tertentu yang menginspirasimu untuk terjun ke dunia akting?
Kalau sosok atau karya nggak ada sih. Tapi aku memang pada dasarnya suka nonton film sejak kecil, dan setiap aku nonton film yang bagus—yang ceritanya sangat moving bisa memberi efek secara emosional misalnya bikin nangis, bikin ketawa, atau bikin merinding gitu—aku sangat jatuh cinta sama film dan prosesnya. Dan menurut aku filmmaking itu magic banget, soalnya hasil sama prosesnya cukup jauh berbeda dan mereka melalui proses yang cukup panjang. Jadi, aku jatuh cinta sama filmmaking.
Apa film favorit kamu?
Untuk film luar negeri The Fall (2006) karya Tarsem Singh dan Garden State (2004) karya Zach Braff. Kalau film Indonesia, favorit aku adalah 3 Hari Untuk Selamanya (2007) karya Riri Riza dan Rumah Dara (2009) karya Kimo Stamboel dan Timo Tjahjanto.
Kalau kamu adalah seorang karakter di film, karakter siapa yang paling bisa menggambarkan diri kamu?
Hmmm siapa ya... Nggak tahu kenapa dari tadi kepikirannya Daria, dia karakter kartun yang super sarkas dan lempeng gitu. Aku suka sih sama karakter Daria.
Kalau dilahirkan kembali, apakah akan tetap memilih untuk berakting? Atau ada profesi yang ingin dijalani tapi belum tercapai?
Pengen banget dulu cita-cita aku pas SMA dan kuliah antara jadi pelukis, jadi art curator, atau kerja di art management—karena aku suka banget sama dunia seni apalagi seni lukis. Tapi di film juga seru, jadi bingung. Aku juga suka graphic design, jadi itu sih. Antara kerja di dunia seni atau graphic design.
Dalam beberapa film, kamu memerankan sosok perempuan yang mandiri dan tough. Definisi perempuan yang tough menurutmu apa?
Menurut aku semua perempuan punya sisi mandiri dan tough, tapi kalau definisi mandiri dan tough itu perempuan yang tahu apa yang dia mau; perempuan yang bekerja untuk mencapai goals-nya, perempuan yang bisa take care of herself; perempuan yang mengerti kapan dia harus berhenti dan kapan dia harus mengejar mimpinya. Jadi menurut aku perempuan yang mengerti dirinya luar dan dalam.