Jelang pergantian tahun 2024, dunia digemparkan oleh 3 kecelakaan pesawat besar saling berdekatan. Kecelakaan pesawat pertama yakni Azerbaijan Airlines yang mengalami kecelakaan di Kazakhstan, disusul Jeju Air di Korea Selatan, dan terakhir Air Canada yang mengalami kecelakaan di Kanada.
Dilansir dari berbagai sumber, kecelakaan yang disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Bagi kamu yang terlewatkan apa yang terjadi pada kecelakaan tersebut, CXO Media mencoba merangkum untukmu. Simak di bawah ini.
1. Kecelakaan Azerbaijan Airlines Diduga Disebabkan Misil Rusia
Azerbaijan Airlines dilaporkan jatuh di Kazakhstan pada Rabu (25/12) waktu setempat. Akibat kecelakaan tersebut, sedikitnya 38 orang dinyatakan tewas dan 29 orang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat. Sebelum jatuhnya pesawat, rute Azerbaijan Airlines yang semula melewati Grozny, Chechnya ke Kazakhstan lalu dialihkan melintasi Laut Kaspia karena kabut tebal.
Meskipun awalnya maskapai tersebut menyatakan ada kerusakan pada pesawat, tetapi sumber pemerintah Azerbaijan secara eksklusif mengonfirmasi pada Kamis (26/12) bahwa pesawat jatuh diduga disebabkan oleh misil milik Rusia. Menurut sumber yang dikutip dari Euronews, rudal tersebut ditembakkan ke Penerbangan 8432 selama aktivitas udara pesawat tak berawak di atas Grozny, dan pecahannya mengenai penumpang berawak yakni Azerbaijan Airlines.
Narasumber tersebut mengatakan bahwa pesawat tersebut mengalami kerusakan dan harus mendarat darurat di bandara terdekat. Saat itu, bandara terdekat berada di Rusia. Namun tidak diizinkan oleh Rusia, akibatnya maskapai tersebut harus memutar melintasi Laut Kaspia menuju Aktau di Kazakhstan.
Sementara pihak Rusia mengkonfirmasi bahwa pada saat penerbangan Azerbaijan Airlines melewati wilayah Chechnya, pasukan pertahanan udara Rusia secara aktif berusaha menembak jatuh UAV Ukraina.
Sebelumnya, jatuhnya Azerbaijan Airlines dikonfirmasi disebabkan tabrakan dengan kawanan burung oleh pihak berwenang Kazakhstan yang merupakan sekutu Rusia. Sementara Departemen Regional Kementerian Kesehatan Kazakhstan merujuk apda 'ledakan tabung' di pesawat yang menjadi penyebab terjatuhnya pesawat.
2. Dari 181 Penumpang hanya 2 Orang yang Selamat dari Kecelakaan Jeju Air
Sebanyak 179 penumpang dari 181 penumpang di Jeju Air tewas akibat kecelakaan yang terjadi pada Minggu (29/12) waktu setempat. Hanya dua orang yakni pramugari yang berhasil selamat dari peristiwa mengenaskan hari itu. Diketahui Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C 2216 itu terbang dari Bangkok menuju Provinsi Jeolla, Korea Selatan.
Bencana penerbangan tersebut adalah bencana paling mematikan yang melanda Korea Selatan sejak tahun 1997 ketika Boeing 747 Korean Airlines jatuh di hutan Guam yang mengakibatkan hilangnya 228 nyawa. Dikutip CNN, penerbangan tersebut membawa 175 penumpang dan 6 awak pesawat dari Bangkok menuju Muan, Provinsi Jeolla, Korea Selatan.
Dalam beberapa rekaman milik netizen, terlihat sebelum pesawat mendarat terlihat percikan api di sayap pesawat. Kemudian terlihat pesawat mendarat tanpa roda depan-belakang yang terbuka itu turun dengan kecepatan tinggi menghantam tanah dengan perut pesawat, terseret hingga menghantam tanggul bandara.
Pada Senin (30/12) otoritas pejabat Korea Selatan mengonfirmasi bahwa pilot melaporkan tabrakan dengan burung sebelum ia melakukan pendaratan darurat yang gagal.
"Pilot melaporkan deklarasi darurat dan go-around karena tabrakan dengan burung. Pilot sempat mengumumkan 'mayday, mayday, mayday' tiga kali dan menggunakan istilah 'tabrakan dengan burung' dan 'go-around'," kata pejabat senior di Kementerian Perhubungan Korea Selatan, Kang Jung-hyun.
Kepala eksekutif Jeju Air mengatakan pada hari Minggu bahwa pesawat tersebut tidak menunjukkan "tanda-tanda masalah" sebelum kecelakaan hari Minggu. "Saat ini, sulit untuk menentukan penyebab kecelakaan, dan kami harus menunggu pengumuman resmi penyelidikan oleh badan pemerintah terkait," kata Kim Yi-bae saat jumpa pers di bandara.
3. Air Canada Kecelakaan Usai Pengumuman Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan
Selang beberapa menit usai kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan pada hari yang sama yakni Minggu (29/12), Air Canada diberitakan mengalami pendaratan yang keras waktu setempat. Menurut pejabat yang menyebabkan pesawat tergelincir di landasan pacu dan sebagian terbakar. Tapi beruntung kecelakaan ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Sebelumnya, Penerbangan Air Canada dengan nomor penerbangan 2259 yang dioperasikan oleh maskapai regional mitra PAL Airlines telah berangkat dari Bandara International St. John di Newfoundland tepat waktu pada Sabtu malam untuk menempuh perjalanan sekitar dua jam ke Bandara Internasional Halifax Stanfield di Nova Scotia.
"Setelah tiba, De Havilland DHC-8-402 mengalami 'dugaan masalah roda pendaratan'," kata juru bicara Air Canada seperti dikutip USA Today.
Seorang penumpang, Nikki Valentine mengatakan kepada kantor berita Kanada CBC News, bahwa pesawat mendarat miring ke kiri dan dia mendengar "suara yang hampir terdengar seperti suara tabrakan" saat sayap kiri pesawat menghantam trotoar. Pesawat kemudian terus meluncur cukup jauh.
"Pesawat itu berguncang cukup keras dan kami mulai melihat api di sisi kiri pesawat dan asap mulai mengepul dari jendela," kata Valentine.
Akibat insiden ini, lapangan terbang ditutup setidaknya sekitar 90 menit malam itu. Awak pesawat telah membongkar kabin dan memeriksa tas untuk diberikan kepada penumpang pesawat tersebut.
Itulah beberapa rangkuman tentang tiga kecelakaan pesawat yang menggegerkan dunia dalam waktu berdekatan. Meskipun bukan dialami di Indonesia, tapi insiden ini menjadi penutup tahun yang menyedihkan. Semoga kecelakaan transportasi yang paling diandalkan di dunia ini tak terjadi lagi.
(DIR/DIR)