Shin Tae-yong resmi dipecat dari kursi pelatih kepala timnas Indonesia. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa kabar ini memberikan efek kejut ke arah negatif bagi peta sepak bola Indonesia. Pelatih yang dipandang membangun permainan timnas dari minus menjadi positif ini akhirnya terpaksa diganti oleh Erick Thohir dan PSSI.
Ada beberapa alasan yang sempat dilontarkan sebagai dasar pemecatan STY. Namun sekarang bukan lagi waktu yang tepat untuk membahas detail dari masing-masing poin tersebut. Lebih baik mari membahas tentang salah satu nama yang paling potensial menjadi pelatih timnas. Sosok tersebut adalah Patrick Kluivert.
Siapa yang tidak asing dengan nama ini? Kluivert adalah striker asal Belanda yang punya sejarah panjang di benua biru. Ajax Amsterdam, AC Milan, dan Barcelona jadi tiga klub paling memorable dalam kariernya. Jangan lupa dalam lemari pialanya, juga tersimpan beberapa medali juara liga dan turnamen, hingga Liga Champions 1994/95.
Tidak ada yang bisa menyangkal (juga) kalau pada eranya, Kluivert memiliki nama besar, termasuk langganan dipanggil timnas Belanda pula. Namun sekarang yang perlu disorot adalah karier kepelatihannya. Apakah memang dia layak menjadi pelatih timnas Indonesia?
Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Kluivert memang sudah hampir dipastikan menjadi pilihan pertama. Dimulai dari pengakuan Erick Thohir yang mengundang beberapa pelatih pada tanggal 25 Desember alias hari Natal untuk melakukan interview pelatih dan hanya Kluivert yang hadir, hingga foto mereka berdua yang beredar di internet. Jadi kalau sudah melihat semua kabar yang terpampang, kita akan melihat Kluivert di bench bersama timnas dalam waktu dekat.
Sepanjang kariernya sebagai pelatih, Kluivert lebih sering menjadi assistant manager dibandingkan menjadi manajer atau pelatih kepala. Kalau melihat perannya sebagai manajer di tim utama, maka ia hanya pernah melatih Curaçao dan Adana Demirspor saja. Hasilnya? Total 12 kali menang, 10 kali seri, dan 12 kali kalah. Sebuah hasil yang sama sekali tidak meyakinkan.
Pengalamannya menjadi pelatih utama memang sangatlah sedikit. Punya visi misi permainan yang jelas? Juga sama sekali tidak meyakinkan. Tidak tahu alasan apa yang digunakan Kluivert hingga membuat Erick Thohir yakin untuk merekrut jasanya. Kondisi inilah yang membuat pendukung timnas sangat was-was atas keberlanjutan perjalanan skuad Garuda di kancah internasional, terkhusus babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang mana kita masih perlu banyak kemenangan untuk lolos.
Rasa khawatir itu juga didukung oleh latar belakang Kluivert yang punya catatan kriminal, dari terlilit utang judi sampai dikaitkan dengan mafia sepak bola. Bisa dibilang catatan perjalanan kariernya sama sekali tidak mencerminkan ia layak menjadi pengganti STY.
Namun sepertinya PSSI memang sedang membangun proyek "Belanda" dengan mendatangkan Kluivert. Mengingat banyak pemain timnas saat ini berdarah Belanda, maka yang dipilih adalah Kluivert, serta ada kabar Louis van Gaal akan menjadi direktur teknik sebagai tandem paling cocok. Kalau sudah begini, maka memang proyek ini terasa optimis di mata PSSI dan Erick Thohir. Mereka rela memecat STY demi membawa aroma baru dalam menjadikan timnas lebih maju.
Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai pendukung memberikan respons seperti apa. Banyak sekali keraguan atas keputusan ini. Mau bersikap optimis atau pesimis, tidak ada yang salah atau benar. Pada akhirnya, waktu yang akan menjawab dengan tantangan sangat besar, mengingat tidak ada lagi friendly match sebagai masa adaptasi Kluivert beserta taktiknya menuju babak kualifikasi yang sangat ditunggu dan dibebankan untuk meraih kemenangan.
(tim/DIR)