Bandung, Ibu Kota Jawa Barat ini selalu memiliki pesonanya tersendiri. Tak hanya pada siang hari, saat malam hari pun pemandangan Bandung tidak kalah cantiknya. Apalagi saat tim CXO Media berkesempatan untuk merasakan sensasi makan malam dari atas Kota Bandung, tepatnya di The 18th Restaurant & Lounge, The Trans Luxury Hotel, Bandung
Saat kami tiba di lantai teratas The Trans Luxury Hotel, Bandung itu, kami disambut oleh keramahan para front officer yang siap melayani dan juga suara merdu dari penyanyi live music saat itu. Kami pun diantar oleh seorang pelayan restoran menuju meja yang telah dipesankan.
Di atas meja telah tertata rapi alat makan yang siap kami pakai untuk mencicipi lezatnya sajian The 18th Restaurant & Lounge. Untungnya, saat itu pemandangan kota Bandung cukup cerah dan sedikit berangin, setelah sehari sebelumnya diguyur hujan.
Setelah siap, waitress yang memang diperuntukkan melayani kami dari awal sampai akhir-hidangan pembuka sampai penutup. Memang salah satu layanan dari The 18th Restaurant & Lounge adalah kita bisa dilayani oleh satu pelayan saja dalam satu kali penyajian makan malam. Dan kami beruntung bisa merasakan layanan tersebut.
"Untuk hidangan yang kami sajikan lebih ke fusion food. Mungkin beberapa sajian terlihat seperti Italian dish, tetapi kalau dilihat dengan seksama masih ada sentuhan lainnya," kata Outlet Manager The 18th Restaurant, Panggih Suhermono saat ditemui CXO Media beberapa waktu lalu.
Nah, bagi kamu yang penasaran seperti apa pengalaman kami merasakan makan malam sambil melihat Kota Bandung dari atas, simak dalam artikel ini.
Appetizer yang Segar dan Gurih
Usai beberapa menit menunggu dan menikmati alunan lagu dari live music, makanan pembuka kami pun datang. Kami disajikan dua makanan pembuka yakni Ricotta Cheese Capresse dan Burnt Caesar.
Kami sendiri sebenarnya tidak terlalu familiar dengan hidangan Ricotta Cheese Capresse, sehingga ini adalah pengalaman pertama kami mencicipi hidangan tersebut. Hidangan ini terdiri dari Grapes Cherry Tomato yang dipadukan dengan Home-made Ricotta dan Relish. Perpaduan tomat dengan ricotta memberikan sensasi yang segar dan cukup menaikkan nafsu makan kami. Meski begitu, sepertinya hidangan pembuka ini bukan selera kami.
Sementara itu, Burnt Caesar menawarkan sajian caesar salad yang berbeda. Pada umumnya, caesar salad menjadi go-to appetizer yang dipesan oleh banyak pengunjung dan menjadi menu wajib di restoran western. Namun di The 18th Restaurant & Lounge, menu yang lazim dan cenderung basic ini ditingkatkan menjadi Burnt Caesar-selada dan potongan bacon dilumuri dengan cheddar cheese yang meleleh, lalu sausnya disajikan secara terpisah.
Cheddar cheese memberikan tambahan rasa yang membuat hidangan ini elevated dari caesar salad pada umumnya. Tekstur kejunya yang lembut dan rasanya yang gurih menjadi komponen yang menyatukan semua isi salad, tanpa menutupi rasa topping yang lain.
Soup dengan Rasa yang Autentik
Berikutnya, kami disajikan dua jenis soup yaitu Mushroom Veloute dan Vichysoisse. Kedua sup ini disajikan dalam porsi yang cukup mengenyangkan, dengan tambahan garlic bread sebagai pelengkap.
Untuk Mushroom Veloute-nya sendiri terdiri dari Wild Mushroom yang dihaluskan dan disajikan dengan Parmesan Espuma dan Truffle Oil. Oleh karena terbuat dari ingredients yang alami, mushroom soup ini terasa autentik dengan rasa jamur yang kuat.
Biasanya, Truffle Oil yang terlalu banyak bisa membuat hidangan menjadi terlalu beraroma. Tapi di sini penggunaan Truffle Oil cukup pas sehingga tidak menutup rasa mushroom soup-nya sendiri.
Sementara Vichysoisse yang terbuat dari Brioche Crouton, Leek Oil, dan Sour Cream memiliki cita rasa yang asam dan sedikit gurih. Creamy-nya sup tersebut memang cocok untuk garlic bread yang disajikan bersama.
Tetapi yang menjadi sorotan sajian ini adalah Leek Oil yang tak biasa digunakan di sajian Indonesia, kamu mungkin akan sedikit terkejut dengan aroma yang kuat. Overall, keduanya cocok untuk menghangatkan perut di malam hari.
