Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto baru saja meluncurkan secara resmi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Senin (24/2). Seperti diketahui, Danantara adalah wadah baru yang dibentuk oleh Presiden Prabowo untuk menampung laba-laba dari seluruh BUMN untuk diputarkan kembali menjadi bentuk investasi yang menguntungkan negara.
Hari ini, Presiden Prabowo secara resmi meluncurkan Danantara dan segala aspek di dalamnya. Mulai dari orang-orang yang akan mengurusnya, siapa yang akan menjadi pengawasnya, hingga rencana ke depan untuk badan negara ini. Berikut ini adalah serba-serbi di peluncuran Danantara yang CXO Media rangkum.
![]() |
Danantara akan Mengelola Kekayaan Negara
Dalam pernyataan terakhirnya dalam World Government Summit beberapa waktu lalu, Prabowo mengatakan aset yang akan dikelola Danantara adalah sebesar USD 900 miliar atau setara dengan Rp14.647,5 triliun. Itu pun belum termasuk dana efisiensi di berbagai lembaga dan kementerian yang sudah dipangkas sekitar Rp300 triliun atau USD 20 miliar demi puluhan proyek strategis nasional.
"Dana yang sebelumnya terhambat inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran, akan dialokasikan untuk dikelola Danantara Indonesia. Diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional sebagai bagian dari industrialisasi dan hilirisasi," kata Prabowo dalam pidatonya di peresmian Danantara di YouTube Sektretariat Presiden.
Dia pun meyakinkan bahwa proyek yang dimaksud akan berdampak besar dan menciptakan keuntungan bagi negara. Misalnya menciptakan lapangan kerja baru, dan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu, Prabowo juga mengatakan bahwa tidak ada lagi menjual sumber daya alam murah dan menjual raw material ke negara lain.
Bukan hanya sebagai lembaga pengelola investasi, Danantara, kata Prabowo juga akan menjadi alat pembangunan nasional yang bakaln mengelola kekayaan negara untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
"Jangan salah, apa yang kami luncurkan hari ini bukan sekadar dana investasi, melainkan instrumen alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," ungkap Prabowo.
![]() |
Orang-orang di Balik Danantara
Usai meresmikan Danantara, Prabowo pun mengumumkan penandatanganan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia. Prabowo juga meneken Undang-undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara.
"Pada hari ini, Senin, tanggal 24 Februari 2025, saya Presiden Republik Indonesia menandatangani Undang-undang Nomor 1 tahun 2025. Selanjutnya, saya juga akan menandatangani Keppres Nomor 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Danantara," jelas Prabowo.
Setelah penandatanganan, terungkap Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Kepala Badan Pelaksana atau Chief Executive Officer (CEO) Danantara. Bukan hanya dia, Pandu Patria Sjahrir, keponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, menjadi Chief Investment Officer (CIO). Lalu, Dony Oskaria, Wakil Menteri BUMN, menjadi Chief Operation Officer atau pelaksana bidang operasional.
Walaupun kepala utama Danantara sudah diumumkan, namun nama-nama yang akan mengisi tubuh badan tersebut belum bisa diungkapkan. Tetapi banyak spekulasi bahwa mantan presiden dan beberapa tokoh negara sampai pengusaha akan menduduki jabatan penting seperti Dewan Penasihat dan Pengawas Danantara.
Saat peresmian Danantara hari ini, terlihat beberapa wajah familiar tampak bersanding dengan Prabowo dan menghadiri penandatanganan keputusan presiden hingga teken undang-undang. Ada spekulasi bahwa orang-orang yang hadir kemungkinan yang sudah fix ditunjuk Presiden Prabowo untuk melengkapi struktur Danantara.
Mereka antara lain Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ketujuh Joko Widodo, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Boediono, dan mantan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, hadir pula pengusaha Chairul Tanjung, tokoh ormas keagamaan, ketua umum Koalisi Indonesia Maju, pimpinan MPR, pimpinan DPR, hingga perwakilan kampus.
Namun Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi belum bisa memberikan bocoran dan statement jelas siapa yang akan menjadi penasihat dan siapa yang akan menjadi pengawas. Ia mengatakan bahwa Presiden Prabowo sendiri yang akan mengumumkannya. Ketika ditanya alasan mengajak mantan presiden sebagai pejabat Danantara, Hasan menjawab singkat.
"Dibutuhkan orang-orang yang berintegritas tinggi seperti tokoh-tokoh bangsa sebagai bagian dari penasihat lembaga ini," ujarnya.
![]() |
Prabowo: Danantara Harus Bisa Diaudit
Sebelum peresmian Danantara, ada wacana bahwa badan negara ini tidak akan bisa diaudit tanpa persetujuan DPR. Sehingga dikhawatirkan dana-dana tersebut bisa dikorupsi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, apalagi nilai yang diinvestasikan di Danantara mencapai triliunan rupiah.
Namun Prabowo menampik pernyataan bahwa Danantara tidak akan bisa diaudit. Dia justru menegaskan bahwa Danantara harus bisa diaudit dan dikelola dengan transparan.
"Danantara Indonesia untuk itu harus dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan sangat hati-hati, dengan sangat transparan, dengan saling mengawasi, harus bisa diaudit setiap saat oleh siapa pun," ungkapnya.
![]() |
IKN Tak Tersebut, Basuki: Saya Harap Ada Sedikit untuk IKN
Presiden Prabowo menyebut bahwa ada puluhan proyek strategi nasional yang akan kecipratan dana dari Danantara. Proyek tersebut akan difokuskan pada sumber-sumber daya yang diyakini bisa mendapatkan keuntungan bagi negara.
"Kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan," kata Prabowo.
Sayangnya dalam pernyataan tersebut, nama Ibu Kota Negara (IKN) tak disebut. Kepala Otoritas IKN, Basuki Hadimuljono berharap Danantara bisa membantu pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
"Kalau dari saya, karena Danantara memang.. kalau saya baca tujuannya untuk melakukan investasi dari dividen-dividen yang ada. Saya harapkan dicuilkan sedikit untuk IKN. Mudah-mudahan IKN juga kecipratan dari program tersebut, itu harapannya," kata Basuki dikutip Antara.
Itulah beberapa peristiwa yang terjadi saat peluncuran Danantara hari ini. Meskipun di antaranya cukup mengejutkan yakni nama CEO, CIO, dan COO yang berubah dari perkiraan, tetapi apa yang membuat penasaran adalah para penasihat Danantara yang belum tersebut oleh Presiden Prabowo.
Setelah Danantara diresmikan, artinya operasional untuk menjalankan investasi ke proyek strategi sudah mulai dijalankan. PR kita sebagai warga negara semakin berat sepertinya, yakni menjadi pengawas tak langsung untuk si 'peti emas' buatan pemerintah satu ini.
(DIR/DIR)