Lombok, mungkin lebih dikenal dengan Rinjani yang maha tinggi, atau eksotisnya kehidupan di Gili yang menghibur hati. Belakangan, indahnya Lombok bahkan lebih lekat dengan kawasan Kuta, Mandalika, yang baru saja sukses menggelar ajang balap kelas dunia. Tiga nama barusan memang sulit dimungkiri keindahannya. Namun, akan janggal rasanya jika tidak menyebut Senggigi sebagai salah satu destinasi yang membekas di hati, jika kita membicarakan soal Lombok beserta pesonanya.
Senggigi merupakan kawasan menawan yang berisi segaris pantai di bagian barat pulau Lombok. Jauh sebelum Rinjani, Gili dan Mandalika memamerkan pesonanya, Senggigi merupakan destinasi utama yang menawarkan eksotika Lombok, sekaligus menjadi tulang punggung pariwisata di deretan kepulauan Sunda Kecil.
Senggigi/ Foto: Riz Afrialdi |
Lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Mataram. Mungkin hanya sekitar setengah jam dengan roda dua. Di sana, ada semilir angin yang berhembus dari sela-sela perbukitan. Halus bertiup, mondar-mandir menuju dan menjauhi pantai. Senggigi adalah tempat yang unik. Meskipun lebih dikenal dengan putihnya pasir di pantai yang membentang, keindahan wilayahnya tidak rampung begitu saja. Ada pula barisan bukit menjulang di belakangnya. Bukit-bukit ciamik beserta air terjun di tengahnya, berpunggungan manis dengan jejeran pantai, dan tidak kalah menarik untuk dijejali keindahannya.
Selanjutnya, ternyata Senggigi juga menyimpan atraksi Lombok nan magis. Daya tarik 'Si Cantik' asal Lombok satu ini, turut dilengkapi kekayaan harmoni budaya. Pada pesisirnya yang terjal dan berangin, Senggigi menyandingkan bauran Hindu dan Islam secara damai berdampingan. Di sana, terselip nikmat spiritual yang akan sulit diungkapkan bagi para pengunjungnya, tidak terkecuali saya.
Selain itu, kawasan yang menjadi daerah wisata favorit masyarakat setempat ini, juga menawarkan hiburan yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Jejeran penginapan berbintang dan tempat-tempat hiburan, rapi berbaris di tepian pantai. Pada lamunan ombaknya yang separuh pelan dan separuh kencang, Senggigi menawarkan pengalaman olahraga air yang menantang. Bahkan, sekelompok peselancar bersepakat menjadikan Senggigi sebagai taman bermain mereka.
Di tepi pasir putih yang bersinar, perpaduan antara suguhan mewah khas restoran komersial, secara tidak langsung ikut menopang mata pencaharian masyarakat lokal-yang menjejali pelbagai kerajinan tangan. Ada sesuatu yang sulit dijelaskan di sana. Intinya, Senggigi adalah tanah damai yang ramah toleransi dan keberagaman. Seperti halnya gelar pertunjukan Tari Kecak yang mampu tersaji khusyuk di Pura Batu Bolong, sedangkan umat Muslim tetap bisa meriah mengadakan Lebaran Topat dan festival Asyura ketika Hari Besar Islam datang.
Sunset Senggigi/ Foto: Riz Afrialdi |
Senggigi adalah tanah yang menyentuh hati. Bersama pancaran sunset warna-warni: kadang merajuk keunguan, kabang berona merah bagaikan jambu, hingga berwarna sempurna dan keemas-emasan, semuanya lengkap bersatu-padu. Hangat dan merdu, bersama kicauan burung di balik perbukitan yang semakin membirukan suasana. Berhadapan langsung dengan gagahnya Gunung Agung di seberang, Senggigi dan pesonanya, benar-benar sulit terlupakan.
Dua kali saya mengalami indahnya Senggigi. Yang pertama, hanya sekeliwat ketika hendak berkunjung ke Rinjani dan Gili. Satunya lagi, saya sempat singgah beberapa hari di sana, dan belum sepenuhnya puas mengeksplorasi Senggigi yang cantik secara optimal. Dari dua kunjungan saya ke sana, rasa tuntas dan puas masih urung tersimpulkan. Alhasil, niat untuk kembali ke Senggigi, akan selalu ada di dalam agenda saya. Tempat dengan sejuta pesona dan keindahan, di mana ada waktu pagi yang terkadang kelabu, senja yang menawan dan berwarna ungu, atau bahkan malam-malam nikmat berwarna biru. Senggigi dan sejuta pikat pesonanya, sungguh, saya ingin kembali ke sana.