Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpartisipasi aktif di CNN Indonesia Financial Forum 2024. Pada forum diskusi keuangan tersebut, OJK mengungkap masih terjadi ketimpangan akses keuangan di antara masyarakat, khususnya pada komunitas difabel.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK) Friderica Widyasari Dewi mengungkap bahwa OJK akan menaruh perhatian lebih perihal inklusivitas.
"Kami baru pulang dari Balige, itu di sana ada 1 desa yang banyak sekali saudara-saudara kita difabel. Saudara kita difabel ini mau buka rekening aja nggak mudah ya karena belum semua memberikan akses yang sama, ini yang kita terus perjuangkan juga," sebut Friderica, pada acara CNN Indonesia Financial Forum 2024 di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (12/11).
Peningkatan Daya Jangkau
Menurut data terakhir OJK, Indeks Literasi Keuangan Penduduk Indonesia berkisar 65,43%, sementara Inklusi Keuangan kita berada di 75,02%. Sekalipun angkanya terbilang tinggi, nyatanya masih terdapat celah yang konkrit.
Friderica menjelaskan, kalau permasalahan akses dan literasi keuangan terjadi di berbagai wilayah, bahkan di pulau terpadat se-Indonesia (dibaca: Jawa). "Saya pernah di satu daerah masih di Pulau Jawa, belum berbicara tentang mereka yang ada di luar pulau Jawa, ternyata akses itu tidak juga semudah yang kita bayangkan," kata dia.
Kasus seperti ini disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor geografis, sampai kurang meratanya jaringan internet. Dengan kondisi ini, ia berharap para penyedia layanan keuangan bisa lebih aktif menjamah wilayah di Indonesia.
"Sehingga ini memang dibutuhkan willingness (dari perbankan) untuk mau menjemput bola kepada saudara-saudara kita yang memang secara akses tidak seberuntung saudara-saudara kita lainnya," jelasnya.
(cxo/tim)