Membicarakan hal-hal tentang seksualitas, terkadang masih sangat tabu dan enggan diangkat ke ranah pembicaraan lingkup keluarga maupun sosial kita. Tapi berbicara mengenai topik ini dengan pikiran terbuka tanpa menghakimi akan memberikan manfaat pengetahuan dan bisa membuat kita lebih mengenal diri sendiri.
Mungkin selama ini, kita hanya tahu secara umum bahwa orientasi seksual hanya ada dua tipe yakni heteroseksual (tertarik dengan lawan jenis) dan homoseksual (tertarik pada sesama jenis). Namun, ada beberapa orientasi seksual yang belum banyak diketahui oleh masyarakat, salah satunya adalah demiseksual. Kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai orientasi seksual ini, seringkali demiseksual disalahpahami sebagai gangguan mental atau penyimpangan seksual.
Salah satu orang yang memiliki orientasi seksual ini adalah suami saya, Tio. Ia bercerita bahwa ia menyadari memiliki demiseksual setelah beberapa kali menjalin hubungan percintaan. Tio mengaku, ia hanya akan menjalani hubungan cinta dengan seorang perempuan bila ada ketertarikan emosional yang mendalam saja. Ketika pendekatan dengan calon kekasih, Tio akan lebih concern kepada perasaan satu sama lain hingga terciptanya ikatan emosional.
Namun, bila selama pendekatan tersebut ikatan emosional belum terbentuk, Tio tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius atau hanya berakhir sebatas teman saja. Seorang demiseksual mungkin terkesan sangat pilih-pilih ketika akan menjalin hubungan, tetapi bila memaksakan perasaan pada mereka, kemungkinan mereka tidak akan pernah tertarik secara seksual kepada orang yang memaksakan perasaan tersebut.
Sebab ketertarikan seksual baru akan benar-benar muncul setelah adanya ikatan emosional yang kuat pada orang tersebut dalam sebuah hubungan resmi. Lantas, bagaimana cara membedakan orang yang memiliki demiseksual dan tidak?
Mencoba Memahami Demiseksual
Dilansir Very Well Mind, istilah demiseksual pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006 di forum Asexuallity Visibility & Education Network. Lalu pada tahun 2008, kata 'demiseksualitas' telah menjadi lebih umum dalam leksikon modern, sebab sudah banyak orang yang mengidentifikasikan diri sebagai seorang demiseksual. Bahkan beberapa situs kencan seperti OkCupid memiliki fitur pilihan demiseksual saat menunjukkan orientasi seksual mereka.
"Kami sekarang belajar bahwa bersikap terbuka terhadap fluiditas sehubungan dengan gaya hidup dan preferensi adalah pendekatan terbaik," kata Dr. Margaret Seide, psikiater bersertifikat dan dewan anggota fakultas di New York University.
Sekilas kamu mungkin merasa demiseksual tidak jauh berbeda dengan ketertarikan umum seperti biasanya. Karena, hampir semua orang cenderung punya ketertarikan usai mempunyai kedekatan emosional. Selain itu, kebanyakan orang juga akan melakukan hubungan seksual dengan orang dekat secara emosional. Yang membedakan demiseksual dengan ketertarikan umum adalah orang demiseksual tidak bisa merasa tertarik pada orang-orang yang belum memiliki ikatan emosional atau kenal pada tingkat yang lebih dalam.
Misalnya, seseorang demiseksual tidak akan tertarik pada selebriti yang terkenal 'seksi' atau bahkan orang yang menarik karena fisik belaka--dengan kata lain, mereka tidak merasakan intensitas atau kerinduan yang sama seperti yang dirasakan orang lain. Cara lain untuk mengidentifikasikannya adalah seorang demiseksual tidak merasakan ketertarikan seksual terhadap seseorang sampai mereka terikat dalam sebuah hubungan. Sedangkan orang lain mungkin mengembangkan ikatan emosional hanya setelah mereka mengalami percikan ketertarikan seksual tersebut.
Walau pada akhirnya mereka akan tertarik pada orang lain seiring berjalannya waktu, tapi mereka bukan orang yang merasakan ketertarikan secara umum seperti karena penampilan, suara, atau bau. Sekali lagi, perbedaan utama adalah mereka hampir selalu merasa tertarik secara seksual kepada seseorang hanya setelah terikat dengan orang-orang pada tingkat yang lebih intim, emosional, atau spiritual.
"Jika membingungkan, mungkin karena seksualitas manusia tidak mudah dilabeli, didefinisikan, dan dimasukkan ke dalam kategori tertentu. Dengan sesuatu yang komplek dan berlapis-lapis seperti seksualitas manusia, masuk akal jika satu kata tidak menangkap pengalaman penuh seseorang sebagai makhluk seksual," ujar Seide.
Apakah Kamu Seorang Demiseksual?
Di antara kamu mungkin penasaran, apakah kamu adalah salah satu yang punya orientasi seksual ini? Untuk mengetahuinya, coba pikirkan baik-baik. Apakah kamu adalah seseorang yang bisa membayangkan melakukan one night stand atau casual sex, friends with benefit atau memulai ikatan cinta dari hubungan fisik terlebih dulu? Bila kamu tidak merasa bisa melakukannya, kemungkinan kamu adalah seorang demiseksual.
"[Pendekatan seks saat ini] sangat standar sehingga menciptakan kebutuhan untuk mendefinisikan perilaku yang berbeda dari istilah seperti demiseksual. Jika kamu hanya tertarik pada seseorang setelah kamu mengetahui kepribadian mereka, kisah hidup mereka, dan mempercayai orang itu, kamu mungkin seorang demiseksual," kata Seide.
Jadi demiseksual bukanlah suatu gangguan mental atau penyimpangan seksual. Hanya saja mereka yang memiliki orientasi seksual ini memang menginginkan sesuatu lebih untuk menciptakan ikatan hubungan mendalam.