Steak yang Empuk dan Juicy
Highlight dari menu makan malam ini tentu saja adalah steak yang menjadi signature The 18th Restaurant & Lounge. Kami berkesempatan untuk mencicipi Hanging Tender dan Flank Steak, dua-duanya menggunakan daging Australian Wagyu 250 gram.
Flank Steak disajikan bersama Baby Potato, Buttered Green Beans, dan Salsa Verde. Untuk tingkat kematangan medium, dagingnya sangat mudah dipotong dan terasa buttery ketika dimakan.
Sebenarnya, kualitas daging dan seasoning yang pas membuat Flank Steak ini enak disantap tanpa pelengkap yang bermacam-macam. Sehingga, sayuran dan saus salsanya sudah cukup untuk melengkapi steak. Akan tetapi, mungkin Flank Steak ini akan semakin nikmat apabila salsanya dibuat lebih banyak dan lebih cair agar bisa melumuri steak-nya dengan lebih menyeluruh.
Untuk Australia Wagyu Hanging Tender disajikan dengan peas mash, garlic chips, dan saus Peppercorn. Dagingnya sendiri dipotong dengan ukuran persegi sehingga memudahkan kami untuk memakannya. Meski dimasak dengan tingkat kematangan medium well tetapi juicy dari daging wagyu ini tidak hilang.
Yang membuat cita rasa daging wagyunya semakin keluar adalah saus Peppercorn. Saus yang dituangkan di atas daging, sangat cocok untuk lidah kami. Namun bagi kamu yang memiliki 'lidah' gurih, sayangnya saus ini tidak terlalu menonjolkan rasa umami.
Ditutup dengan Dessert yang Unik
Setelah puas dengan hidangan steak yang juicy dan mengenyangkan, tiba saatnya untuk mencicipi hidangan penutup. Hidangan penutup pertama yaitu Enchanted Forest, yaitu Lava Cake yang disajikan bersama dengan Chocolate Wood Log, Cherry Fluid gel, dan Salted Caramel Ice Cream.
Seperti namanya, semua komponen dalam hidangan ini disusun dan dibentuk untuk menyerupai unsur kayu di hutan. Misalnya, tekstur bagian Lava Cake di sini menyerupai batang kayu yang berserat. Lava Cake-nya sendiri sesuai dengan ekspektasi, lelehan cokelat langsung mengalir ketika cake ini dipotong.
Untuk rasa, cokelatnya tidak terlalu manis sehingga pas dengan lidah kami. Hanya saja, mungkin komponen cokelat dalam hidangan ini terlalu banyak dan hanya dilengkapi dengan sedikit cherry sauce yang bisa menyeimbangkan rasa.
Hidangan dessert kedua yang kami cicipi adalah Exotic Fruits. Terbuat dari Soursop Sorbet, dipadu dengan Passion Fruit Mousse dan Mango Chantilly, membuat makanan penutup yang satu ini melengkapi sajian-sajian lainnya yang telah kami cicipi.
Rasa segar yang menyeruak dari Mango Chantilly dan Soursop Sorbet membuat mulut kami benar-benar 'dicuci'. Disajikan dengan dingin, hidangan ini tak perlu lagi ditambah es krim atau apapun. Nah bagi kamu yang suka dengan rasa asam dan segar, makanan penutup ini sangat cocok untukmu.
Itulah eksperimen kami mencoba makan malam di atas Kota Bandung. Bagi kamu yang tertarik ingin merasakan sensasi yang sama seperti yang kami rasakan, kamu bisa berkunjung ke The 18th Restaurant, The Trans Luxury Hotel, Bandung.
Kamu bisa langsung datang ke restoran tersebut atau lebih baik lagi jika membuat reservasi terlebih dulu agar kamu mendapatkan tempat yang pas untuk makan malam sambil menikmati kota Bandung. Selain pemesanan sendiri, mereka juga menyediakan paket-paket menarik untuk kamu yang ingin makan berdua dengan pasangan atau temanmu lho.
"Kami punya beberapa kategori menu kalau ingin romantic dinner. Kita ada beberapa paket seperti A, B, dan seterusnya. Paket-paket itu terdiri dari beberapa course including dengan wine. Setiap paketnya pun memiliki menu yang berbeda-beda," kata Panggih.
Bagi kamu yang ingin merasakan romantic dinner yang di-arrange langsung oleh tim The 18th Restaurant, kamu harus menyiapkan budget mulai dari Rp 3 juta. Itu sudah termasuk dengan appetizer hingga dessert, layanan private waitress, dekorasi meja makan, dan wine.
Tertarik makan malam romantis seperti kami? Nah untuk kamu pemegang kartu kredit Bank Mega, nikmati potongan up to 25% dan 10% untuk AlloBank dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Artikel ini merupakan kerja sama antara CXO Media dengan The Trans Luxury Hotel, Bandung.
(ANL/DIR)