Membangun keluarga bersama pasangan dan memiliki buah hati yang lucu dan sehat menjadi impian banyak orang. Bahkan bisa dibilang bahwa hal itu merupakan target hidup yang terasa harus dicapai demi merasakan hidup yang sempurna. Tidak lengkap rasanya berbicara membangun keluarga tanpa memiliki rumah sendiri. Saat ini semakin banyak perumahan yang dibangun oleh developer skala besar hingga kecil dengan harga beragam di berbagai pinggiran Jabodetabek. Namun ada satu hal yang menarik untuk dilihat lebih dalam dari hal ini, yaitu tren rumah kecil.
Tren rumah kecil dengan ukuran 5x10, 5x12, hingga 6x12 bermunculan di sana. Didukung dengan arsitektur yang menawan serta ditambah jaminan mendapatkan berbagai fasilitas ala cluster, perumahan seperti ini mampu laku terjual bak kacang goreng. Tapi apakah rumah dengan ukuran kecil layak untuk jangka panjang?
Harus Memikirkan Pertumbuhan Keluarga Sendiri
Keluarga yang ada di bayangan hampir semua orang terdiri dari pasangan suami istri dengan jumlah anak dari satu hingga tiga. Bahkan bisa saja jumlah anak yang sudah direncanakan dari awal malah bertambah. Namun berkaca kepada tren rumah kecil yang hanya memiliki maksimal dua tempat tidur tanpa adanya lantai dua, bagaimana cara hidup di tengah kondisi seperti itu?
Rumah dengan ukuran 5x10, 5x12, hingga 6x12 dengan luas ruangan yang terasa semakin kecil setelah ditambah berbagai furniture. Jarak antara ruang TV dengan dapur bahkan bisa ditempuh hanya dalam 2-3 langkah kaki saja. Walaupun begitu, harga rata-rata rumah ukuran tersebut berada di angka 800 juta hingga 1 miliar lebih. Semua tergantung di mana letak perumahan tersebut. Apakah masih jauh dari pusat kota atau sudah terhitung dekat. Semakin dekat dengan pusat kota, maka semakin mahal pula harganya.
Membeli rumah memang bukan perkara mudah. Jika ada cash keras untuk bayar full, sudah patut disyukuri. Tapi, cicilan KPR yang memakan waktu 10 hingga 25 tahun menjadi opsi yang paling banyak dipilih. Beban cicilan yang harus dibayar juga tidaklah kecil karena bisa mencapai Rp 6-9 juta per bulan. Kondisi ini membuat suami dan istri harus tetap bekerja demi mencapai kemampuan finansial yang diperlukan.
Hal ini akhirnya membuat pasangan calon keluarga baru tidak hanya perlu memikirkan tentang bagaimana cara membayar cicilan rumah, tapi juga harus sepakat berapa anak yang nantinya dimiliki. Jika memang ingin punya dua anak, berarti harus mencari rumah yang setidaknya memiliki tiga kamar. Sebenarnya ada rumah kecil dengan konsep dua lantai dengan tiga kamar, tapi kembali lagi ke masalah harga yang sudah pasti lebih mahal.
Rumah Kecil untuk 'Keluarga Kecil'
Melihat bagaimana tren rumah kecil yang semakin marak karena telah terbukti mampu dibeli oleh pasangan dalam rentang usia 25 hingga 35 tahun, maka kalimat "rumah kecil untuk keluarga kecil" bisa dibilang menjadi fakta. Masyarakat tidak bisa lagi berandai-andai untuk memiliki rumah besar dengan jumlah anak yang banyak di tengah kondisi seperti sekarang ini. Keinginan untuk memiliki keluarga besar harus diredam sedemikian rupa karena dihajar oleh kenyataan.
Semua orang punya mimpi, tapi tidak selamanya mimpi itu mampu diwujudkan sepanjang hidup. Namun, setidaknya mimpi untuk memiliki rumah sendiri telah didukung oleh developer yang membuat rumah dengan ukuran kecil sehingga dari segi harga masih mampu dijangkau dengan usaha lebih keras. Untuk jangka panjang? Itu urusan nanti. Lebih baik fokus terlebih dulu dengan membeli rumah untuk keluarga sendiri, bagaimanapun luas rumahnya.
(tim/DIR)